SELAMAT MENGERJAKAN KADERISASI LAKPESDAM
Mari kita semua apresiasi atas statemen Ketua Umum PBNU yang mengatakan hanya akan ada satu sistem kaderisasi saat acara Silaturahmi dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama se-Sumatera dalam rangka Harlah Ke-99 NU wilayah barat di Komplek Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (3/3/2022). Statement ini kita tunggu-tunggu karena di bawah banyak yang bertanya-tanya soal tersebut.
Kaderisasi memang merupakan keharusan agar organisasi terus lestari, begitupun Nahdlatul Ulama. Kaderisasi structural NU sebenarnya tidak ada masalah jika semua pihak komitmen atas aturan-aturan organisasi yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Seringkali dalam event-event kaderisasi badan otonom seperti Ansor, IPNU, IPPNU, Fatayat saya diyakinkan oleh kaum muda bahwa sejatinya jika mereka diberikan ruang untuk mengembangkan dirinya, diendors dan difasilitasi maka Nahdlatul Ulama tidak akan kurang pengurus.
Mereka yang berproses dari IPNU dan IPPNU tentu bisa lanjut ke Ansor dan Fatayat, yang dari Ansor dan Fatayat lanjut ke struktural NU di tingkat ranting, MWC, PCNU dan seterusnya. Namun di lapangan seringkali ada anomali mereka yang tidak berproses dalam jenjang kaderisasi ujug-ujug masuk dalam struktural tanpa melalui proses yang difikirkan kelompok muda Nahdlatul Ulama. Maka muncullah perlunya kaderisasi struktural yang kemudian dinamakan MKNU (Madrasah Kader Nahdlatul Ulama) dan PKPNU (Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama).
Ide PBNU untuk mengadakana kaderisasi melalui satu pintu lewat Lakpesdam sebenarnya bukan barang baru, saya dapat informasi dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat bahwa sejak awal yang membidangi kaderisasi adalah Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) karena berhubungan dengan Sumber Daya Manusia. Ini bukan produk lama memang seperti itu adanya. Semoga ke depan semua pihak mengedepankan kepentingan perkumpulan diatas segala-galanya. Tidak perlu lagi ada dualisme siapa di pihak MKNU siapa dibelakan PKPNU, di atas semuanya adalah kaderisasi struktural mutlak dilakukan.
Yang terpenting adalah bagaimana caranya semua lembaga sebagai ruang aksi pengurus mengimplementasikan kerja-kerjanya bisa efektif bekerja. Kita harapkan juga semua Lakpesdam baik dari PBNU, PWNU, PCNU hingga ranting bisa menjalankan kerja-kerja kaderisasi tersebut. Jangan lalu karena kesibukan sebagai pengusaha, akademisi dan lain-lain jadi pengurus “Tukiyem” setelah terbentuk lalu bareng-bareng diem. Lakpesdam harus diberikan banyak resources baik asistensi program, dana, dan yang lebih penting lagi adalah harus diisi orang-orang yang punya kemampuan menggerakkan kegiatan.
Semoga semua lembaga bukan hanya Lakpesdam bisa bekerja efektif karena persoalan-persoalan suksesnya program kerja adalah hasil kerja-kerja lembaga yang menjadi kepanjangan tangan pengurus harian. Banyak gagasan besar dimunculkan dalam program kerja, justru tidak bisa terealisasi karena banyak lembaga tidak efektif bekerja. Banyak kader yang sudah kita latih dalam banyak event-event kaderisasi, jadi sebenarnya kita tidak kurang sumber daya manusia. Kita hanya perlu jeli siapa dalam posisi apa, the right man on the right place. Jangan sampai mereka yang biasa ngurusi kampus, terbiasa menerima tamu duduk diatas meja, justru disuruh muter-muter ke ranting ngurusi kaderisasi.
Lakpesdam harus mulai berfikir ke bawah jangan melulu melihat program-program dari Bank Dunia, mari melihat problem struktural sampai level ranting. Jika kemudian Lakpesdam masih menggunakan nalar elitis maka akan banyak soal rumit dalam kaderisasi struktural tidak bisa ditangani. Kita sambut gagasan besar PBNU untuk terus mengintensifkan kaderisasi karena dengan kaderisasi perkumpulan kita ini akan tetap lestari.
Penulis : Yahya Ansori, Sekretaris PCNU Indramayu masa kidhmat 2017 - 2022