TAK USAH KAU CEMASKAN ESOK
Seorang teman datang untuk curhat. Wajahnya tampak lesu dan murung seperti menyimpan gelisah. Lalu dia bercerita dengan suara lirih dan tersendat-sendat, tentang hari esok yang tak pasti, terutama rizkinya. Ada sejumlah orang di rumah yang saban hari menunggunya: isteri dan anak-anaknya yang masih sekolah.
Aku hanya bilang : keadaan psikologi cemas akan esok itu dialami banyak sekali orang di bumi ini, termasuk aku. Bukan hanya untuk alasan rizki, tetapi juga untuk alasan akan hilangnya kenikmatan hidup, ditinggal kekasih, pensiun, tua dan kematian.
Jika aku mengalami situasi sepertimu, aku segera mengingat puisi Imam al-Syafi'i. Beliau menulis :
سَهِرَتْ أَعينٌ، وَنَامَتْ عُيونُ
في أمورٍ تكونُ أو لاتكونُ
فَادْرَأ الهمَّ مَا استَطعْتَ عَنْ النَّفْــس
فحملا نكَ الهمومَ جنونُ
إن رَّباَّ كفاكَ بالأمسِ ما كانَ
سَيَكْفِيكَ في غَدٍ مَا يَكُونُ
Sementara berpasang mata telah larut dalam mimpi, matamu terus terjaga
Mencemaskan apa yang sedang dan akan terjadi atau tak terjadi
Palingkan hatimu sekuat kau bisa
dari kecemasan yang menyergap dan mengguncang jiwamu
(Ingat) Kemarin Tuhan mencukupimu dengan apa yang sudah diberikan-Nya
(Yakinlah) Dia niscaya akan menjamin untuk esokmu
Apa yang akan diberikan-Nya esok.
Lalu aku sampaikan juga kata-kata indah ini :
اذا لم تعرف عنوان رزقك فلا تخف. لأن رزقك يعرف عنوانك. فإذا لم تصل إليه. فهو حتما سيصل إليك
Jika engkau tidak tau dimana alamat rizkimu, janganlah kawatir berlebihan, karena rizkimu tahu dimana alamatmu. Jika engkau tidak sampai kepadanya, percayalah dia akan sampai kepadamu.
Sumber : Facebook KH. Husein Muhammad