Kisah Perjanjian Gaib: Suami yang Tergelincir, Istri yang Bertahan, dan Anak dalam Bahaya

Kisah Perjanjian Gaib Bagian 3 (Ketiga)


Dalam kehidupan rumah tangga, terkadang badai datang tanpa peringatan. Namun, bagaimana jika badai itu datang dari dunia yang tak terlihat, dari makhluk gaib yang hadir karena sebuah perjanjian hitam? Inilah kisah nyata yang penuh liku, tentang seorang suami yang terjerumus ke dalam pesugihan, seorang istri yang bertahan demi cinta dan keluarga, serta seorang anak yang hampir menjadi korban dari perjanjian yang dibuat di luar batas manusia.

Awal dari Segala Masalah

Semua bermula ketika suami saya, yang selama ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga, tiba-tiba merasa tidak puas dengan penghasilannya. Kami hidup sederhana, namun suami saya mulai mencari jalan pintas. Rasa frustrasi karena tekanan ekonomi membuatnya mencari solusi cepat untuk mendapatkan uang, bahkan jika itu berarti melibatkan dunia mistis. Tanpa sepengetahuan saya, dia memutuskan untuk menemui seorang teman lamanya bernama Rudi, yang kemudian memperkenalkan jalan menuju pesugihan.

Saya masih ingat betul ketika suami saya meminjam uang sebesar beberapa juta rupiah. Katanya untuk keperluan mendesak, dan saya percaya begitu saja. Siapa sangka uang itu digunakan untuk membeli perlengkapan ritual yang aneh—bunga, pendil (tempat lilin), dupa, dan yang paling mengerikan, kepala kambing hitam. Itu semua adalah persyaratan untuk melakukan perjanjian gaib dengan sosok hitam yang menakutkan.

Ritual dan Kontrak Kematian

Ritual tersebut dilakukan di sebuah lokasi terpencil, ditemani oleh Rudi dan seorang kuncen (penjaga tempat ritual). Suami saya menggambarkan suasana di sana sangat menyeramkan. Angin tiba-tiba berhembus kencang di tengah malam, bunga yang dibawa beterbangan tanpa ada alasan yang jelas, dan yang paling menakutkan adalah kehadiran sosok hitam yang mengirimkan napas dinginnya langsung ke wajah suami saya.

Dalam keadaan ketakutan, tiba-tiba muncul secarik kertas dengan tulisan yang tidak bisa dia baca. Tulisan itu kemudian diserahkan kepada kuncen yang dengan cepat memberitahukan bahwa suami saya baru saja menandatangani kontrak umur—umurnya hanya akan bertahan selama 13 tahun 13 hari dari tanggal ritual tersebut. Itu adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kekayaan dalam waktu singkat.

Tidak ada waktu untuk mundur. Suami saya pulang membawa sebuah kardus yang dilarang untuk dibuka sebelum tiba di rumah. Saat kardus itu dibuka, isinya adalah uang yang jumlahnya cukup banyak. Namun, tak lama setelah itu, saya mulai merasa ada yang sangat salah. Saya tahu suami saya telah melakukan sesuatu yang mengerikan, tetapi saya tidak pernah menduga bahwa kesepakatan tersebut bisa berujung pada malapetaka bagi anak kami.

Dampak pada Anak dan Keluarga

Perjanjian yang awalnya suami saya kira hanya akan berdampak pada dirinya sendiri, ternyata merembet pada anak kami. Anak kami tiba-tiba jatuh sakit, bahkan hampir meninggal. Keadaan yang semakin memburuk membuat saya panik, namun dalam ketakutan dan kepasrahan, saya mendatangi Uwa (paman) saya yang terkenal memiliki kemampuan spiritual. Uwa langsung mencurigai ada kaitannya dengan perbuatan suami saya dan mendesaknya untuk menceritakan semuanya.

Setelah ditekan, akhirnya suami saya mengakui apa yang telah terjadi. Dia meminta maaf dengan penuh rasa penyesalan, tetapi kerusakan sudah terjadi. Anak kami sakit parah dan hampir meninggalkan kami. Uwa pun memutuskan untuk melakukan pembersihan gaib, memutuskan kontrak yang telah dibuat oleh suami saya dengan makhluk hitam tersebut.

Namun, bahkan setelah ritual pembersihan selesai, konsekuensi dari perjanjian itu tidak berhenti begitu saja. Kami menemukan bahwa uang yang dihasilkan dari pesugihan berubah menjadi daun kering. Suami saya, yang awalnya niatnya hanya untuk membantu keluarga, kini justru merasakan dampak buruk dari perbuatannya. Dia mulai berubah menjadi lebih temperamental, sering marah tanpa alasan, dan semakin jarang menunjukkan kasih sayangnya. Anak kami pun mulai menunjukkan tanda-tanda aneh, seperti bisa melihat sosok-sosok yang tidak terlihat oleh orang lain.

Kehidupan Setelah Pesugihan

Meskipun perjanjian itu sudah diputus, kehidupan kami belum kembali normal. Ekonomi keluarga kami semakin memburuk. Suami saya, yang dulu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sekarang hanya mendapatkan gaji di bawah standar, tidak cukup untuk menutupi biaya hidup sehari-hari. Uang yang dulu bisa kami tabung sekarang habis hanya untuk makan dan membayar tagihan. Kondisi ini membuat saya semakin terpuruk, tetapi saya terus bertahan demi anak-anak kami.

Saya tahu suami saya sebenarnya tidak ingin hal ini terjadi. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kami, tetapi dia memilih jalan yang salah. Sekarang, saya sering melihat suami saya termenung, seolah-olah ada sesuatu yang terus mengintai dirinya. Dia pernah bercerita bahwa dia merasa diawasi oleh sesuatu, bahkan hampir mengalami kecelakaan karena melamun saat mengendarai motor.

Namun, saya memilih untuk tetap bertahan. Saya ingat betapa besar kasih sayang suami saya sebelum semuanya berubah. Saya tahu dia tidak sengaja ingin menyakiti kami, dan saya percaya bahwa suatu saat dia akan kembali menjadi orang yang saya kenal. Saya sering mendoakannya, berharap agar dia bisa menemukan jalan keluar dari kesulitan ini.

Pesan untuk Pembaca

Kisah ini bukan sekadar cerita tentang pesugihan dan perjanjian dengan makhluk gaib, melainkan juga tentang pentingnya saling terbuka dalam hubungan suami istri. Jika ada masalah ekonomi atau tekanan hidup, bicarakanlah dengan pasangan, dan jangan pernah mencari jalan pintas yang melibatkan dunia mistis. Pesugihan mungkin menjanjikan kekayaan dalam waktu singkat, tetapi harganya terlalu mahal—bahkan nyawa bisa menjadi taruhannya.

Kepada para pembaca, jangan pernah tergoda oleh godaan untuk meminta bantuan makhluk gaib. Apa yang terlihat mudah dan cepat bisa membawa bencana besar dalam hidup. Selalu ingat bahwa kekayaan sejati bukan hanya materi, tetapi juga kebahagiaan dan kedamaian dalam keluarga.

Akhir dari Kisah

Sekarang, saya masih berusaha keras untuk menjaga keluarga ini tetap utuh. Meski suami saya sudah berubah, dan hubungan kami tak lagi seperti dulu, saya tetap berharap bahwa semua ini akan berlalu. Saya percaya bahwa dengan doa dan ketekunan, kami bisa melewati semua cobaan ini. Dan saya berharap, suatu hari nanti, suami saya akan kembali seperti dulu—sosok penuh cinta yang selalu berjuang untuk kebahagiaan keluarga.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Jangan pernah mengambil jalan pintas yang bisa merusak hidup kita dan orang-orang yang kita cintai. Harta memang penting, tetapi jangan sampai kita kehilangan kebahagiaan sejati demi hal-hal duniawi yang fana.


sumber: https://www.youtube.com/@MalamMencekam

editor

sm indramayutradisi.com


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel