LEGENDA DESA RAJASINGA : PILANG BONGKOK DAN AYAM JAGO
26 April 2019
Kisah ini berhubungan dengan legenda desa Rajasinga Kecamatan Terisi.
Konon setelah memilih menetap di barat hutan sinang, Ki Ageng Agrantaka mulai membabat hutan untuk dijadikan pemukiman dan ladang sekaligus menjadi tempat syiar islam. Tempat yang sebenarnya masih angker dan masih banyak dihuni hewan buas namun dengan kesaktian yang dimilikinya ki Ageng Agrantaka bisa menundukan seekor singa sebagai peliharaannya disamping konon juga memiliki ayam Jago yang sangat hebat.
Suatu ketika ada orang-orang dari wilayah Rajahyang yang masih menganut agama Kesanghyangan menantang adu jago dengan ki Ageng Agrantaka maka disambutlah tantangan itu.
Akhirnya terjadilah adu ayam jago ini, antara ayam jago milik ki Ageng Agrantaka yang diberi nama Gesin dan ayam jago milik orang-orang Rajahyang yaitu Kejeli.
Pertarungan kedua ayam jantan ini konon tidak hanya diatas tanah tapi melayang terbang diatas bumi.
Singkat cerita ayam Kejeli kalah dan jatuh disuatu tempat yang kini tempat itu bernama Ciprage diwilayah barat.
Kekalahan ini dianggap tidak adil maka orang-orang Rajahyang menggeruduk kediaman ki Agrantaka.
Ketika sesampainya dikediaman ki Ageng Agrantaka maka didapatilah seorang wanita.
Demi mengetahui ada niat buruk atas kedatangan tamu-tamunya itu maka wanita itu yang tak bukan adalah isteri Ki Ageng Agrantaka segera mencabut pohon Pilang yang batangnya bongkok sebagai kursi serta mempersilahkan para tamunya duduk.
Melihat kesaktian wanita itu maka para tamunya membayangkan bagaimana sakti suaminya pasti akan jauh lebih sakti daripada istrinya yang mampu mencabut dan membopong pohon pilang yang besar itu maka para tamunya ini berlarian kembali ke desanya.
Konon setelah memilih menetap di barat hutan sinang, Ki Ageng Agrantaka mulai membabat hutan untuk dijadikan pemukiman dan ladang sekaligus menjadi tempat syiar islam. Tempat yang sebenarnya masih angker dan masih banyak dihuni hewan buas namun dengan kesaktian yang dimilikinya ki Ageng Agrantaka bisa menundukan seekor singa sebagai peliharaannya disamping konon juga memiliki ayam Jago yang sangat hebat.
Suatu ketika ada orang-orang dari wilayah Rajahyang yang masih menganut agama Kesanghyangan menantang adu jago dengan ki Ageng Agrantaka maka disambutlah tantangan itu.
Akhirnya terjadilah adu ayam jago ini, antara ayam jago milik ki Ageng Agrantaka yang diberi nama Gesin dan ayam jago milik orang-orang Rajahyang yaitu Kejeli.
Pertarungan kedua ayam jantan ini konon tidak hanya diatas tanah tapi melayang terbang diatas bumi.
Singkat cerita ayam Kejeli kalah dan jatuh disuatu tempat yang kini tempat itu bernama Ciprage diwilayah barat.
Acara Mapag Sri Desa Pegagan Losarang |
Kekalahan ini dianggap tidak adil maka orang-orang Rajahyang menggeruduk kediaman ki Agrantaka.
Ketika sesampainya dikediaman ki Ageng Agrantaka maka didapatilah seorang wanita.
Demi mengetahui ada niat buruk atas kedatangan tamu-tamunya itu maka wanita itu yang tak bukan adalah isteri Ki Ageng Agrantaka segera mencabut pohon Pilang yang batangnya bongkok sebagai kursi serta mempersilahkan para tamunya duduk.
Melihat kesaktian wanita itu maka para tamunya membayangkan bagaimana sakti suaminya pasti akan jauh lebih sakti daripada istrinya yang mampu mencabut dan membopong pohon pilang yang besar itu maka para tamunya ini berlarian kembali ke desanya.