Antara Untung dan Rugi dalam Masyarakat Kontemporer: Ilmu Sosial Dipinggirkan
Ilmu Sosial Dipinggirkan
Dalam diskursus ilmu sosial, seringkali terdapat pandangan bahwa kajian ini
tidak membawa keuntungan langsung. Banyak kalangan, terutama di Asia Tenggara,
menganggap bahwa ilmu sosial dipinggirkan karena dianggap tidak efisien atau
tidak berkontribusi pada keuntungan material. Namun, pandangan ini perlu
dipertanyakan. Ilmu sosial memiliki peran yang sangat penting dalam memahami
kompleksitas kehidupan masyarakat, interaksi antarbudaya, dan
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Tulisan ini akan
membahas pentingnya ilmu sosial dan implikasi dari pengabaian ilmu sosial dalam
konteks Asia Tenggara yang beragam.
Konteks Sejarah dan Sosial Asia Tenggara
Asia Tenggara adalah wilayah yang kaya akan sejarah dan keragaman budaya.
Sejak zaman prasejarah, wilayah ini telah menjadi persimpangan berbagai budaya,
agama, dan tradisi. Islam dan kolonialisme adalah dua faktor yang sangat
berpengaruh dalam membentuk masyarakat di kawasan ini. Sejarah yang beririsan
ini menciptakan masyarakat yang seharusnya memiliki identitas kosmopolitan.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang intelektual, “Kita sebagai warga Asia
Tenggara memiliki masa lalu yang saling berimpitan.”
Kondisi ini menunjukkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan, masyarakat di
Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan dalam hal identitas dan sejarah. Namun,
mengapa masyarakat seringkali kesulitan untuk menerima kompleksitas ini? Salah
satu alasannya adalah kecenderungan untuk memilih identitas yang lebih
sederhana dan tidak kompleks, yang berakar dari keinginan untuk menghindari
tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kenapa Ilmu Sosial Dipinggirkan?
Dalam banyak situasi, terutama di kalangan politisi dan birokrat, terdapat
anggapan bahwa pengajaran ilmu sosial, terutama sejarah, tidak memberikan
keuntungan finansial. “Mengapa mengajarkan sejarah jika tidak ada untungnya?”
adalah pertanyaan yang sering diajukan. Jawaban ini mencerminkan pandangan
sempit terhadap pendidikan dan ilmu sosial. Sementara itu, kekayaan suatu masyarakat
tidak hanya diukur dari segi finansial. Kekayaan sejarah, budaya, dan
pengetahuan adalah bagian integral dari identitas kolektif masyarakat.
Ilmu sosial penting karena memberikan pemahaman tentang diri kita dan dunia
di sekitar kita. Mengabaikan pengajaran ilmu sosial berarti mengabaikan hakikat
kemanusiaan dan kompleksitas kehidupan. Sejarah, misalnya, bukan sekadar
kumpulan fakta, melainkan cerminan perjalanan masyarakat yang bisa memberikan
pelajaran penting bagi generasi mendatang. Menurut Foucault (1991), “Sejarah
bukan hanya sekadar yang telah terjadi, tetapi juga cara untuk memahami
bagaimana kita sampai di sini dan ke mana kita pergi.”
Konsekuensi Pengabaian Ilmu Sosial
Masyarakat Tanpa Kesadaran Sejarah
Salah satu konsekuensi dari pengabaian ilmu sosial adalah terbentuknya
masyarakat yang miskin pengetahuan sejarah. Sebuah masyarakat yang tidak tahu
sejarahnya sendiri akan kehilangan identitas dan arah. Sebagaimana dinyatakan
oleh seorang akademisi, “Saya tidak dapat menunjukkan keuntungan dari sejarah,
tetapi saya dapat menunjukkan biaya dari tidak mengajarnya.”
Tanpa pemahaman sejarah, individu akan kesulitan menghadapi tantangan dan
kompleksitas kehidupan. Mereka cenderung mencari jawaban sederhana untuk
pertanyaan yang kompleks, yang pada gilirannya dapat memicu ekstremisme dan
radikalisasi. Ketika masyarakat dihadapkan pada kompleksitas identitas dan
eksistensinya, mereka sering kali mencari jawaban yang sederhana. Ini berbahaya
karena bisa mengarah pada pandangan yang sempit dan intoleransi.
Resiliensi Sosial yang Menurun
Resiliensi sosial adalah kemampuan masyarakat untuk menghadapi tantangan dan
adaptasi terhadap perubahan. Dalam konteks ini, ilmu sosial dapat berkontribusi
untuk membangun resiliensi sosial dengan memberikan pemahaman tentang
kompleksitas kehidupan. Namun, saat ilmu sosial dipinggirkan, resiliensi sosial
cenderung menurun.
Generasi muda saat ini, yang tumbuh dalam era digital dengan akses informasi
yang cepat dan mudah, sering kali menjadi kurang tangguh. Mereka lebih cenderung
mencari solusi instan untuk masalah kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa penting
untuk membangun kesadaran akan kompleksitas kehidupan dan pentingnya pendidikan
yang mengedepankan ilmu sosial.
Kehilangan Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas dan inovasi adalah pilar penting bagi kemajuan suatu masyarakat.
Namun, jika masyarakat mengabaikan ilmu sosial, mereka juga akan kehilangan
potensi kreatifnya. Ilmu sosial mengajarkan cara berpikir kritis dan kreatif,
serta memberikan wawasan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan baru.
Di Asia Tenggara, kreativitas muncul dari interaksi antara berbagai budaya
dan tradisi. Dalam konteks ini, pengajaran ilmu sosial dapat memfasilitasi
pertukaran ide dan mendorong inovasi. Sebagaimana diungkapkan oleh ahli
sosiologi, “Kreativitas kita sebagai masyarakat tidak terlepas dari kemampuan
kita untuk memahami dan menghargai keragaman.”
Membangun Kesadaran dan Penghargaan terhadap Ilmu Sosial
Pendidikan Multikultural
Salah satu cara untuk mengatasi marginalisasi ilmu sosial adalah dengan
mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum. Pendidikan ini
harus menekankan pentingnya keragaman budaya dan sejarah yang membentuk
identitas masyarakat Asia Tenggara. Anak-anak perlu diajarkan untuk memahami
bahwa mereka hidup dalam masyarakat yang kompleks dan beragam.
Dengan cara ini, generasi muda akan dapat menghargai kompleksitas identitas
dan memahami bahwa mereka adalah bagian dari suatu jaringan sosial yang lebih
luas. Ini akan membantu mereka untuk mengembangkan rasa bangga terhadap
identitas mereka dan menjauhi pandangan yang sempit.
Mendorong Penelitian dan Diskusi Ilmiah
Penelitian dan diskusi ilmiah yang berfokus pada isu-isu sosial dan sejarah
sangat penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya ilmu sosial. Institusi
pendidikan harus mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian yang
relevan dengan konteks sosial mereka. Diskusi tentang isu-isu yang dihadapi
masyarakat, seperti ekstremisme dan radikalisasi, harus menjadi bagian dari
kurikulum pendidikan tinggi.
Ketika mahasiswa terlibat dalam penelitian dan diskusi, mereka akan dapat
mengembangkan pemikiran kritis dan memahami kompleksitas masalah sosial. Hal
ini penting untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh dan inovatif.
Menggalang Dukungan untuk Ilmu Sosial
Menggalang dukungan untuk ilmu sosial di kalangan masyarakat luas, termasuk
di kalangan pemangku kepentingan politik dan ekonomi, adalah langkah penting.
Masyarakat harus didorong untuk memahami nilai ilmu sosial dalam menciptakan
masyarakat yang lebih baik dan berdaya saing.
Upaya ini bisa dilakukan melalui kampanye kesadaran yang mengedukasi
masyarakat tentang manfaat ilmu sosial. Masyarakat perlu diajak untuk memahami
bahwa ilmu sosial bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang praktik yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Ilmu sosial memiliki peran yang sangat penting dalam memahami kompleksitas
kehidupan masyarakat, terutama di Asia Tenggara yang kaya akan sejarah dan
keragaman budaya. Namun, marginalisasi ilmu sosial dapat memiliki dampak
negatif yang signifikan, termasuk hilangnya kesadaran sejarah, menurunnya
resiliensi sosial, dan kehilangan kreativitas.
Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran dan penghargaan terhadap
ilmu sosial melalui pendidikan yang inklusif dan dukungan dari berbagai pihak.
Dengan cara ini, masyarakat akan lebih mampu menghadapi tantangan yang kompleks
dan meraih masa depan yang lebih baik.
Penulis
Sumarta
Sumber Referensi:
Foucault, M. (1991). Discipline and Punish: The Birth of the Prison.
Vintage Books.