LEGENDA DESA LANGGEN DAN BUYUT ANJING JANGKUNG KEC LOHBENER
10 Desember 2016
Buyut Anjing Jangkung konon asalnya adalah seekor anjing yang jangkung (tinggi), anjing ini kepunyaan raja Sumedang.
Kisah Buyut Anjing, tidak terlepas dari legenda perang Dermayu dan Sumedanglarang.
Konon Wiralodra sebagai penguasa Indramayu ingin memperluas wilayahnya dengan merebut sebagian wilayah barat yang dimiliki oleh Sumedanglarang.
Wiralodra menemukan suatu cara yakni mengawinkan puteri raja Dermayu dengan raja Sumedanglarang karena waktu itu raja Sumedanglarang belum beristri.
Hal ini suatu kesukaran bagi Dermayu, karena Dermayu tidak mempunyai anak puteri, walaupun demikian hal ini dapat diatasi dengan jalan merubah sang raja Dermayu menjadi seorang putri.
Akhirnya raja Dermayu pura-pura menjadi penari topeng dan mereka berangkat ke Sumedanglarang .
Sesampainya mereka di daerah Sumedanglarang, dimulailah pertunjukan topeng itu. Mereka berkeliling dari satu desa ke desa lain dan menjadi terkenal karena penarinya yang sangat cantik dan berita itu sampai ke telinga raja Sumedanglarang.
Sang raja menyuruh patihnya untuk memanggil sang penari ke istana. Ketika penari datang terbuktilah penari itu sangat cantik dan meceritakan bahwa dia adalah putri dari raja Dermayu. Kecantikan sang penari menimbulkan rasa cinta raja kepadanya. Kemudian raja mengirim patih untuk melamarnya ke Dermayu.
Kedatangan patih dari Sumedanglarang diterima dengan baik oleh raja Dermayu dan menerima lamaran sang raja tapi dengan syarat menyerahkan sebagian daerahnya kepada raja Dermayu.
Syarat itu diterima oleh raja Sumedangarang demi cintanya kepada putri tersebut. Keesokan harinya dirayakan pernikahan antara raja Sumedang dengan putri Dermayu.
Selang beberapa hari setelah perkawinan berlangsung, raja Sumedanglarang selalu melamun, karena istrinya telah berubah sifat.
Setelah diselidiki ternyata ia bukan seorang putri yang sebenarnya dan terjadilah perselisihan.
Dikejar-kejarnya putri tadi dan ketika tertangkap berubahlah sang putri menjadi seorang pemuda.
Raja Sumedang sangat marah dengan kejadian itu, maka disuruhlah patih untuk meminta daerah yang diserahkan sebagai maskawin agar dikembalikan dari Dermayu namun ditolak oleh raja Dermayu dan terjadilah peperangan antara kedua raja tersebut.
Karena marahnya maka raja Sumedanglarang menyuruh patihnya mengeluarkan binatang yang kelak menimbulkan suatu peristiwa.
Binatang itu bernama Anjing Jangkung, badannya tinggi dan sakti dan ikut berperang.
Setelah sampai di arena peperangan maka mulailah anjing itu melancarkan serangan. Anjing tadi sangat ditakuti oleh pihak Dermayu, tetapi berkat kesaktian Ki Gede Penganjang dengan senjatanya yang bernama Sapu Jagat, anjing tadi terlempar jauh dan jatuh disebuah “Langenan” yang artinya tanah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang ada disekitarnya.
Tempat itu sampai sekarang disebut Langgen, sedang tempat dimana jatuhnya binatang ini menjadi komplek pekuburan warga setempat.