Kajian Politik Budaya dan Analisis Bahasa: Bedanya Calon yang Tahu Indramayu dan Indramayu Tahu

 

Kajian Politik Budaya dan Analisis Bahasa: Perbedaan Pengetahuan Calon dan Keterlibatan Masyarakat


Dalam dunia politik, pengetahuan dan keterlibatan calon terhadap wilayah yang mereka layani sangat mempengaruhi persepsi publik. Tiga frasa yang sering muncul dalam konteks pemilihan umum di Indramayu memberikan gambaran yang berbeda mengenai kedekatan dan keterlibatan calon: "Calon yang tahu Indramayu," "Indramayu tahu calon Bu Nina dan Tobroni," dan "Indramayu tahu tentangnya." Kajian ini akan mengeksplorasi makna di balik frasa-frasa ini dan implikasinya dalam konteks politik budaya.

1. Calon yang Tahu Indramayu

Makna: Frasa ini mengacu pada calon yang memiliki pengetahuan umum tentang Indramayu. Pengetahuan ini mungkin mencakup informasi dasar mengenai karakteristik daerah, isu-isu utama, dan kebutuhan masyarakat.

Kajian Politik Budaya: Menurut Michael Bratton dan Robert Mattes dalam studi mereka "Support for Democracy in Africa: Intrinsic or Instrumental?" (2001), pengetahuan dasar tentang daerah dapat menunjukkan bahwa calon memiliki minat untuk memahami kebutuhan lokal. Namun, pengetahuan ini sering kali dianggap sebagai langkah awal yang belum tentu mencerminkan komitmen atau hubungan yang lebih dalam dengan komunitas.

Analisis Bahasa: Secara linguistik, frasa ini menunjukkan pengetahuan yang bersifat permukaan dan tidak mendalam. Kata "tahu" di sini digunakan untuk menunjukkan tingkat pemahaman yang mungkin tidak melibatkan keterlibatan langsung atau personal (Bratton & Mattes, 2001).

2. Indramayu Tahu Calon Bu Nina dan Tobroni

Makna: Frasa ini menunjukkan bahwa masyarakat Indramayu memiliki pengetahuan khusus tentang dua calon, yaitu Bu Nina dan Tobroni. Pengetahuan ini kemungkinan mencerminkan hubungan atau reputasi yang telah dibangun oleh kedua calon tersebut di daerah tersebut.

Kajian Politik Budaya: Dalam karya "Political Culture and Democracy in Developing Countries" oleh Larry Diamond (2008), dijelaskan bahwa calon yang dikenal baik oleh masyarakat lokal sering kali memiliki keunggulan karena mereka telah membangun hubungan dan kepercayaan dengan komunitas. Ini menunjukkan keterlibatan yang lebih mendalam dan dukungan yang lebih kuat dari masyarakat setempat.

Analisis Bahasa: Frasa ini menekankan kedekatan dan pengetahuan spesifik yang dimiliki masyarakat tentang calon tertentu. Penggunaan kata "tahu" di sini mengimplikasikan kedekatan yang lebih personal dan mendalam, mencerminkan keterlibatan yang signifikan antara calon dan masyarakat (Diamond, 2008).

3. Indramayu Tahu Tentangnya

Makna: Frasa ini menunjukkan bahwa masyarakat Indramayu memiliki informasi tentang seseorang atau sesuatu, tetapi tidak menyebutkan seberapa dalam pengetahuan tersebut.

Kajian Politik Budaya: Dalam "Cultural Politics in a Global Age: Uncertainty, Solidarity and Authority" oleh David Held dan Henrietta L. Moore (2009), disebutkan bahwa pengetahuan yang bersifat umum atau superficial tidak selalu mencerminkan hubungan yang kuat. Pengetahuan ini mungkin tidak cukup untuk membangun dukungan atau keterlibatan yang substansial.

Analisis Bahasa: Penggunaan frasa ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat bisa bersifat dangkal atau tidak mendalam. Hal ini menunjukkan informasi yang mungkin bersifat umum tanpa adanya kedekatan atau keterlibatan yang signifikan dengan topik atau individu yang dimaksud (Held & Moore, 2009).

Kesimpulan

Perbedaan antara frasa-frasa ini menunjukkan bagaimana pengetahuan dan keterlibatan calon dapat mempengaruhi persepsi publik. "Calon yang tahu Indramayu" mencerminkan pengetahuan dasar yang tidak cukup untuk membangun hubungan mendalam dengan masyarakat. Sebaliknya, "Indramayu tahu calon Bu Nina dan Tobroni" menunjukkan keterlibatan dan kedekatan yang lebih besar, sementara "Indramayu tahu tentangnya" menandakan pengetahuan yang lebih umum atau dangkal.

Referensi:

  • Bratton, M., & Mattes, R. (2001). Support for Democracy in Africa: Intrinsic or Instrumental? Journal of Democracy, 12(3), 69-83.
  • Diamond, L. (2008). Political Culture and Democracy in Developing Countries. Lynne Rienner Publishers.
  • Held, D., & Moore, H. L. (2009). Cultural Politics in a Global Age: Uncertainty, Solidarity and Authority. Palgrave Macmillan.

penulis
Sumarta
Dosen Hukum dan Ekonomi Syariah IAI Padhaku Indramayu

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel