Mengupas Perspektif Sains dalam Kebijakan Publik: Prof. Stella Christie

Prof. Stella Christie



Dalam edisi spesial program Real Talk with Unilubis yang menghadirkan narasumber inspiratif, kali ini kita menyambut seorang tokoh istimewa, Prof. Stella Christie. Dengan pengalaman akademis yang luar biasa, beliau saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Prof. Stella adalah ilmuwan kognitif dengan rekam jejak mengagumkan. Gelar sarjana dari Harvard University dan gelar PhD dari Northwestern University dalam bidang psikologi kognitif hanya sebagian kecil dari pencapaiannya. Kini, ia juga merupakan guru besar di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok, salah satu universitas paling prestisius di dunia, di mana ia juga memegang posisi sebagai peneliti utama di Tsinghua Laboratory of Brain and Intelligence.

Sebuah Prestasi Luar Biasa

Menyebut Tsinghua University tidak lepas dari konotasi prestisius. Di Tiongkok, universitas ini menjadi simbol keunggulan pendidikan, dan banyak orang tua yang bermimpi anaknya bisa kuliah di sana. Bukan tanpa alasan, universitas ini adalah almamater para pemimpin besar Tiongkok, termasuk Presiden Xi Jinping. Kampus ini begitu berpengaruh, hingga menjadi tempat wisata akademik yang diimpikan oleh para siswa di Tiongkok.

Dalam wawancara kali ini, Prof. Stella, yang dengan rendah hati meminta untuk dipanggil hanya dengan namanya, berbagi banyak cerita menarik. Termasuk cerita di balik panggilan mendadak yang ia terima untuk bertemu dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Perjalanan karir Stella mencakup berbagai pengalaman menarik yang mampu membuka wawasan kita tentang betapa pentingnya sains dan data dalam pembuatan kebijakan publik.

Kacamata Ikonik dan Cerita di Balik Layar

Menyinggung hal-hal yang lebih ringan, salah satu perbincangan awal dalam wawancara ini membahas kacamata ikonik yang kerap dikenakan oleh Prof. Stella. Ternyata, kacamata yang ia kenakan bukan hanya sekedar aksesori, melainkan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang penglihatannya. "Kacamata ini beneran kok, tebal banget karena kalau enggak pakai, saya enggak bisa lihat," ujarnya sambil tertawa. Lucunya, setelah penampilannya di berbagai acara, banyak orang yang mencoba mencari tahu di mana Stella membeli kacamatanya, hingga muncul di TikTok dan media sosial lainnya. Ternyata, ia membelinya di Polandia, dan kini, kacamatanya menjadi tren di kalangan pengikutnya.

Namun, percakapan ringan ini segera beralih ke topik yang lebih serius. Salah satunya adalah bagaimana Stella harus menghadiri pertemuan dengan Presiden Prabowo secara mendadak. Dalam cerita di balik layar ini, Stella berbagi kisah tentang dirinya yang harus menggunakan layanan transportasi ojek online karena tidak memiliki mobil pribadi. Saat itu, Jakarta sangat panas dan humid, membuat penampilannya terlihat sedikit "kucel" seperti yang ia sebut. "Tapi ya begitulah ilmuwan, kadang kucelnya ilmuwan gitu," candanya.

Berkarir di Pemerintahan: Mengabdi Lewat Sains

Namun, ada momen yang lebih mendalam ketika Stella berbicara tentang peran barunya di pemerintahan. Ia mengaku sangat terharu dan merasa bersyukur ketika keluarganya bisa hadir saat pelantikannya sebagai Wakil Menteri. Ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan terlibat dalam dunia pemerintahan, namun kesempatan ini memberi Stella peluang untuk memberikan kontribusi nyata bagi negaranya.

Peran penting Stella di pemerintahan terpilih dimulai dari Februari, beberapa hari setelah pemilihan umum. Salah satu momen krusial adalah ketika Presiden Prabowo memintanya untuk memberikan presentasi terkait program makan siang gratis di sekolah-sekolah, sebuah program yang bertujuan untuk mengatasi kelaparan sekaligus meningkatkan prestasi akademik siswa.

Dalam kesempatan ini, Stella menjelaskan pentingnya pendekatan berbasis sains dalam membuat kebijakan publik. "Sains itu adalah metode sistematis untuk menemukan jawaban yang benar atau efisien dari pertanyaan-pertanyaan kita," ujar Stella. Ia menekankan bahwa sains bukan hanya soal teori, tapi bagaimana kita bisa membandingkan data yang ada untuk mencapai solusi terbaik. Dengan pendekatan ilmiah inilah, Stella memaparkan data mengenai dampak program makan siang gratis di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.

Menghubungkan Data dan Kebijakan: Program Makan Siang Gratis

Program makan siang gratis di sekolah-sekolah bukanlah ide baru. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, program ini sudah berjalan cukup lama dan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap prestasi akademik siswa. Stella memaparkan bahwa studi perbandingan antara sekolah-sekolah yang memberikan makan siang gratis dengan yang tidak, menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dalam hal performa akademik. Program ini secara langsung mempengaruhi kemampuan kognitif siswa karena mereka tidak harus belajar dalam keadaan lapar.

"Salah satu fakta menarik yang saya temukan adalah bahwa 20% dari kalori yang kita konsumsi digunakan oleh otak. Jadi, jika kita lapar, otak tidak bisa bekerja dengan optimal," jelas Stella. Berdasarkan data ini, ia merekomendasikan agar program makan gratis lebih difokuskan pada waktu makan pagi. Mengonsumsi makanan di pagi hari, menurut penelitian, lebih efektif untuk mendukung kinerja otak, yang kemudian berdampak positif pada hasil belajar.

Mengatasi Kelaparan dan Meningkatkan Prestasi Akademik

Dalam presentasinya kepada Presiden Prabowo, Stella tidak hanya memaparkan data tentang dampak makan siang gratis terhadap kelaparan, tetapi juga bagaimana program ini dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Saya hubungkan bahwa program yang efektif dalam menuntaskan kelaparan ini juga memiliki dampak akademik yang signifikan," tambahnya.

Melalui pendekatan berbasis sains ini, tim Prabowo berhasil merumuskan kebijakan yang bukan hanya bertujuan untuk mengatasi kelaparan, tetapi juga meningkatkan prestasi akademik. Ini adalah contoh nyata bagaimana data dan penelitian dapat membantu dalam merumuskan kebijakan yang efektif.

Tantangan Sains di Dunia Kebijakan

Meskipun sains memainkan peran penting dalam pembuatan kebijakan, Stella juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi oleh ilmuwan dalam dunia pemerintahan. Salah satunya adalah bagaimana menyampaikan data dan temuan ilmiah kepada para pengambil keputusan yang mungkin tidak memiliki latar belakang akademis yang mendalam. "Sains itu kan sangat berbasis bukti, tapi tantangannya adalah bagaimana kita menyampaikan bukti itu dengan cara yang mudah dipahami oleh semua pihak," ujarnya.

Stella juga mengungkapkan bahwa salah satu hambatan utama dalam menerapkan kebijakan berbasis sains adalah kurangnya pemahaman publik tentang metode ilmiah. Oleh karena itu, ia berharap agar lebih banyak ilmuwan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan publik, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar berdasarkan pada fakta dan data yang kuat.

Kesimpulan: Menghubungkan Dunia Ilmu dan Kebijakan Publik

Dalam wawancara yang inspiratif ini, Prof. Stella Christie memberikan gambaran tentang betapa pentingnya pendekatan berbasis sains dalam pembuatan kebijakan publik. Dari program makan siang gratis hingga tantangan ilmuwan dalam pemerintahan, Stella menekankan bahwa kebijakan yang efektif harus didasarkan pada data yang solid dan penelitian yang mendalam. Melalui pengalaman pribadinya, ia menunjukkan bagaimana ilmuwan dapat berperan penting dalam mengatasi masalah sosial dan memajukan bangsa.

Dengan keterlibatannya dalam pemerintahan, Stella berharap bisa terus memberikan kontribusi yang nyata bagi Indonesia, dan membuka jalan bagi lebih banyak ilmuwan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di masa depan.

Penulis

Sumarta

 

Sumber:

Real Talk : di Balik Layar Penunjukan Stella Christie Sebagai Wamen Dikti, Sains & Teknologi. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Stella Christie menceritakan di balik layar dirinya dipilih Presiden Prabowo Subianto masuk Kabinet Merah Putih. Berawal dari presentasi tentang  efek makan bergizi terhadap prestasi sekolah sampai dilantik di Istana. 23 Okt 2024 dari www.youtube.com/@Idntimes

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel