Mengorbitkan Budaya dan Kepribadian Bangsa: Misi Besar di Era Globalisasi
Misi Besar di Era
Globalisasi
Sudah hampir satu dekade sejak misi besar dimulai: memberikan panggung
kepada narator bangsa dan mendorong kebangkitan budaya serta kepribadian
Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi. Dalam perjalanan ini, tantangan
untuk menjaga identitas budaya sekaligus memajukan pemikiran kritis menjadi
semakin nyata. Diskusi tentang bagaimana kita mengorbitkan budaya dan
kepribadian bangsa ini tidak hanya menjadi isu akademik, tetapi juga isu
nasional yang mendesak.
Merapi, Alam, dan
Refleksi Budaya
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, sering kali dihadapkan
pada tantangan alam seperti erupsi gunung berapi. Merapi adalah salah satu dari
banyak contoh bagaimana alam dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya
kita. Erupsi yang terjadi di Gunung Merapi atau Tambora mengingatkan kita akan
kekuatan alam yang dahsyat dan tak terelakkan.
Namun, apa yang sering kali terlewatkan dalam diskusi ini adalah bahwa
alam tidak hanya sekedar fenomena fisik. Alam adalah cerminan dari realitas
yang lebih dalam bagi banyak orang Jawa. Fenomena alam dianggap sebagai pesan
yang diberikan oleh semesta, menjadi refleksi dari keadaan sosial dan spiritual
masyarakat. "Alam mencerminkan satu realitas," ungkap seorang
narator, menekankan bagaimana alam sering kali menjadi pengingat bahwa ada
hubungan erat antara manusia dan lingkungannya.
Dalam perspektif budaya Jawa, fenomena alam seperti erupsi tidak hanya
dipandang dari sudut pandang ilmiah, tetapi juga dari sudut pandang spiritual
dan sosial. Bagi mereka yang memiliki "indra keenam," fenomena ini
menjadi kesempatan untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan kekuatan
yang lebih besar.
Mengangkat Narator
Bangsa: Misi Menciptakan Ruang Dialog
Ketika misi ini dimulai hampir satu dekade yang lalu, tujuan utamanya
adalah untuk memberikan ruang bagi narator bangsa – orang-orang yang dapat
menceritakan kisah Indonesia dari perspektif lokal, bukan dari perspektif
kolonial atau asing. Dalam sejarah panjang bangsa ini, narasi yang dominan
sering kali dikendalikan oleh pihak luar, mengesampingkan suara-suara lokal
yang sebenarnya memiliki peran penting dalam membentuk identitas bangsa.
Misi ini berupaya untuk "menulis sejarah dari akar rumput, bukan
dari kolonial." Dengan memberikan ruang bagi narator lokal, kita berharap
bahwa sejarah Indonesia dapat ditulis ulang dengan sudut pandang yang lebih
adil, yang mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari orang Indonesia, bukan
hanya elite atau pihak luar.
Salah satu platform yang kini berkembang dalam mendukung misi ini adalah
Endgame, sebuah komunitas yang awalnya dibangun untuk membahas ide-ide tentang
masa depan bangsa. Dari diskusi per episode yang dilakukan di awal, komunitas
ini telah berevolusi menjadi sebuah wadah yang lebih luas, di mana
gagasan-gagasan besar dan narasi tentang masa depan bangsa didiskusikan secara
serius.
Endgame kini telah menjadi lebih dari sekadar diskusi – ia telah berubah
menjadi ruang di mana ide-ide penting yang dibutuhkan untuk masa depan bangsa
bisa dibicarakan, didiskursuskan, dan dibahas secara mendalam.
Tantangan
Mengorbitkan Budaya di Tengah Globalisasi
Salah satu tantangan terbesar dalam misi ini adalah bagaimana
mengorbitkan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi
yang begitu deras. Globalisasi membawa tantangan tersendiri bagi bangsa-bangsa
yang ingin menjaga identitas budaya mereka. Ketika budaya asing masuk dan
mendominasi, ada kekhawatiran bahwa budaya lokal akan tergeser, atau bahkan
hilang.
Namun, di sinilah pentingnya peran narator bangsa. Mereka tidak hanya
sekadar menceritakan sejarah, tetapi juga menjadi penjaga dan pengembang budaya
lokal. Mereka membantu memastikan bahwa dalam proses globalisasi, Indonesia
tidak kehilangan jati dirinya. Budaya lokal harus tetap relevan dan mampu
berkembang, tanpa kehilangan akar tradisionalnya.
Diskusi tentang budaya dan kepribadian ini juga mencakup aspek-aspek
modernitas. Bagaimana kita bisa membawa nilai-nilai tradisional ke dalam dunia
modern? Bagaimana kita bisa mengintegrasikan teknologi dan inovasi tanpa
meninggalkan budaya lokal? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terus dibahas
dalam komunitas narator bangsa.
Town Hall: Sebuah
Eksperimen Baru untuk Dialog Kebudayaan
Sebagai bagian dari upaya terus-menerus untuk mendukung narasi lokal dan
memperkuat budaya Indonesia, Endgame akan meluncurkan sebuah eksperimen baru
yang disebut "The Endgame Town Hall." Ini adalah ruang di mana
orang-orang dapat berkumpul dan belajar langsung dari narator-narator hebat
yang memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam tentang budaya dan sejarah
Indonesia.
Town Hall ini tidak hanya akan menjadi tempat untuk mendiskusikan
ide-ide besar, tetapi juga tempat di mana strategi konkret dapat dirumuskan
untuk memastikan bahwa budaya dan kepribadian bangsa Indonesia tetap bersinar
di panggung global. Ini adalah langkah penting dalam misi jangka panjang untuk
membawa narator bangsa ke depan, memberikan mereka platform untuk menceritakan
kisah Indonesia dari perspektif yang lebih otentik.
Sejarawan dan Peran
Akademisi dalam Mengorbitkan Budaya
Dalam salah satu diskusi di Endgame, hadir Peter Carey, seorang
sejarawan dan indonesianis yang telah lama menetap di Indonesia. Beliau
menekankan pentingnya sejarah dalam membentuk identitas budaya bangsa. Menurut
Carey, sejarah tidak hanya sekadar masa lalu, tetapi juga peta jalan yang dapat
membantu kita memahami masa kini dan merencanakan masa depan.
Carey mengingatkan bahwa untuk mengorbitkan budaya bangsa, kita perlu
memahami sejarah kita sendiri, dan menulisnya dari sudut pandang kita sendiri.
Banyak dari narasi sejarah Indonesia yang selama ini didikte oleh pihak luar,
terutama dari masa kolonial. Sekarang adalah waktunya bagi Indonesia untuk
mengambil alih narasi tersebut dan menulis sejarahnya sendiri, dari perspektif
yang lebih lokal dan otentik.
Kesimpulan: Menulis
Sejarah dari Akar Rumput
Misi besar ini, untuk memberikan panggung kepada narator bangsa dan
mengorbitkan budaya serta kepribadian Indonesia, adalah tugas yang tidak mudah.
Namun, ini adalah tugas yang sangat penting. Kita tidak bisa membiarkan budaya
kita tenggelam di bawah arus globalisasi yang begitu deras. Sebaliknya, kita
harus memastikan bahwa budaya kita tetap hidup, berkembang, dan bersinar di
panggung global.
Dengan mendukung narator bangsa, memberikan mereka platform untuk menceritakan
kisah mereka, dan memastikan bahwa sejarah kita ditulis dari perspektif lokal,
kita dapat membangun masa depan yang lebih kuat dan lebih berakar pada
identitas kita sendiri. Town Hall Endgame adalah salah satu langkah penting
dalam misi ini, dan dengan dukungan dari komunitas dan narator yang hebat, kita
dapat memastikan bahwa budaya dan kepribadian bangsa Indonesia akan terus
bersinar di masa depan.
Penulis
Sumarta
Sumber
https://youtu.be/rc5MI1qSMBU