Menggali Program Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah: Peluang dan Tantangan bagi Masyarakat
Keuangan Syariah: Peluang dan Tantangan bagi Masyarakat
Di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi, program keuangan inklusif dan keuangan syariah semakin menjadi sorotan di Indonesia. Terlebih, dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur kedua aspek ini, banyak harapan yang muncul untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di kalangan perempuan dan petani. Namun, dalam pelaksanaannya, muncul berbagai tantangan dan kesalahpahaman yang perlu dicermati. Artikel ini akan mengupas tuntas program-program tersebut, dengan fokus pada realitas di lapangan dan dampaknya terhadap masyarakat.
1. Apa Itu Keuangan Inklusif
dan Keuangan Syariah?
Keuangan
inklusif adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan akses yang lebih
besar kepada semua lapisan masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan.
Konsep ini menekankan bahwa setiap individu, tanpa memandang status ekonomi,
harus dapat mengakses layanan perbankan, kredit, dan asuransi. Dalam konteks Indonesia,
program keuangan inklusif berusaha mengurangi kesenjangan akses finansial di
antara kelompok masyarakat yang kurang terlayani.
Sementara
itu, keuangan syariah merujuk pada sistem keuangan yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah Islam. Ini mencakup larangan terhadap riba (bunga),
investasi dalam bisnis haram, dan prinsip berbagi risiko. Keuangan syariah
semakin mendapatkan perhatian sebagai alternatif yang ramah bagi masyarakat
yang menghindari riba dan ingin berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai agama
mereka.
2. Program Perpres Keuangan
Inklusif dan Keuangan Syariah
Perpres
tentang keuangan inklusif dan keuangan syariah diterbitkan sebagai respons
terhadap kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses finansial bagi masyarakat.
Program ini mencakup berbagai inisiatif, termasuk pemberian kredit tanpa
jaminan, pelatihan keterampilan, serta pengembangan usaha kecil dan menengah
(UKM). Salah satu contohnya adalah program "Perempuan Berdikari" yang
bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui akses keuangan dan pelatihan
keterampilan.
a. Pemberdayaan Perempuan melalui Program
"Perempuan Berdikari"
Program
"Perempuan Berdikari" diharapkan dapat memberikan dukungan kepada
perempuan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan taraf hidup mereka. Melalui
program ini, perempuan diharapkan mendapatkan akses keuangan yang lebih baik,
serta pelatihan dalam berbagai keterampilan yang relevan dengan kebutuhan
pasar. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa
tantangan yang perlu dihadapi.
b. Tantangan dalam Implementasi Program
Salah
satu tantangan utama dalam pelaksanaan program ini adalah pengelolaan dana yang
kurang transparan. Misalnya, dana yang seharusnya dialokasikan untuk mendukung
program "Perempuan Berdikari" justru dikelola oleh lembaga keuangan
yang mengalami kebangkrutan. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai
akuntabilitas dan integritas dari pengelola program.
3. Perdebatan mengenai Akses
Pembiayaan
Salah
satu isu yang muncul adalah mengenai akses pembiayaan bagi kelompok rentan,
termasuk perempuan dan petani. Meskipun program keuangan inklusif bertujuan
untuk memberikan akses yang lebih baik, realitas menunjukkan bahwa masih ada
kendala dalam memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk mendapatkan
pinjaman. Selain itu, adanya persepsi negatif terhadap lembaga keuangan
tertentu yang dianggap tidak transparan dalam pengelolaan dana.
a. Pengaruh Terhadap Ekonomi Masyarakat
Pengaruh
dari program keuangan inklusif dan syariah terhadap ekonomi masyarakat cukup
signifikan. Banyak perempuan yang berhasil memulai usaha kecil-kecilan berkat
dukungan finansial ini. Namun, tidak jarang mereka harus berjuang untuk
memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman yang tinggi, yang dapat mengancam
keberlangsungan usaha mereka.
b. Pengalaman Para Pekerja Migran
Para
pekerja migran (PMI) juga menjadi bagian dari diskusi ini. Banyak PMI yang
kembali ke tanah air dengan membawa remitan yang cukup besar. Namun, tanpa
bimbingan dan akses yang tepat, mereka sering kali kesulitan untuk
menginvestasikan uang mereka dengan bijak. Program-program yang dirancang untuk
membantu PMI dalam pengelolaan keuangan mereka perlu diperkuat agar mereka
dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian lokal.
4. Memahami Anatomi Masalah
Dalam
diskusi mengenai program-program ini, sering kali muncul pertanyaan tentang
"anatomi" atau struktur masalah yang ada. Mengapa beberapa program
berhasil, sementara yang lain gagal? Beberapa pengamat mencatat adanya
perbedaan dalam pendekatan dan cara pandang antara pihak-pihak yang terlibat.
Misalnya, bagaimana Bupati mengelola anggaran dan membangun komunikasi dengan
masyarakat serta lembaga-lembaga terkait.
a. Keterlibatan Masyarakat
Keterlibatan
masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan program sangat penting. Tanpa
dukungan dari masyarakat, program-program yang diluncurkan tidak akan berjalan
efektif. Dalam konteks ini, perlu ada upaya yang lebih besar untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam setiap tahap proses.
b. Pentingnya Transparansi
Transparansi
dalam pengelolaan anggaran dan dana juga menjadi kunci. Masyarakat perlu
mengetahui bagaimana dana digunakan dan hasil apa yang dicapai. Hal ini tidak
hanya membangun kepercayaan, tetapi juga mendorong partisipasi yang lebih besar
dari masyarakat.
5. Menuju Solusi yang Berkelanjutan
Untuk
mengatasi berbagai tantangan yang ada, penting bagi pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya untuk berkolaborasi dalam mencari solusi. Beberapa langkah
yang dapat diambil antara lain:
a. Meningkatkan Edukasi Keuangan
Edukasi
keuangan kepada masyarakat perlu ditingkatkan. Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang manajemen keuangan, masyarakat akan lebih mampu membuat keputusan yang
tepat mengenai investasi dan pengelolaan usaha mereka.
b. Penguatan Kebijakan Keuangan Inklusif
Kebijakan
keuangan inklusif perlu diperkuat agar lebih efektif dalam memberikan akses
keuangan kepada kelompok rentan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi
syarat yang terlalu ketat dan memperluas jangkauan program kepada mereka yang
membutuhkan.
c. Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan
Kolaborasi
antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat sangat penting. Dengan
membangun sinergi, program-program keuangan inklusif dan syariah dapat lebih
mudah diimplementasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Kesimpulan
Program
keuangan inklusif dan keuangan syariah merupakan langkah maju untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Namun, untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu ada kesadaran kolektif mengenai pentingnya transparansi,
partisipasi masyarakat, dan pendidikan keuangan. Dengan sinergi yang baik
antara semua pihak, harapan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera
dan mandiri dapat menjadi kenyataan. Melalui pemahaman yang lebih mendalam dan
kesepakatan bersama, Indonesia bisa melangkah menuju masa depan yang lebih
inklusif dan berkelanjutan.
Dengan
demikian, keuangan inklusif dan keuangan syariah tidak hanya menjadi sekadar
jargon, tetapi bisa menjadi solusi nyata bagi permasalahan ekonomi yang
dihadapi oleh masyarakat, terutama perempuan dan kelompok rentan lainnya.
Penulis
Sumarta
Sumber
https://youtu.be/-9nxv_41iMc