Menelusuri Perjalanan Cak Lontong dalam Politik: Antara Pilihan Hati dan Tekad Membesarkan Keluarga
Antara Pilihan Hati
dan Tekad Membesarkan Keluarga
Dalam percaturan politik Indonesia yang semakin dinamis, nama-nama tokoh
terkenal sering kali menjadi pusat perhatian publik, tak terkecuali Cak
Lontong. Meski dikenal sebagai seorang komedian dengan gaya humor yang cerdas
dan unik, Cak Lontong ternyata memiliki pandangan yang mendalam tentang dunia
politik. Tidak jarang pula ia mendapat tawaran untuk terjun langsung ke dunia
politik, termasuk posisi strategis dalam Pilkada. Namun, keputusan untuk masuk
politik bukanlah perkara mudah baginya, terutama ketika menyangkut keluarganya,
terutama anak-anaknya yang memiliki pengaruh besar dalam
keputusan-keputusannya.
Tawaran Politik yang Menggoyahkan
Dalam salah satu kesempatan wawancara yang hangat, Cak Lontong membagikan
cerita tentang bagaimana intensnya ia menerima tawaran untuk terjun ke dunia
politik. Salah satu momen yang paling mengesankan adalah ketika anaknya
menangis karena ia mengira Cak Lontong akan menerima salah satu tawaran
tersebut. Anak perempuannya yang kedua, yang memiliki hubungan emosional yang
erat dengan sang ayah, sampai menangis saat mendengar kabar bahwa Cak Lontong
mungkin akan menerima tawaran tersebut.
"Sampai anak saya yang cewek itu nangis-nangis. Tidak mau saya
mengambil tawaran itu. Ketika anak sampai menangis, ya buat saya sudah enggak
ada alasan lain untuk tidak menuruti," ujar Cak Lontong dengan nada
serius. Bagi Cak Lontong, keluarganya, terutama anak-anaknya, memiliki tempat
paling utama dalam setiap keputusan yang ia ambil. Jika pilihan kariernya
membuat keluarganya tidak nyaman, maka ia akan memilih untuk menolak, meskipun
tawaran tersebut menggiurkan.
Keputusan tersebut menggambarkan betapa pentingnya keluarga dalam kehidupan
Cak Lontong. Sejak awal kariernya di dunia hiburan, ia sudah menekankan bahwa
apa pun yang ia lakukan adalah untuk kesejahteraan keluarganya. "Apapun
yang saya lakukan seperti saya katakan tadi, orang itu buat anak saya. Kalau
saya memilih sesuatu dan itu membuat anak saya menangis, ya buat apa,"
tambahnya.
Dekat dengan Dunia Politik, Tapi Tak Terjun Langsung
Walaupun tidak terjun langsung sebagai kandidat politik, keterlibatan Cak
Lontong dalam kegiatan politik bukanlah hal baru. Ia beberapa kali membantu tim
sukses calon kepala daerah dan presiden. Namun, peran yang diambilnya lebih
sebagai pendukung, bukan sebagai aktor utama. Bagi Cak Lontong, berkontribusi
pada dunia politik tidak harus berarti terjun langsung ke panggung utama,
melainkan bisa dilakukan dengan memberikan dukungan moral dan strategi.
"Jadi ketua tim sukses keluarga mendukung kalau itu. Karena sekali lagi
saya tidak terjun langsung untuk di pilkadanya. Saya membantu paslon untuk bisa
memberikan yang terbaik untuk warga yang dipimpin," ungkapnya. Pengalaman
ini mengajarkan bahwa kontribusi dalam politik tidak selalu harus berada di
garis depan, tetapi bisa dilakukan melalui peran-peran pendukung yang juga
signifikan.
Namun, tawaran untuk terjun langsung tetap datang menghampiri Cak Lontong.
Ia pernah ditawari untuk maju sebagai calon wali kota di Surabaya, kota yang
memang memiliki kenangan mendalam bagi dirinya. Bahkan, perhitungan untuk
menang dalam pemilihan tersebut dinilai cukup besar. "Sudah banyak yang
nawarin. Sampai-sampai saya ditawari jadi Wali Kota di Surabaya. Perhitungan
menangnya sangat besar, tapi saya enggak mau," cerita Cak Lontong.
Keengganan Cak Lontong untuk terjun ke politik bukan karena ia tidak peduli
dengan kondisi politik di Indonesia, melainkan karena ia merasa bahwa prioritas
hidupnya saat ini lebih condong pada keluarganya. Ia tidak ingin mengambil
keputusan besar yang nantinya bisa mempengaruhi hubungan dengan anak-anaknya,
yang jelas-jelas sangat ia sayangi.
Politik Indonesia: Harapan dan Kekecewaan
Sebagai seseorang yang pernah aktif dalam kegiatan politik dan sering
bersinggungan dengan tokoh-tokoh penting, Cak Lontong memiliki pandangan yang
mendalam tentang situasi politik Indonesia saat ini. Ia menceritakan bagaimana
dulu, di era Orde Baru, dirinya berpikir bahwa pemimpin Indonesia hanya bisa
berasal dari dua jalur: militer atau akademisi.
"Saya waktu itu berpikirnya begini, pemimpin di Indonesia itu hanya ada
dari dua jalur: dari militer atau dari akademisi. Kalau bukan anak tentara atau
dari jalur kampus, susah untuk jadi pemimpin," kenangnya. Namun, dengan
berjalannya waktu, terutama setelah reformasi, Cak Lontong melihat adanya
harapan baru di mana siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
pemimpin, tidak peduli latar belakang keluarganya.
Harapan itu muncul dengan adanya figur-figur pemimpin yang bukan berasal
dari kalangan elit politik atau keluarga pejabat. "Ternyata dengan
jalannya pemilu, orang biasa bisa menjadi pemimpin. Itu adalah harapan baru
bagi saya. Siapapun warga negara Indonesia ini, ketika punya kemampuan dan
kemauan, punya peluang untuk jadi pemimpin," tambahnya.
Namun, dengan berjalannya waktu, ia merasa harapan itu mulai pudar.
Menurutnya, sistem politik di Indonesia perlahan kembali ke pola lama, di mana
hanya mereka yang memiliki koneksi atau latar belakang elit yang bisa mencapai
posisi puncak. "Saya merasa sekarang berat lagi bagi anak-anak biasa untuk
jadi pemimpin. Kalau dulu saya bisa bilang ke anak saya untuk belajar yang
pintar biar jadi presiden, sekarang saya enggak yakin bisa ngomong seperti itu
lagi," ungkapnya dengan nada prihatin.
Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Meski begitu, Cak Lontong tetap berharap bahwa demokrasi di Indonesia akan
kembali ke jalurnya yang benar. Baginya, demokrasi harus memberikan kesempatan
yang sama bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang. "Harusnya
demokrasi ini tetap membawa bahwa siapapun punya hak yang sama untuk memilih
dan dipilih, selama itu punya kemampuan yang bisa ditunjukkan dan
dibuktikan," tegasnya.
Ia berharap bahwa Pilkada dan pemilu di Indonesia ke depannya bisa
berlangsung lebih demokratis dan memberikan harapan bagi generasi mendatang.
Sebagai seorang komedian yang sering kali menyentil isu-isu sosial dan politik
melalui lawakannya, Cak Lontong berharap bisa terus memberikan kontribusi
positif, meskipun dari luar panggung politik.
Di akhir wawancara, Cak Lontong menutup dengan candaan khasnya. "Baru
kali ini saya ngobrol serius banget, biasanya enggak pernah kayak gini. Mungkin
istri saya juga heran kalau tahu saya bisa ngobrol serius," tutupnya
dengan tawa.
Penutup
Cak Lontong adalah sosok yang menarik di dunia hiburan dan politik
Indonesia. Meskipun sering ditawari untuk terjun langsung ke dunia politik, ia
lebih memilih untuk fokus pada keluarga dan perannya sebagai komedian. Dengan
pandangan yang tajam dan humor yang cerdas, ia tetap menjadi sosok yang
dihormati, baik di panggung hiburan maupun di dunia politik.
Penulis
Sumarta
Sumber
https://youtu.be/cnIE-dnXzmE