DEMO PAMPERS DI GEDUNG DPRD INDRAMAYU
Sekali lagi jangan mengajari rakyat untuk mencari makan, juga jangan mengajari ikan untuk berenang. Setelah kemarin viral rameh video di Narukan dengan yel-yel “duit ra payu, duit ra payu”, hari ini medsos di Indramayu diramaikan dengan kiriman rekaman suara dan video demonstrasi di Gedung DPRD Kab. Indramayu. Maaf di Indramayu duit itu payu mas broh.
Dalam rekaman suara tersebut pendemo bercerita,
“Ya lumayan pak dipaih sega sebuntel, oli kanggo
tuku pampers pak.”
“Dipaih pira pak?”
“150, bokat ana demo maning ya ajak-ajak pak,
lumayan kanggo tuku pampers.”
Demo membela bupati itu sebenarnya sah-sah saja,
wajar dan dibutuhkan warga. Bahkan jika demo itu sering dilangsungkan maka akan
membantu ekonomi masyarakat Indramayu yang sedang dalam kesulitan ekonomi
karena kenaikan harga BBM. Semakin sering warga dapat orderan demo semakin
banyak uang beredar dan dapat membantu uang belanja masyarakat Indramayu.
Berdasarkan informasi dari anggota DPRD Kab.
Indramayu, Bapak H. Dalam, SH. KN, bahwa dalam APBD Perubahan Kab. Indramayu
telah disediakan anggaran untuk membantu warga Indramayu akibat kenaikan BBM yang
diambil 3 persen dari DAU (Dana Alokasi Umum). Pemerintah Kab. Indramayu
menganggarkan 7.4 Milyar yang peruntukannya adalah 4 milyar untuk bantuan
sosial, kemudian 1,2 milyar untuk penciptaan lapangan kerja, 1 milyar untuk
subsidi transportasi, dan terakhir 1,2 milyar untuk perlindungan sosial
lainnya.
Semoga saja penciptaan lapangan kerja itu bukan
kerja-kerja demo, karena demo itu ada bayarannya. Juga semoga masyarakat
Indramayu juga meniru warga Narukan yang tidak gampang tergiur uang untuk
mendukung orang. Tapi cara-cara elit membayar orang untuk mengambil dukungan itu
tidak mencerminkan perilaku terpuji, tidak etis memanfaatkan rakyat yang sedang
kesulitan. Kalau mau kasih duit ya kasihkan saja tak perlu suruh-suruh demo
segala.
Demo untuk sebungkus pampers, kekuasaanmu nanti apesss…
Penulis : Yahya Ansori