Di Ujung Hidup Bagian 1 (Pertama): Kisah Tragis Aden dan Perjuangan untuk Membebaskan Diri dari Kutukan
Di sebuah rumah sakit yang ramai, suasana hari itu terasa sangat pecah, dipenuhi oleh emosi dan kegelisahan. Aden, seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun, terbaring lemah di ranjangnya. Wajahnya yang keriput dan perutnya yang membesar menjadi gambaran menyedihkan dari kondisi yang dialaminya. Meskipun usianya masih muda, tubuhnya terlihat tak berdaya dan kelelahan. Di dekatnya, dua orang dengan penuh haru mengucapkan syahadat di telinganya, berharap agar Aden mendapatkan husnul khatimah.
Kisah ini bermula dari sebuah telepon yang datang dari seorang kerabat,
meminta bantuan untuk Aden yang sudah lama sakit. Sejak ditinggal ayahnya,
kondisinya semakin memburuk. Mukanya pucat pasi, dan tubuhnya semakin kurus
meski telah berobat ke berbagai rumah sakit dan klinik. Anehnya, setelah
kematian ayahnya, Aden mulai menunjukkan gejala yang sangat aneh, termasuk pembesaran
testis yang tak wajar, sebesar bola kaki—suatu hal yang sulit dijelaskan secara
medis.
Setelah berbagai upaya yang tidak membuahkan hasil, muncul dugaan bahwa
penyakit Aden berkaitan dengan perjanjian gaib yang dibuat oleh ayahnya.
Ternyata, ayah Aden terlibat dalam praktik pesugihan, sebuah praktik yang
diyakini melibatkan perjanjian dengan kekuatan gaib untuk memperoleh harta dan
kekayaan. Namun, seperti yang sering terjadi, ada harga yang harus dibayar.
Aden, tanpa sadar, menjadi korban dari perjanjian yang dibuat oleh ayahnya, dan
kini keluarganya berjuang untuk memutus rantai kutukan yang telah berlangsung
selama bertahun-tahun.
Proses pelepasan terakhir Aden di rumah sakit berlangsung dalam suasana yang
sangat penuh tantangan. Di sepanjang perjalanan menuju Bandung, sang penolong
mengalami pengalaman mistis yang tak terduga. Dalam perjalanan, dia berhadapan
dengan berbagai rintangan gaib yang seolah-olah ingin menghalangi akses ke
Aden. Hal ini menambah ketegangan di tengah upaya untuk membantu bocah malang
ini.
Sesampainya di rumah sakit, suasana di lantai tempat Aden dirawat semakin
menegangkan. Berbagai gangguan gaib tampak mengintai, seakan berusaha untuk
menjaga Aden tetap terkurung dalam penderitaannya. Sang penolong merasa
merinding setiap kali bertemu dengan sosok-sosok yang tidak terlihat, menambah
rasa cemas dan khawatir akan keselamatan Aden. Di antara hiruk-pikuk perawat
dan dokter yang berusaha memberikan yang terbaik, ada kekhawatiran yang
menghantui—apakah Aden akan selamat dari semua ini?
Dalam upaya untuk membebaskan Aden dari penderitaannya, keluarga dan
kerabatnya bersatu. Mereka berharap, dengan mengucapkan doa dan melakukan
ritual-ritual tertentu, bisa memutuskan kutukan yang membelenggu Aden. Namun,
kenyataan bahwa penyakit ini mungkin akibat dari perjanjian pesugihan menambah
lapisan tragis dalam kisah ini. Harta yang dulu melimpah dari hasil pesugihan
kini telah terkikis habis, meninggalkan keluarga dalam kemiskinan dan kesedihan
mendalam.
Seiring waktu berlalu, kondisi Aden semakin kritis. Namun, harapan tak
sepenuhnya sirna. Keluarga dan kerabat terus berdoa, mempercayakan nasib Aden
pada kekuatan yang lebih tinggi. Mereka mencari jalan keluar dari kesengsaraan
yang sudah terlalu lama ini. Di tengah semua kesedihan dan ketidakpastian, ada
satu harapan: memutus siklus penderitaan ini.
Saat hari perlahan menjelang malam, suasana di rumah sakit semakin mencekam.
Tak hanya keluarga yang berdoa, tetapi banyak orang yang merasakan ketegangan
yang melingkupi ruangan itu. Setiap suara mesin dan langkah kaki terasa lebih
keras, menambah ketegangan yang ada. Dalam hati mereka, tersemat pertanyaan,
apakah Aden akan berhasil keluar dari kegelapan ini? Apakah ia akan menjadi
korban terakhir dari perjanjian gaib yang merusak keluarganya?
Akhirnya, saat-saat terakhir tiba. Semua orang berkumpul di sekitar ranjang
Aden, memanjatkan doa dan harapan terakhir. Dengan penuh haru, dua orang
mengucapkan syahadat di telinga Aden, berharap agar di ujung hidupnya, ia
mendapatkan jalan yang terbaik. Suasana di rumah sakit itu penuh dengan isak
tangis dan harapan yang bercampur aduk, menciptakan momen yang tak terlupakan.
Kisah Aden adalah sebuah pengingat akan betapa rumitnya ikatan antara
kehidupan, pilihan, dan konsekuensinya. Pesugihan yang mungkin membawa kekayaan
bisa juga mengakibatkan penderitaan yang mendalam, dan Aden adalah bukti nyata
dari dampak tersebut. Dengan segala usaha dan doa, keluarga berharap agar
kutukan ini dapat diakhiri, memberikan harapan baru bagi generasi mendatang.
sumber: https://www.youtube.com/@MalamMencekam
editor
sm indramayutradisi.com