Mengungkap Rahasia di Balik Prosesi Misterius: Pengalaman yang Menghantui
Pengalaman yang
Menghantui
Suatu hari, ketika saya diundang untuk menghadiri sebuah acara pertemuan
rahasia yang penuh misteri, saya tidak menyangka bahwa perjalanan ini akan
membawa saya pada sebuah dunia yang sama sekali tidak saya duga. Sebuah
pengalaman yang pada akhirnya menggiring saya untuk mempertanyakan segalanya
tentang pertemuan-pertemuan misterius tersebut, termasuk kenapa makhluk-makhluk
tertentu, bahkan kucing, tidak ada dalam perjamuan aneh yang saya saksikan.
Bagaimana saya terlibat dan apa yang sebenarnya terjadi di balik layar
pertemuan tersebut? Inilah cerita saya.
Pertemuan Awal: Makan Bersama dalam Misteri
Pada awalnya, saya diundang untuk mengikuti suatu pertemuan yang dijelaskan
sebagai acara eksklusif untuk orang-orang tertentu. Saya disuguhi makanan yang
tidak biasa: penyu, lengkap dengan cangkangnya. Dalam hati saya bertanya-tanya,
mengapa makanan ini disajikan dengan cara demikian? Tidak ada penjelasan lebih
lanjut, dan yang lebih aneh lagi, tidak ada kucing di sekitar. Hal ini langsung
memicu rasa penasaran saya—kenapa kucing tidak ada di sini?
Bapak, pemimpin acara, kemudian mempersilakan saya dan peserta lainnya untuk
tetap tinggal. Dia berkata bahwa setelah makan, kami akan melanjutkan pertemuan
lebih lanjut. Rasa ingin tahu saya semakin bertambah, dan saya mengikuti
instruksi tersebut tanpa banyak bertanya.
Tertarik pada Tawaran: Apakah Ini Benar atau Tipu Daya?
Ketika pertemuan dilanjutkan, saya, seperti peserta lainnya, diminta untuk
mengungkapkan perasaan kami tentang kehidupan. Saya dengan jujur mengatakan
bahwa saya baik-baik saja, meskipun orang tua saya telah berpisah. Saya merasa
cukup bahagia, meski hidup tidak selalu mudah.
Tiba-tiba, saya ditanya apakah saya ingin hidup yang lebih bahagia, lebih
kaya, dan lebih beruntung. Tentu saja, saya, seperti kebanyakan orang muda,
menjawab, "Ya." Siapa yang tidak ingin hidup lebih baik, kan?
Kemudian saya diberi tugas: mencari orang yang ingin bergabung dengan
kelompok ini. Pada awalnya, saya tidak mengerti sepenuhnya apa yang harus saya
lakukan. Bagaimana cara saya menjelaskan kepada orang lain tentang pertemuan
yang misterius ini? Bagaimana bisa saya mengajak orang lain ke pertemuan yang
saya sendiri pun tidak sepenuhnya pahami?
Kebingungan dan Pertanyaan yang Tak Terjawab
Setelah beberapa bulan mencoba mencari orang baru, saya masih belum menemukan
siapa pun yang mau bergabung. Saya bingung, tidak tahu bagaimana menjelaskan
pertemuan ini kepada teman-teman saya. Setiap kali saya mendekati seseorang,
saya merasa aneh. Apa yang sebenarnya mereka lakukan dalam kelompok ini?
Lalu saya bertanya pada seorang anggota senior, seorang ibu yang pernah
menyapa saya dengan penuh keramahan. Ketika saya mendekati ibu ini, saya
berharap mendapatkan jawaban. Namun, responsnya membuat saya lebih bingung:
"Sebaiknya kamu pergi," katanya dengan nada serius. "Jangan
lanjutkan. Nanti kamu menyesal."
Peringatan yang Mengerikan
Kenapa ibu ini memperingatkan saya? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dia
kemudian menceritakan kisahnya. Sebelum bergabung dengan kelompok ini, hidupnya
sangat sulit. Dia tidak memiliki rumah, dan keluarganya hidup dalam kemiskinan.
Setelah bergabung dengan kelompok tersebut, dia diberi banyak uang dan bahkan
membeli rumah besar. Namun, dia juga diharuskan merekrut orang lain untuk
bergabung.
Yang lebih mengejutkan lagi, ibu ini mengatakan bahwa setelah membawa
beberapa orang bergabung, dia tidak pernah bisa bertemu lagi dengan mereka.
Orang-orang yang dia ajak sepertinya "hilang" begitu saja.
Proses yang Tidak Diketahui
Rasa penasaran saya justru semakin besar. Alih-alih takut, saya malah ingin
tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi. Saya mengikuti pertemuan demi
pertemuan selama berbulan-bulan. Setiap kali, saya semakin mendalami kelompok
ini, meski saya masih belum tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Pertemuan berikutnya membuat saya semakin dekat dengan jawaban. Saya
diberikan sebuah buku oleh seorang anggota lama. Buku ini sangat aneh, hampir
kosong di setiap halamannya kecuali logo kelompok dan beberapa tulisan yang
tidak saya pahami. Buku ini berbeda dari buku-buku biasa—kertasnya tebal dan
berkualitas tinggi, seperti dibuat khusus untuk sesuatu yang penting.
Namun, saya belum diberi penjelasan tentang buku ini. Setiap kali saya
bertanya kepada pemimpin, jawabannya selalu sama: "Nanti, kamu akan tahu
pada waktunya."
Rahasia Terungkap
Setelah enam bulan, saya akhirnya mencapai "waktu" yang
disebutkan. Saya dipanggil untuk mengikuti sebuah prosesi rahasia, sebuah acara
yang lebih tertutup dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Kali ini, saya
diminta mengenakan pakaian khusus yang disediakan oleh kelompok.
Saya dibawa ke sebuah ruangan yang berbeda dari ruangan-ruangan sebelumnya.
Di ruangan ini terdapat panggung, guci-guci berisi air, dan bantal-bantal yang
disusun dalam lingkaran. Anggota-anggota senior duduk melingkar di depan panggung,
sementara saya dan beberapa anggota baru lainnya duduk di sekelilingnya.
Lalu, seorang pria tua yang sangat sepuh muncul. Saya belum pernah
melihatnya sebelumnya. Dia duduk di tengah lingkaran, dan suasana ruangan
tiba-tiba berubah sangat sunyi dan tegang.
Saat prosesi berlangsung, saya tidak diizinkan mengeluarkan suara. Saya
hanya bisa diam, menonton dengan penuh rasa ingin tahu. Suara air yang menetes
dari guci dan suasana yang gelap membuat prosesi terasa semakin misterius dan
mencekam.
Tumbal dan Pengorbanan
Selama prosesi ini, akhirnya saya menyadari sesuatu yang sangat mengejutkan.
Orang-orang yang diajak oleh anggota kelompok ini sebenarnya dijadikan sebagai
tumbal—persembahan untuk sesuatu yang tidak terlihat. Mereka
"dikorbankan" dalam suatu ritual yang sangat rahasia dan hanya
diketahui oleh segelintir anggota senior.
Saya semakin menyadari bahwa buku-buku kosong yang diberikan kepada kami
bukanlah buku biasa. Nama-nama yang muncul di dalam buku tersebut bukan sekadar
nama; mereka adalah target yang harus direkrut dan dijadikan tumbal. Setiap
kali seorang anggota baru bergabung, mereka secara tidak sadar menandatangani
takdir mereka sendiri.
Keputusan Akhir: Bertahan atau Pergi?
Mengetahui kenyataan ini membuat saya merasa ngeri. Saya dihadapkan pada
keputusan yang sulit: bertahan dalam kelompok ini dan mengikuti ritual yang
semakin gelap, atau keluar dan melupakan segalanya. Meski banyak yang telah
saya alami, saya akhirnya memilih untuk keluar. Nasihat dari ibu yang pernah
memperingatkan saya terbukti benar. Saya tidak ingin menjadi bagian dari
sesuatu yang begitu gelap dan mengerikan.
Kesimpulan
Pengalaman saya ini mengajarkan bahwa tidak semua yang terlihat menarik dan
menguntungkan adalah kebenaran yang sebenarnya. Ada banyak hal di dunia ini
yang tersembunyi di balik topeng dan misteri. Saya mungkin hanya mengungkap
sebagian kecil dari kebenaran, tetapi apa yang saya alami cukup untuk
menyadarkan saya bahwa ada hal-hal yang lebih baik dihindari sebelum terlambat.
Jika Anda pernah dihadapkan dengan tawaran yang terlalu baik untuk menjadi
kenyataan, pikirkan dua kali. Tidak semua yang bersinar adalah emas, dan tidak
semua yang tampak sederhana adalah tanpa risiko.
Sumber: https://youtu.be/v7XAgHw9ly8
Editor
SM Indramayu tradisi