Menangkap Tikus dengan Kucing Pragmatis: Prabowo dan Strategi Ekonomi Populis Sosialis
Prabowo dan Strategi Ekonomi Populis Sosialis
Dalam dialog yang intens ini, Hashim Djojohadikusumo, salah satu tokoh kunci
di kubu Prabowo Subianto, memaparkan visi besar untuk membawa Indonesia ke arah
pembangunan yang inklusif dan merata. Menyoroti berbagai aspek kebijakan yang
akan diambil Prabowo jika terpilih sebagai presiden, Hashim menekankan fokus
pada pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, serta meningkatkan pendapatan
negara tanpa menaikkan tarif pajak. Hashim juga mengungkapkan rencana ambisius
untuk mengatasi masalah-masalah struktural yang selama ini menghambat
pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk reformasi di sektor perpajakan dan
penegakan hukum.
1. Kebijakan Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Infrastruktur
Hashim menekankan bahwa program-program Prabowo terutama diarahkan untuk
mengentaskan kemiskinan. Prabowo, menurutnya, tidak peduli apakah kebijakan
yang diadopsi bernuansa kapitalis atau sosialis, selama tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, Hashim menyinggung filosofi
Deng Xiaoping dari Tiongkok, yang terkenal dengan pernyataan bahwa tidak
masalah apakah kucing itu hitam atau putih, yang penting bisa menangkap tikus.
Ini mencerminkan pendekatan pragmatis Prabowo, yang bersedia menggabungkan
elemen-elemen kebijakan kapitalis dan sosialis untuk mencapai tujuannya.
Salah satu rencana besar yang diusulkan adalah pembangunan 10 juta unit
rumah selama sepuluh tahun, dengan pembagian 2 juta unit rumah di pedesaan dan
1 juta unit apartemen di perkotaan setiap tahun. Program ini tidak hanya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat, tetapi juga akan
memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan industri terkait seperti semen,
baja, aluminium, dan sektor bahan bangunan lainnya. Dengan demikian,
pembangunan perumahan ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang
signifikan.
Hashim mengungkapkan bahwa masalah perumahan menjadi sangat krusial di
Indonesia, terutama di kalangan generasi muda seperti Gen Z dan milenial, yang
banyak di antaranya kesulitan memiliki rumah karena harga properti yang tidak
terjangkau. Hal ini berdampak pada rendahnya angka kelahiran di kalangan
generasi muda, karena mereka merasa tidak siap secara finansial untuk
membesarkan keluarga. Program perumahan yang diusulkan tidak hanya akan
memberikan akses ke tempat tinggal yang layak, tetapi juga dapat memacu
pertumbuhan populasi yang sehat, yang diperlukan untuk mempertahankan bonus demografi.
2. Meningkatkan Rasio Pendapatan Negara Tanpa Menaikkan Tarif Pajak
Hashim juga menyoroti pentingnya meningkatkan rasio pendapatan negara, atau
revenue ratio, yang saat ini berada pada tingkat 12,7%. Untuk membandingkan, ia
menyebutkan bahwa negara tetangga seperti Kamboja memiliki rasio pendapatan
18%, sementara Vietnam mencapai 23%. Dengan demikian, ada potensi besar untuk
meningkatkan pendapatan negara melalui penegakan hukum yang lebih baik dan
penerapan teknologi modern seperti kecerdasan buatan (AI).
Rencananya, Prabowo akan menutup kebocoran-kebocoran yang ada, yang selama
ini telah merugikan negara dalam jumlah yang sangat besar. Salah satu langkah
konkrit yang diambil adalah menindak pengusaha yang diduga melakukan okupasi
ilegal terhadap kawasan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, yang menurut data
pemerintah mencapai nilai tunggakan hingga 300 triliun rupiah. Upaya untuk
menutup kebocoran-kebocoran ini, menurut Hashim, dapat menghasilkan tambahan
pendapatan sebesar 50 triliun rupiah per tahun, yang kemudian bisa dialokasikan
untuk program-program kesejahteraan masyarakat, termasuk menyediakan makanan
gratis dua kali sehari bagi masyarakat miskin.
3. Program-Program Sosial yang Ambisius
Hashim juga mengungkapkan rencana untuk menyediakan makanan gratis bagi
masyarakat miskin sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan. Ia merujuk
pada ajaran agama, baik Al-Quran maupun Alkitab, yang menekankan pentingnya
memberikan makanan kepada orang miskin. Program makanan gratis ini dianggap
sebagai salah satu bentuk berkah dari Tuhan yang akan membawa kebaikan bagi
bangsa. Dengan menyasar sekitar 82 juta orang, program ini diharapkan dapat
menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah kekurangan gizi dan kelaparan di
Indonesia.
Selain itu, ada juga rencana pembangunan rumah sakit dan berbagai program
sosial lainnya yang akan didorong untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Hal ini sejalan dengan pendekatan Prabowo yang menekankan perlunya sinergi
antara sektor publik dan swasta dalam menyediakan layanan yang dibutuhkan
rakyat.
4. Reformasi Perpajakan dan Penegakan Hukum
Hashim menekankan bahwa Prabowo berkomitmen untuk tidak menaikkan tarif
pajak, melainkan berfokus pada peningkatan kepatuhan pajak dan penegakan hukum
yang lebih efektif. Ada indikasi bahwa beberapa pengusaha besar di Indonesia
telah menghindari kewajiban pajak dan belum membayar tunggakan besar mereka.
Pemerintah Prabowo berencana untuk memberikan "friendly reminder"
kepada para pengusaha tersebut untuk membayar kewajiban mereka.
Dengan bantuan teknologi canggih dan kerja sama dengan Bank Dunia,
pemerintah menargetkan peningkatan rasio pendapatan negara hingga 23% dari
Produk Domestik Bruto (PDB). Ini dianggap dapat dicapai dengan memperbaiki
sistem penegakan pajak dan menutup kebocoran, tanpa membebani masyarakat dengan
tarif pajak yang lebih tinggi.
5. Mengatasi Tantangan Ekonomi dengan Kebijakan Inklusif
Meskipun Prabowo berorientasi pada kebijakan yang disebut "populis
sosialis" oleh sebagian pengamat, tujuan utamanya tetap untuk menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi yang
dimiliki Indonesia saat ini dianggap sebagai aset besar yang perlu
dimanfaatkan. Namun, bonus ini juga menghadapi ancaman berupa penurunan
populasi anak-anak di kalangan Gen Z dan milenial, yang bisa mengancam masa
depan ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, Hashim mengajak dunia usaha untuk berperan aktif dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan peluang yang ada, terutama di
sektor perumahan. Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat
mencapai target 8% atau bahkan lebih, jika sektor perumahan dihitung sebagai
bagian dari strategi pertumbuhan nasional.
Kesimpulan
Visi besar Prabowo Subianto yang dipaparkan Hashim Djojohadikusumo
mencerminkan pendekatan pragmatis dan inklusif dalam mengatasi masalah-masalah
fundamental di Indonesia. Dari pengentasan kemiskinan hingga pengembangan
infrastruktur, semua langkah yang diambil bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat tanpa harus membebani mereka dengan pajak yang lebih tinggi.
Dengan memanfaatkan teknologi modern dan bekerja sama dengan institusi
internasional seperti Bank Dunia, pemerintah Prabowo berencana untuk menutup
kebocoran dan meningkatkan pendapatan negara secara signifikan.
Di tengah tantangan global dan dinamika ekonomi yang kompleks, pendekatan
Prabowo ini menawarkan harapan baru bagi masyarakat Indonesia untuk menuju
pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Sebagai negara dengan populasi
muda yang besar, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan
ekonomi utama di Asia, asalkan kebijakan-kebijakan yang diambil mampu
memberdayakan seluruh lapisan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan yang
merata.