Membangun Indramayu yang Lebih Baik: Visi Ekonomi Kerakyatan, Gotong Royong, dan Pengelolaan Aset Daerah
Visi Ekonomi Kerakyatan, Gotong
Royong, dan Pengelolaan Aset Daerah
Dalam upaya membangun Indramayu yang lebih baik, berbagai sektor perlu diperkuat untuk menghadirkan perubahan signifikan. Salah satu sektor yang sangat penting adalah sektor ekonomi kerakyatan, yang mencakup perikanan dan pertanian. Tantangan yang dihadapi sektor ini tidak kecil—seperti kekurangan solar untuk nelayan, banyaknya kapal yang ditangkap, hingga tidak berfungsinya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Tanpa pengawasan yang ketat, banyak sumber daya ini justru dimanfaatkan oleh pihak lain di luar kepentingan nelayan.
Untuk itu, diperlukan penguatan ekonomi kerakyatan sebagai prioritas.
Pembangunan ini dimulai dari upaya untuk memastikan ketersediaan sumber daya
yang dibutuhkan rakyat, termasuk solar dan pupuk yang terjangkau. "Rendeng
ora banjir, sadon ana," adalah prinsip sederhana yang ingin diwujudkan,
yaitu agar para petani dapat berproduksi dengan baik tanpa hambatan seperti
banjir atau kekurangan air. Ketika pemerintah pusat atau provinsi tidak mampu
mengakomodasi kebutuhan tersebut, pemerintah daerah siap memberikan subsidi
dengan pola yang terstruktur dan berkelanjutan.
Penyediaan Subsidi dan Keberlanjutan Fiskal
Namun, pertanyaan utama yang muncul adalah: apakah pemerintah daerah
memiliki anggaran yang cukup untuk melaksanakan subsidi ini? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, langkah pertama adalah mempelajari kondisi fiskal daerah
saat ini. Dengan data fiskal yang akurat, pemerintah dapat merencanakan alokasi
anggaran untuk subsidi pupuk dan kebutuhan lainnya secara tepat.
Di samping itu, keamanan dan kenyamanan menjadi isu penting lainnya yang
dibahas. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memperkuat sinergi
antara RT, RW, desa, dan pihak keamanan, termasuk kepolisian. Hal ini penting
karena keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga seluruh
masyarakat melalui koordinasi dari tingkat paling bawah hingga ke pihak
kepolisian.
Penguatan Gotong Royong: Kearifan Lokal yang Perlu Diangkat
Gotong royong merupakan salah satu kearifan lokal yang menjadi warisan
pendiri bangsa Indonesia. Di Indramayu, semangat gotong royong atau guyub
rukun perlu terus dihidupkan untuk mendukung pembangunan yang inklusif.
Sayangnya, kebijakan yang tidak tepat bisa merusak semangat ini. Sebagai
contoh, Undang-Undang Desa yang memberikan anggaran langsung kepada desa justru
memunculkan persepsi bahwa kepala desa memiliki dana yang cukup, sehingga
masyarakat enggan lagi untuk bergotong royong. Padahal, pembangunan seharusnya
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan rakyat.
Oleh karena itu, pemerintah Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina
ingin menghidupkan kembali semangat gotong royong ini. "Pembangunan bukan
hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga rakyat," adalah pesan yang
ingin disampaikan oleh Bupati Nina dalam setiap kebijakan yang diambil.
Tantangan dan Solusi di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Aset Daerah
Tidak hanya ekonomi kerakyatan dan gotong royong yang menjadi fokus
utama, sektor pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas utama dalam upaya
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indramayu. Dalam beberapa
tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Indramayu memang masih tinggi, dan ini
berdampak langsung pada akses masyarakat terhadap layanan dasar seperti
pendidikan dan kesehatan.
Salah satu program unggulan Bupati Nina adalah dokter mangan atau
dokter masuk rumah, di mana tim medis datang langsung ke rumah warga
untuk memberikan layanan kesehatan. Program ini telah berhasil membantu lebih
dari 4.000 pasien, menjadikan pelayanan kesehatan lebih mudah diakses oleh
masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Selain itu, program Perempuan Berdikari juga menjadi salah satu
inisiatif penting untuk memberdayakan mantan pekerja migran. Indramayu dikenal
sebagai salah satu daerah pengirim Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbesar, dan
dengan adanya program pelatihan khusus bagi mereka yang sudah kembali,
diharapkan mantan PMI ini dapat mandiri secara ekonomi setelah pulang ke tanah
air.
Pembangunan Infrastruktur Publik: Menjadikan Alun-Alun Sebagai Simbol
Kedekatan Pemerintah dengan Rakyat
Pembangunan infrastruktur publik juga menjadi salah satu agenda
prioritas. Alun-alun rakyat, misalnya, menjadi simbol pembangunan ruang publik
yang dapat diakses oleh semua orang. Alun-alun ini bukan hanya tempat rekreasi,
tetapi juga menjadi lambang kedekatan antara pemerintah dan masyarakat, di mana
rakyat bisa bebas mengakses fasilitas umum.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga berfokus pada program penerangan
umum melalui Lebu Digital. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari
20.000 titik penerangan umum telah dipasang di seluruh wilayah Indramayu, jauh
melampaui target awal yang hanya 15.000 titik.
Pemanfaatan Aset Daerah yang Belum Tercatat
Salah satu masalah besar yang dihadapi banyak pemerintah daerah,
termasuk Indramayu, adalah banyaknya aset yang belum tercatat secara resmi.
Aset-aset ini tidak hanya bernilai secara material, tetapi juga memiliki
potensi besar untuk mendukung pembangunan daerah. Oleh karena itu, salah satu
program unggulan Bupati Nina adalah Lacak Aset Daerah, di mana
pemerintah berusaha menelusuri dan mencatat aset-aset yang belum masuk ke dalam
neraca daerah.
Dalam waktu lima tahun, pemerintah Indramayu berhasil mengidentifikasi
lebih dari 1.000 bidang tanah yang belum tercatat. Jika dikonversi, nilai aset
ini bisa mencapai lebih dari 20 miliar rupiah, sebuah angka yang signifikan
untuk memperkuat keuangan daerah.
Gotong Royong dan Religiusitas sebagai Pilar Utama
Selain itu, program bersuling atau berjamaah subuh keliling
menjadi salah satu inisiatif yang menggabungkan aspek religiusitas dan sosial.
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mempererat kedekatan antara
masyarakat dan pemerintah dengan cara yang lebih informal. Tidak hanya melalui
forum-forum resmi, tetapi juga melalui kegiatan keagamaan di masjid-masjid.
Program ini sudah dilakukan lebih dari 200 kali, dan dalam setiap
kunjungannya, pemerintah berusaha menyerap aspirasi rakyat langsung dari
sumbernya, tanpa melalui jalur-jalur formal yang sering kali membatasi
partisipasi masyarakat.
Kesimpulan: Indramayu yang Lebih Aman, Nyaman, dan Bermartabat
Visi Bupati Nina Agustina untuk menjadikan Indramayu sebagai daerah yang
bermartabat tidak hanya retorika. Dengan berbagai program yang telah
dijalankan, dari sektor ekonomi kerakyatan hingga pengelolaan aset daerah,
pemerintah Indramayu menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari masalah
keamanan, kemiskinan, hingga infrastruktur yang belum memadai, langkah-langkah
yang diambil oleh pemerintah daerah sejauh ini menunjukkan hasil yang positif.
Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku
kepentingan, harapan untuk mewujudkan Indramayu yang lebih baik menjadi semakin
nyata.
Penulis
Sumarta
Sumber
https://youtu.be/-9nxv_41iMc