PENCURI YANG MATI MALAM ITU ADALAH SEORANG AYAH
Kadang kita tidak perlu peduli atas kematian-kematian di sekitar kita, toh mereka bukan rekan kita, bukan saudara kita, bukan keluarga kita. Seperti itulah ketika saya mendengar berita kematian persis sekitar 300 meter dari rumah saya.
Tentu kejahatan bisa ada dimana saja, pencurian ada
di mana saja. Tapi perlu atau tidak kita menilai atau mempersepsi berbeda
kematian-kematian tersebut. Konon di daerah kami ini banyak mereka yang
berprofesi sebagai begal motor, maling dan pencuri. Menjadi maling tentu
bukanlah pilihan pekerjaan, seringkali itu adalah keterpaksaan. Pencuri yang
mati malam jumat itu adalah juga seorang "Ayah" yang bisa jadi sedang berusaha
memenuhi keinginan keluarga, bisa jadi kebutuhan makan, kebutuhan sekolah atau
juga yang lain.
Sebuah sindiran lirik lagu Mujiono yang mengatakan :
“Tanah subur tapi hidup tak makmur
Di negeriku Indonesia
Tambang emas intan permata
Tapi entah siapa yang punya”
Tentu ada yang mencuri bukan sekedar untuk makan
seperti korupsi hakim agung, korupsinya Bupati, korupsinya anggota dewan.
Mereka dalam pandangan Diogenes adalah orang yang rendahan meski terlihat mulia
dalam pandangan umum. "Orang yang paling mulia adalah
mereka yang meremehkan kekayaan, pembelajaran, kesenangan, dan kehidupan;
menghargai saat kemiskinan, ketidaktahuan, kesulitan, dan kematian di atas
mereka." Kata Diogenes
Seharusnya orang-orang semacam Bupati
punya interes bagaimana menjadikan rakyatnya tidak kesulitan makan, makin
sejahtera tentu dengan penciptaan lapangan kerja. Tiap tahun kita menciptakan
angkatan kerja yang membludak apakah sudah disiapkan lapangan kerjanya?. Kalau
hanya sekedar keahlian menumpuk kekayaan melalui kekuasaan, buat apa anda berkuasa.
Sementara rakyat miskin mempraktekkan hidup irit, beras mahal dengan lauk
seadanya, untung saja tidak pake lauk keong sawah.
Persoalan penting dari masyarakat adalah
kemiskinan, keadilan, dan kesejahteraan sosial. Masyarakat juga butuh pelayanan
publik yang baik, pelayanan air bersih yang baik, pelayanan kesehatan yang
baik, pemenuhan kebutuhan pokok yang layak. Di tengah era ketika masyarakat
dipertontonkan dengan banyaknya ketidakadilan, masyarakat akan semakin putus
asa, masyarakat cenderung tidak percaya terhadap institusi penegakan hukum
apapun. Maka terjadilah main hakim sendiri.
Kalau para pemimpin tak peduli terhadap
kasus-kasus kematian warganya, kenapa dan ada apa? maka mereka itu memiliki kebajikan hanya di mulut
saja tanpa tindakan yang jelas, itu seperti harpa. Bisa mengeluarkan suara
merdu, tapi tidak dapat memahami musik, begitu kata Diogenes.
Penulis : Yahya Ansori