Sejumlah Kader PDI Perjuangan Siap menjadi Mahasiswa Baru T.A. 2023/2024 di IAIMA Darul Fikri Indramayu
Merupakan gebrakan yang sangat luar biasa yang dilakukan kader Sahabat Edi Fauzi dari PDI Perjuangan, karena koordinator kadernya Didi Masyhudi secara tegas mengatakan "siap mensukseskan Pemilu 2024 dengan ikhtiar mengantarkan Edi Fauzi menjadi Anggota DPRD dari Zona 6 yang mencakup Kecamatan Patrol, Sukra, Anjatan, Haurgeulis dan Gantar.
Di tempat terpisah kader inti dari Desa Kedungwungu Anjatan Blok Danayasa Mujahidin (biasa dipanggil Wa Endut) juga menegaskan kemungkinan ada sekitar 45 atau lebih kader inti PDI Perjuangan menyatakan diri akan berusaha mengamankan suara kader terbaiknya untuk duduk menjadi anggota DPRD dari Dapil 6.
Ungkapan pernyataan dua kader inti inipun direspon oleh Edi Fauzi yang sekaligus sebagai Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu dan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Indramayu dengan menghadiahi kadernya langsung didaftarkan menjadi Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2023/2024 di Institut Agama Islam Ma'arif (IAIMA) Darul Fikri Indramayu.
Legenda desa Cibereng, Terisi :
Edi berharap adanya kepercayaan masyarakat kepada IAIMA Darul Fikri Bongas Indramayu diharapkan semakin maju sesuai dengan harapannya, kader yang menjadi mahasiswa kedepan supaya menjadi Sarjana yang tangguh dan punya potensi yang baik sehingga bisa berkontribusi untuk memajukan Indramayu khususnya di Indramayu wilayah Barat.
Rektor IAIMA Darul Fikri Indramayu M.A. Heryanto Alfudholli (Kang Atho biasa kebanyakan orang memanggil) pun berharap ide brillian kader PDI Perjuangan Didi Masyhudi dan Endut (Mujahidin) bisa menjadi motivasi kaum muda Indramayu bagian barat khususnya dan Indonesia pada umumnya yang akan terjun dalam dunia politik hendaknya bisa memberikan beasiswa jenis pendidikan kepada kader-kader sehingga kedepan masyarakat Indramayu bisa menjadi pemilih yang cerdas dengan bekal pendidikan tinggi melalui gelar profesional kesarjanaan yang diperolehnya.
Walau banyak anggapan bahwa politik itu kejam dan kotor, tapi Atho justru punya teori lain dengan mengatakan, justru untuk bisa merubah suasana kejam dan kotor adalah dengan cara mencetak sarjana-sarjana yang baik, bijaksana dalam ucapan dan perbuatan, jujur, amanah, berakhlak, berilmu dan berkemajuan, sehingga ketika diterjunkan dalam dunia politik dimasa yang akan datang anggapan kejam dan kotor berubah menjadi bijak dan bersih. Semoga IAIMA Darul Fikri Indramayu bisa mengambil porsi berbeda untuk bisa menyumbangkan nilai positif dari yang sudah dilakukan oleh perguruan tinggi yang sudah lebih lama berdiri dan berkiprah di masyarakat.