Tutin Marlia, Dosen Terfavorit dan Terbaik STIKES AKSARI Indramayu
Di desa terpencil yang jauh dari keramaian kota, hiduplah keluarga bahagia yang sederhana pasangan dari Bapak Sarka dan Ibu Khotimah dengan empat orang anak tiga putri dan satu putra. Dari keluarga yang keseharian aktifitasnya sebagai keluarga petani dan pedagang inilah tidak menjadikannya minder untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya menjadi generasi penerus yang berpendidikan tinggi tentu dengan pembiayaan untuk menyekolahkan anaknya yang tidak dipandang ringan.
Bertahun-tahun lamanya Bapak Sarka tidak lelah berangkat ke Pasar Patrol tengah malam sampai menjelang pagi membeli bahan sayur mayur untuk dimasak dan dijual kembali ke masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan istrinya Ibu Khotimah dengan tanpa bosan menunggu di rumah sambil bangun malam sesekali sholat sunah mendoakan semoga kelak dari kesemangatan keluarganha dalam menjalani hidup akan lahir anak-anak yang dibekali pendidikan tinggi.
Benar saja di tahun 2002 anak pertamanya lulus dari Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri Indramayu (AKSARI), Sarjana S1 Universitas Wiralodra Indramayu dan STIKES Mahardika Cirebon dan Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia Jakarta sebagai Dosen Tetap STIKES AKSARI Indramayu, anak keduanya Yustini Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Wiralodra Indramayu menjadu Guru di SDN Margadadi 1 Indramayu, anak ketiga Joko Purnomo Sarjana Bahasa Indonesia Universitas Wiralodra Indramayu menjadi Guru SMKN Bongas dan anak bungsunya Lily Aulin Asya Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Wiralodra Indramayu dan Mahasiswi aktif S2 Magister Pendidikan Matematika IKIP Siliwangi Bandung Guru di SMPI Darul Fikri Bongas dan asisten Dosen di IAIMA Darul Fikri Indramayu.
Dari keempat anak-anak keluarga sederhana ini, ada salah satu yang sangat cerdas, pandai dan cekatan. Adalah Tutin Marlia anak sulung dari pasangan keluarga sederhana ini sudah mempunyai dua anak Mohammad Nizar Azka Amrulloh sebagai santri kelas 12 Madrasah Aliyah Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan Muhammad Haikal Ridhol Mahbub kelas 5 di SDN Margadadi 5 Indramayu. Istri dari Rektor Institut Agama Islam Ma'arif (IAIMA) Darul Fikri Indramayu M.A. Heryanto Alfudholli syarat dengan prestasi.
Tutin biasa dipanggil oleh banyak orang sedari kecil, dikenal sebagai anak yang pandai. Alumni SDN Arjasari 2 Patrol sejak dari kelas 1 sampai kelas 6 selalu rangking 1 diikuti di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Musyawirirn Arjasari dari kelas 1 sampai kelas 4 juga peringkat 1. Batal menjadi santri di pondok pesantren, Tutin melanjutkan ke SMPN Bongas, lagi-lagi berbekal kecerdasan dan kedisiplinannya Tutin juga menjadi bintang kelas dari kelas 1 sampai kelas 3, bahkan terpilih juga sebagai Juara 1 MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur'an) tingkat SMP menyisihkan peserta lainnya.
Semasa kecil ketika sekolah SD berkeinginan menjadi dokter, Tutin pun sempat dijadikan dokter kecil tapi usai SMP kemudian lanjut di SMAN Kandanghaur berubah malah ingin menjadi pembaca berita dan reporter televisi. Berubah-ubah keinginannya, Tutin selesai lulus SMA tahun 1999 melanjutkan kuliah ke jenjang D3 di Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri (AKSARI) Indramayu. Perempuan dengan segudang prestasi merupakan suatu hal yang luar biasa dan membanggakan. Tak jarang jika perempuan memiliki banyak prestasi di berbagai bidang. Seperti pepatah“Tak ada usaha yang mengkhianati hasil", kata-kata ini cocok disandingkan dengan perjalanan dan perjuangan Tutin Marlia.
Bermodalkan kedisiplinan dan keseriusan dalam belajar serta dukungan keluarganya, tahun 2002 Tutin lulus AKSARI dengan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep), seperti biasa tidak menganehkan diacara Wisuda juga Tutin terpilih sebagai Wisudawan Terbaik karena setiap semester selalu Juara dari tingkat 1 sampai 3. Masih di tempat Wisuda di RSUD Pertamina Klayan Cirebon, Tutin dihadapkan dengan 2 tawaran pekerjaan, menjadi Perawat di Rumah Sakit tersebut atau menjadi Dosen di tempat kuliahnya.
Pilihan terbaiknya jatuh pada Akper Saefudin Zuhri Indramayu (AKSARI) yang di tahun 2022 sudah berubah naik tingkat menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aksar Indramayu dengan menjadi Staf Dosen Pengajar. Lagi-lagi berbekal kedisiplinan dan mengikuti tuntutan kewajiban sebagai seorang dosen, Tutin pun menyelesaikan kuliah S1 pada tahun 2008 di Universitas Wiralodra Indramayu dengan gelar SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) dan tahun 2015 menyelesaikan Program Pascasarjana S2 dengan gelar M.Kes (Magister Kesehatan Masyarakat) di Universitas Respati Indonesia (URINDO) Jakarta. Sebagai seorang dosen keahlian Keperawatan dirasa belum maksimal kalau tidak mengambil pendidikan profesi, maka walaupun sudah selesai S2, Tutin pada tahun 2019 menyelesaikan S1 Keperawatan dan Profesinya dengan gelar S.Kep., Ners di STIKES Mahardika Cirebon.
Bukanlah Tutin kalau tidak berprestasi dan membuktikan kinerja dalam setiap amanat yang diembannya. 20 tahun menjadi dosen di STIKES AKSARI Indramayu, selalu menjadi sosok dosen yang bahkan keberadaannya selalu dinantikan baik oleh mahasiswa maupun teman kerjanya. Wajar kalau kemudian selama menjadi dosen sering mendapatkan perhargaan, seperti Dosen Terbaik pilihan mahasiswa dan Dosen Terfavorit pilihan mahasiswa dan teman sejawat.
Dipilih menjadi Ketua Senat mampu membuktikan kinerjanya, bahkan dalam proses pemilihan pimpinan pun yang melalui Senat kita ditunjuk, Tutin selalu menjawab yang lain saja kalau masih ada yang mau. Ia berprinsip jangan sampai ambisi jabatan malah melupakan tugas utama kita sebagai seorang Dosen yang wajib mengajar. Kerjanya juga maksimal ketika diberi tugas untuk menempati jabatan di Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan dibuktikan menjadi Ketua Akreditasi baik prodi maupun institusi.
Saat ini, dari hasil kerja Tutin sebagai Ketua Tim dan dibantu dosen lainnya STIKES AKSARI Indramayu sudah terakreditasi Baik Sekali oleh BAN-PT. Semoga dari kesehariannya Tutin beraktifitas sebagai seorang Dosen Tetap dan Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIKES AKSARI Indramayu mampu melahirkan alumni-alumni STIKES AKSARI Indramayu yang berkualitas hebat, disiplin dan berprestasi yang diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan. Sehingga dimanapun alumni STIKES AKSARI Indramayu berada selalu mendapatkan respon yang positif dalam menjalankan karirnya baik didalam maupun luar negeri.
Belajar dari kisah Tutin sebagai seorang Dosen terbaik dan terfavorit ternyata bukan hanya di Kampus saja, tapi juga mampu membuktikannya ketika pulang ke rumah dengan menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya dan istri yang baik untuk suami tercintanya yang merupakan tujuan utama dari rumah tangganya yaitu Sakinah Mawaddah Warahmah dengan predikat Baiti Jannatii (Rumahku adalah Surgaku).
Pewarta adalah pemerhati aktifis pendidikan di Kabupaten Indramayu yang tidak mau disebutkan namanya dengan harapan cerita ini sebagai inspirasi masyarakat Indramayu