Alvaro Recoba: Keajaiban Kaki Kiri yang Tak Terduga di Tengah Ketidakpastian Inter Milan
Awal musim yang penuh tantangan bagi Alvaro Recoba, atau yang akrab disapa "El Chino," memang tak berjalan mulus. Harapan besar yang dipikulnya saat bergabung dengan Inter Milan seakan sirna. Tidak ada tempat untuknya di lini depan Inter, sementara skuad asuhan Luigi Simoni tampil buruk sepanjang musim. Dari 13 pertandingan pertama, Inter hanya mampu mengumpulkan 19 poin, sebuah hasil yang mengecewakan.
Untuk memberikan kesempatan bermain lebih banyak, Inter meminjamkan Recoba ke Venezia pada pertengahan musim. Langkah ini tidak hanya memberi harapan bagi Recoba, tetapi juga untuk Venezia yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi Serie A. Di klub kecil ini, Recoba melihat peluang untuk membuktikan dirinya kembali, sementara bagi Venezia, kedatangan Recoba adalah jawaban atas krisis yang mereka hadapi.
Bersama pelatih Walter Novellino, Recoba seolah terlahir kembali. Sang
pelatih tidak hanya membangun tim yang sesuai dengan gaya bermain Recoba,
tetapi juga membantunya menjaga kebugaran dengan pola makan yang sehat.
Hasilnya langsung terlihat, Recoba mencetak 11 gol dan memberikan 9 assist
dalam 19 pertandingan. Performa gemilangnya ini tak hanya membantu Venezia
bertahan di Serie A, tetapi juga memenangkan hati para penggemar klub.
Momen penting lainnya terjadi ketika Recoba mencetak gol indah ke gawang
klub yang meminjamkannya, Inter Milan, lewat tendangan bebas memukau. Kombinasi
magis antara Recoba dan penyerang Filippo Maniero membawa Venezia dari jurang
degradasi, dan bahkan bersaing ketat dengan Inter yang akhirnya hanya finish
dua peringkat di atas mereka.
Meski Venezia puas dengan performa Recoba, Inter segera memanggilnya kembali
ke Milan setelah masa pinjamannya habis. Di bawah arahan pelatih baru, Marcello
Lippi, Recoba menjadi pemain penting dan tidak melewatkan satu pertandingan
pun. Namun, masalah internal Inter semakin memuncak. Ronaldo, bintang utama
mereka, cedera parah, ruang ganti pecah, dan Inter hanya mampu finish di peringkat
keempat. Lebih parah lagi, mereka gagal lolos ke Liga Champions setelah
disingkirkan oleh Helsingborgs IF dalam babak kualifikasi.
Keadaan semakin memburuk dengan pemecatan Lippi pada Oktober 2000,
digantikan oleh Marco Tardelli yang juga gagal membawa Inter bangkit. Meski
performa tim mengecewakan, Recoba tetap mendapatkan kepercayaan besar dari
presiden klub, Massimo Moratti. Bagi Moratti, Recoba adalah sosok magis,
seorang pemain yang meski tidak selalu tampil konsisten, tetap mampu memberikan
kejutan yang luar biasa.
Moratti bahkan pernah berkata bahwa ia lebih menyukai Recoba dibanding
Ronaldo, karena baginya Recoba menghadirkan lebih banyak kejutan. Tendangan
kaki kiri Recoba yang spektakuler membuatnya terus dihormati oleh para fans
Inter. Meskipun tak selalu disiplin dalam latihan, Recoba tetap dicintai, bukan
hanya karena kemampuannya, tetapi karena ia membawa keunikan dan kesenangan
dalam sepak bola.
editor
sm indramayutradisi.com