LEGENDA DESA CEMETI, DESA PENGAUBAN, DESA TELAGASARI DAN DESA TEMPEL
10 Desember 2016
Namanya saja legenda kalau legenda berarti cerita dari mulut ke mulut dan terjadi secara turun temurun. Dalam metologi penyusunan sejarah sangat jelas ditolak karena termasuk fakta sumber sekunder.
Dan kali ini penulis akan menuliskan legenda tentang terjadinya beberapa desa di kawasan kecamatan Lelea yakni legenda terjadinya desa Tempel, desa Pengauban dan desa Telagasari.
Kisah legenda yang penulis dapatkan ternyata memiliki dua versi yakni :
Versi Pertama :
Bermula dari kedatangan putra Talaga yang bernama Jaka Sukun, legenda desa Tempel dimulai.
Konon Jaka Sukun sangat sakti mandraguna dan penentang kolonialis VOC.
Jaka Sukun menjadi buronan tentara VOC.
Ketika Jaka Sukun menghindar ke arah utara dan terpojok beliau mengeluarkan senjata sakti yang bernama Cemeti Rukmin (selendang) namun karena persenjataan yang dipunyai VOC lebih canggih dalam artian tidak bisa melawan Bedil atau peluru, Jaka Sukun tidak bisa melawannya. Tempat ini kelak menjadi blok Cemeti di desa Cempeh Sekarang.
Jaka Sukun masih berlari kearah utara dan timur hingga berhentilah di sebuah kebun cabe, namun petani yang merasa takut terhadap tentara VOC melarang Jaka Sukun beristirahat di kebunnya, kelak tempat ini bernama blok Ceplik (desa Larangan).
Jaka Sukun pun berpindah dan melamun disuatu tempat yang kelak tempat ini bernama desa Langut.
Jaka Sukun terus belari kearah selatan dan berhentilah di bawah rindangnya pohon Baujan dan kelak menjadi desa Pengauban.
Jaka Sukun memiliki senjata tombak sakti, dalam pelariannya ke selatan tidak terasa tombak saktinya terjatuh pada sebuah sendang dan kelak menjadi cikal bakal desa Telagasari.
Jaka Sukun terus berlari dari selatan ke arah barat dan mengeluarkan ajian panghalimunan maka keluarlah kabut sehingga VOC merasa kehilangan jejak.
Tentara VOC dan pendekar pribuminya termangu-mangu, daerah ini adalah awal mula blok Tlangu.
Sampailah Jaka Sukun pada suatu pedukuhan yang dirasa aman dari kejaran VOC. Jaka Sukun merasa kerasan tinggal di pedukuhan tersebut dan dilindungi oleh Ki Buyut Jatem.
Ki Buyut Jatem memberi Jaka Sukun lahan untuk bercocok tanam disebelah timur rumahnya.
Karena Jaka Sukun merasa kerasan, nempel maka kelak akan menjadi cikal bakal desa Tempel sampai sekarang ini. (Makam Jaka Sukun berada di pemakaman Srukun sekarang).
Sementara versi yang ke dua sebagai berikut :
Ada tokoh yang konon sangat sakti mandraguna dan belum beragama islam, karena kedigjayaannya beliau sangat disegani oleh lawan yang ingin mengislamkannya. Dia seorang pendekar sakti.
Salah satu tokoh penyebar agama Islam diwilayah Cerbon Nagari (Cirebon Sekarang) yang tak lain adalah Ki Kuwu Sangkan alias Ki Cakrabuana yang pernah mencoba bertarung sengit melawan pendekar ini.
Dalam perkelahiannya pendekar sakti mengeluarkan senjata sakti yakni berupa Cemeti atau Selempang, tapi tidak mampu mengalahkan Ki Cakrabuana. Tempat ini kelak bernama blok Cemeti nama blok di wilayah Desa Cempeh.
Sang Pendekar berjalan menuju wilayah selatan beliau menemukan sebuah telaga atau danau dan dia pun beristirahat dan kelak temoat itu bernama desa Telagasari, dari tempat yang tidak jauh dari telaga tadi karena kepanasan akhirnya berteduh atau mgaub, yang kelak menjadi desa Pengauban.
Karena terus kalah dalam perkelahiannya sang pendekar sakti in melanjutkan perjalanannya ke selatan barat beliau pun menemukan tempat yang ia merasa betah, dia pun akhirnya tinggal disana dan bercocok tanam.
Karena merasa Nempel (sukses) dan ingin terus tinggal di pedukuhan tersebut maka lambat laun pedukuhan itu bernama desa Tempel.
___________
Menilik dari kitab Babad Dermayu II, kawasan ini menjadi area gerilya pasukan Bagus Rangin ketika melakukan perlawanan pada dalem Dermayu dan penjajah eropa.
Wallahu'alam bi showab