Menghadapi Tantangan Geopolitik dan Ekonomi: Visi untuk Indonesia yang Bersatu dan Maju (Pidato Presiden Terpilih Prabowo Subianto di acara Investor Daily Summit 2024)
Visi untuk Indonesia yang Bersatu dan Maju
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan potensi besar di dunia, kini
tengah menghadapi berbagai tantangan global yang mempengaruhi perekonomian dan
stabilitas politik. Presiden terpilih, dalam pidatonya di hadapan para pelaku
ekonomi dan mitra strategis, memberikan gambaran mengenai visi masa depan
Indonesia yang berfokus pada persatuan nasional, kolaborasi lintas sektor,
serta pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di tengah dinamika
geopolitik dunia. Dengan semangat kebersamaan dan kerja sama, Indonesia
diyakini akan mampu melalui masa-masa sulit dan menuju kemakmuran.
Saat ini, dunia tengah berada dalam situasi geopolitik yang penuh
ketegangan. Konflik berkepanjangan di Ukraina, perang yang meluas di Gaza,
serta ketegangan antara Cina dan Taiwan menjadi gambaran nyata dari risiko
global yang harus dihadapi. Namun, di tengah semua ini, Indonesia berhasil
menjaga stabilitas internalnya, suatu prestasi yang tidak bisa dianggap remeh.
Perdamaian yang dinikmati oleh Indonesia bukanlah hal yang mudah dicapai,
melainkan hasil dari upaya berkelanjutan untuk menjaga persatuan dan harmoni di
tengah keragaman bangsa.
Presiden terpilih menegaskan bahwa Indonesia berada dalam transisi yang
sangat penting. Transisi ini, meskipun terlihat berjalan lancar, tetap menuntut
banyak persiapan dan penyesuaian. Ia menyadari bahwa sebagai pemimpin yang
menerima mandat dari rakyat, tanggung jawab yang dipikul sangatlah besar. Oleh
karena itu, dalam menyusun kebijakan ekonomi dan politik, setiap langkah harus
diambil dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan. "Unity brings
harmony, harmony brings equilibrium, and equilibrium brings peace," ungkap
presiden, menggambarkan prinsip utama yang menjadi landasan dalam memelihara
perdamaian dan stabilitas.
Peran Geopolitik
dalam Ekonomi Indonesia
Kondisi ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi global.
Saat ini, banyak negara besar menghadapi lonjakan rasio utang terhadap GDP
mereka akibat dampak pandemi Covid-19. Perancis, misalnya, mengalami lonjakan
rasio utang yang kini mencapai 114%. Meski demikian, Indonesia masih berhasil
menjaga kondisi ekonomi yang relatif stabil, dengan pertumbuhan ekonomi yang
cukup baik dan inflasi yang terkendali. Namun, hal ini bukan berarti Indonesia
bisa berpuas diri. Tantangan global, seperti perang di berbagai belahan dunia
dan ketegangan geopolitik di Asia Timur, tetap menjadi faktor yang harus
diperhitungkan dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional.
Salah satu faktor penting dalam menjaga kestabilan ekonomi Indonesia
adalah menjaga kondisi geopolitik yang aman dan damai. Presiden menekankan
bahwa hanya dengan perdamaian, ekonomi bisa berkembang. "Tidak ada orang
yang mau berbisnis atau berdagang di tengah kerusuhan," ujarnya. Indonesia
telah membuktikan bahwa kerukunan dan stabilitas menjadi faktor kunci dalam
menciptakan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu, presiden menegaskan
bahwa setiap kebijakan politik dan ekonomi harus selalu berorientasi pada
perdamaian dan stabilitas nasional.
Pentingnya
Kepemimpinan yang Mengedepankan Persatuan
Dalam pidatonya, presiden terpilih menyoroti pentingnya kepemimpinan
yang mampu merangkul semua pihak. Indonesia adalah negara yang majemuk, dengan
beragam suku, agama, ras, dan bahasa. Keberagaman ini bukanlah kelemahan,
melainkan kekuatan yang harus dijaga dengan baik. Kepemimpinan yang bijaksana
adalah kepemimpinan yang mampu memelihara kerukunan di tengah perbedaan, dan
presiden bertekad untuk mewujudkan hal ini dalam pemerintahannya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara semua elemen bangsa,
termasuk pengusaha, pedagang, dan masyarakat luas. "Kawan terlalu sedikit,
lawan terlalu banyak," katanya, mengingatkan bahwa kolaborasi adalah kunci
untuk mencapai tujuan bersama. Presiden percaya bahwa persaingan dalam politik
harus seperti pertandingan olahraga: setelah bertanding, yang kalah memberikan
penghormatan kepada yang menang, dan keduanya kembali bekerja sama untuk
kepentingan rakyat.
Pemerintahan
Persatuan Nasional: Sebuah Tanggung Jawab Besar
Presiden terpilih menyadari bahwa membentuk pemerintahan persatuan
nasional bukanlah tugas yang mudah. Koalisi besar yang akan dibentuk dalam
kabinetnya mungkin akan dianggap oleh beberapa pihak sebagai "kabinet
gemuk", namun presiden menegaskan bahwa ini adalah kebutuhan bagi negara
sebesar Indonesia. "Negara kita ini luas, dari Sabang sampai Merauke, dari
Miangas sampai Pulau Rote. Indonesia adalah negara yang sangat besar, dan itu
harus tercermin dalam pemerintahan kita," ujarnya.
Presiden mencontohkan bagaimana negara-negara kecil seperti Timor Leste
memiliki jumlah menteri yang cukup banyak, meskipun jumlah penduduknya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan satu kabupaten di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam negara demokrasi yang berkoalisi, perwakilan dari
berbagai daerah dan kelompok menjadi hal yang penting. Oleh karena itu,
presiden berkomitmen untuk merangkul semua kekuatan politik dan masyarakat demi
membentuk pemerintahan yang inklusif dan mewakili seluruh elemen bangsa.
Kekayaan Alam dan
Potensi Ekonomi Indonesia
Indonesia diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah, dan hal ini
menjadi salah satu modal utama dalam pembangunan ekonomi. Presiden
mengungkapkan bahwa Indonesia baru saja menemukan cadangan gas besar di
Andaman, yang diperkirakan mencapai 27 TCF (trillion cubic feet). Selain itu,
masih banyak cadangan minyak dan gas yang belum dieksplorasi secara maksimal.
Namun, presiden mengingatkan bahwa kekayaan alam ini tidak akan berarti
apa-apa jika tidak dikelola dengan baik. "Kita harus bekerja keras untuk
menggali dan memanfaatkan sumber daya alam kita demi kesejahteraan
rakyat," ujarnya. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dengan kelestarian lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan harus menjadi prioritas agar generasi mendatang bisa
menikmati manfaat dari kekayaan alam Indonesia.
Visi Ekonomi untuk
Indonesia yang Maju
Dalam pandangan presiden, visi ekonomi Indonesia ke depan harus berfokus
pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Indonesia tidak hanya harus
mampu memanfaatkan sumber daya alamnya, tetapi juga harus meningkatkan daya
saing di tingkat global melalui pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.
Pemerintah akan terus mendorong investasi di sektor-sektor strategis,
seperti infrastruktur, energi, dan teknologi digital. Selain itu, presiden juga
menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan industri
kecil-menengah, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Di tengah ketidakpastian global, presiden yakin bahwa Indonesia memiliki
modal yang cukup untuk terus tumbuh dan berkembang. Namun, hal ini hanya bisa
dicapai jika seluruh elemen bangsa bersatu dan bekerja sama dalam mewujudkan
visi bersama. "Hanya dengan persatuan, kita bisa mencapai
kemakmuran," tegasnya.
Penutup
Pidato presiden terpilih ini menjadi refleksi penting bagi seluruh
elemen bangsa tentang tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan. Di tengah
ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, persatuan, kerukunan, dan
kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan
mencapai kemakmuran. Dengan kepemimpinan yang bijaksana dan inklusif, Indonesia
diyakini akan mampu menghadapi tantangan global dan melangkah menuju masa depan
yang lebih cerah.
Penulis
Sumarta
Sumber
Pidato Presiden
Terpilih Prabowo Subianto sampaikan pidato di acara Investor Daily Summit 2024
di Jakarta pada Rabu (9/10/2024).