JANGAN MEMINTA-MINTA !

Di abad pertengahan, para ahli sejarah, para cerdik cendikia, ahli fiqih, dan para filosof Islam belum begitu memperhatikan pendidikan Islam. Tidak ditemukan buku buku yang  berbicara mengenai pendidikan di zaman Nidzhom Al Mulk dan Sholahuddin al Ayubi kecuali sedikit sekali. (hal. 4)


Menurut Muhammad Athiyyah Al Abrasyi, terdapat kesulitan yang besar pada saat itu untuk menulis buku buku mengenai pendidikan. Teknik penulisan buku pada saat itu  hanya berupa fasal fasal yang berbeda, bab bab yang terbatas, nasehat nasehat yang menggugah, dan risalah risalah yang berkaitan dengan ilmu dan pengajaran. (hal 4-5).  Padahal, kata Al Abrasyi, kebangkitan benua Eropa sekarang ini lahir dari persentuhannya dengan ilmu ilmu bangsa Arab dengan kebudayaan Islamnya. (hal 5). 


Orang orang baduwi (kampung/ndeso)  tidak memiliki metode dan cara yang sistemik dan terstruktur dalam mendidik anak. Hanya saja, anak anak dan remaja baduwi  selalu berkumpul dengan orang tua dalam hal bergaul, bertatakrama, berbicara dan berbuat. Mereka, anak anak baduwi dan para remaja ini akan memperhatikan nasehat, bimbingan, hikmah, dan syair syair Arab dari para orang tua. 



Inilah gambaran proses pendidikan awal  bangsa Arab yang ditulis oleh Al Abrasyi di halaman 9.  Dari gambaran ini, Al Abrasyi menulis beberapa contoh ungkapan, nasehat, wasiat  orang orang baduwi pada anak anaknya atau saudaranya. (hal. 9 – 12). 


Diantara nasehat orang orang baduwi pada anaknya adalah sebagai berikut :

 

وَقَالَتْ أَعْرَابِيَةْ أُخْرَي توصي ابنها : 

" يا بنيّ إن سؤالك النّاس ما في أيديهم  من أشدّ الإفتقار إليهم ومن افتقرت اليه هنت عليه ولا تزال تحفظ وتكرم حتّي تسأل وترغب فإذا ألحت عليك الحاجة ولزمك سوء الحال فاجعل سؤالك الى من إليه حاجة السائل والمسؤل فإنه يعطي السائل " 


Seorang perempuan Arab menasehati anaknya : 

“ Wahai Anakku, sesungguhnya watak meminta minta pada orang lain itu merupakan bagian dari kehinaan. Barang siapa yang menghinakan diri, ia akan direndahkan. Kamu harus selalu menjaga harga diri dan kehormatan sampai kamu dimintai dan disenangi. Bila terdesak oleh kebutuhan, dan kamu sudah merencanakan sesuatu yang jelek, (maksudnya meminta minta), maka jadikanlah rencanamu itu (maksudnya meminta meminta) pada Gusti Allah, dzat yang telah memenuhi kebutuhan sail dan mas’ul (peminta minta dan yang diminta). Sesungguhnya Gusti Allah adalah dzat yang akan memberikan anugerah pada sa’il (peminta-minta)".

Telaah kitab Muhammad Athiyyah Al Abrasyi, “Al Tarbiyah Wa Falasifatuha”

Sumber : FB KH. Munawwir Amin

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel