Meningkatkan Citra Indonesia di Dunia: Jalan Menuju Pengakuan Global
Jalan Menuju Pengakuan Global
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, citra suatu negara di panggung
internasional menjadi hal yang sangat penting. Indonesia, sebagai negara dengan
kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi besar
untuk dikenal di seluruh dunia. Namun, perjalanan menuju pengakuan global
bukanlah perkara mudah. Dalam diskusi yang dihadiri oleh Bung Karno sebagai
narator dari Indonesia dan Likwanju sebagai narator dari Singapura, terdapat
beberapa poin penting yang diangkat mengenai cara agar Indonesia dapat
meningkatkan citra dan pengaruhnya di kancah internasional.
1. Pentingnya Narasi yang Kuat
Salah satu hal yang disepakati dalam diskusi tersebut adalah pentingnya
memiliki narasi yang kuat dan koheren tentang Indonesia. Bung Karno menekankan
bahwa Indonesia saat ini mengalami krisis narasi. Banyak cerita dan kisah yang
tidak terungkap, padahal negara ini memiliki tradisi storytelling yang kaya.
Kurangnya narasi yang bisa diceritakan kepada dunia, membuat Indonesia sulit
untuk dikenal.
Dalam konteks ini, Bung Karno menyarankan agar Indonesia memiliki narator
yang ideologinya netral, yang dapat menjangkau berbagai kalangan, baik dari
negara-negara demokratis maupun otoriter. Hal ini berbeda dengan pendekatan
yang diambil oleh Likwanju yang lebih terbuka, siapapun dapat mendengarkan
tanpa terikat pada ideologi tertentu. Kualitas narasi sangat penting agar
orang-orang dari berbagai latar belakang dapat terhubung dengan cerita yang
dibagikan.
2. Membangun Tradisi Bercerita
Salah satu kunci dalam membangun citra positif Indonesia adalah dengan
memperkuat tradisi bercerita. Menurut Bung Karno, tradisi pendidikan di
Indonesia saat ini terlalu doktriner dan tidak memberi ruang bagi imajinasi dan
kreativitas. Pendidikan yang terlalu fokus pada fakta dan data sering kali
mengabaikan kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah yang dapat menginspirasi.
Hal ini menjadi semakin jelas ketika membandingkan tradisi bercerita di
pesantren, di mana banyak kiai yang mampu menyampaikan cerita dengan baik.
Mereka tidak hanya mengandalkan fakta, tetapi juga mampu menghidupkan narasi
yang dapat menggerakkan hati pendengar. Kekuatan cerita yang ambigu dan dapat
ditafsirkan dengan berbagai cara menjadi sangat penting dalam memicu imajinasi,
sesuatu yang kurang dimanfaatkan dalam pendidikan formal saat ini.
3. Pentingnya Pendidikan Berbasis Kreativitas
Dalam diskusi, ada kesepakatan bahwa pendidikan di Indonesia harus diarahkan
untuk melahirkan individu yang kreatif dan mampu berpikir out of the box.
Kurikulum yang lebih fleksibel dan mendorong siswa untuk mengembangkan
imajinasi mereka perlu diterapkan. Bung Karno menyoroti bahwa pendidikan saat
ini terlalu berorientasi pada teks dan fakta yang membatasi kebebasan berpikir.
Membangun kreativitas di kalangan generasi muda merupakan langkah penting
dalam menciptakan narator yang handal. Generasi muda yang berani menyuarakan
pendapat, bercerita, dan membagikan pengalaman mereka akan mampu menciptakan
citra positif Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu
ditinjau ulang untuk mengintegrasikan pendekatan kreatif yang dapat
meningkatkan kemampuan bercerita.
4. Menumbuhkan Kemandirian dalam Berbicara di
Forum Internasional
Salah satu masalah yang diangkat dalam diskusi adalah kebiasaan para
akademisi Indonesia yang sering mengundang narasumber asing untuk berbicara
tentang Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kita masih kurang percaya diri
dalam menyuarakan pendapat dan pandangan kita sendiri. Bung Karno berpendapat
bahwa seharusnya kita dapat berdiskusi tentang berbagai topik, tidak hanya
fokus pada Indonesia, tetapi juga tentang isu-isu global.
Dengan cara ini, kita dapat membangun jaringan dan relasi yang lebih kuat
dengan negara lain. Selain itu, memiliki pemahaman yang luas tentang berbagai
isu global akan membantu kita dalam menjelaskan konteks Indonesia kepada dunia.
Hal ini juga akan meningkatkan kualitas narasi yang kita sampaikan.
5. Mengembangkan Diaspora Sebagai Aset Nasional
Bung Karno juga menekankan pentingnya mengembangkan diaspora Indonesia
sebagai aset nasional. Negara lain, seperti India dan Tiongkok, telah berhasil
memanfaatkan diaspora mereka untuk memperkuat citra dan pengaruh di dunia.
Mereka memiliki jaringan yang luas dan mampu menghubungkan tanah air mereka
dengan berbagai negara lain.
Program beasiswa seperti LPDP yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia
adalah langkah awal yang baik. Namun, lebih penting untuk memberi kebebasan
kepada para penerima beasiswa untuk mengembangkan karir mereka di luar negeri.
Jangan terburu-buru meminta mereka pulang, tetapi biarkan mereka membangun
jaringan yang dapat mendukung Indonesia di kancah internasional.
6. Memperkuat Diplomasi Budaya
Salah satu cara untuk meningkatkan citra Indonesia di dunia adalah melalui
diplomasi budaya. Dengan memperkenalkan kekayaan budaya, seni, dan tradisi
Indonesia kepada dunia, kita dapat menarik perhatian dan minat internasional.
Kegiatan seperti festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan seni
tradisional dapat menjadi sarana efektif untuk mengenalkan Indonesia kepada
masyarakat global.
Penting bagi kita untuk mengedukasi generasi muda tentang warisan budaya
yang kita miliki. Dengan memahami dan mencintai budaya kita sendiri, mereka
akan lebih siap untuk menjadi duta Indonesia di luar negeri. Seiring dengan
itu, dukungan pemerintah dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut juga
sangat diperlukan.
7. Memanfaatkan Teknologi dan Media Sosial
Dalam era digital saat ini, teknologi dan media sosial merupakan alat yang
sangat powerful untuk menyebarkan informasi dan membangun citra. Bung Karno
menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan platform media sosial untuk berbagi
cerita, pengalaman, dan pencapaian Indonesia kepada dunia.
Penggunaan media sosial yang tepat dapat menjangkau audiens yang lebih luas,
tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Oleh karena itu,
generasi muda perlu dilatih untuk menggunakan teknologi secara efektif dan
kreatif dalam menyebarkan narasi yang positif tentang Indonesia.
8. Membangun Kolaborasi Global
Terakhir, untuk mencapai tujuan agar Indonesia dikenal di seluruh dunia,
kolaborasi dengan negara lain sangat penting. Bung Karno mengajak semua pihak,
baik pemerintah, akademisi, maupun masyarakat, untuk saling bekerja sama dalam
membangun narasi bersama. Kolaborasi ini dapat berupa pertukaran pelajar,
program penelitian bersama, atau proyek budaya yang melibatkan berbagai pihak
dari negara berbeda.
Dengan membangun jaringan kolaboratif, Indonesia dapat memperluas
pengaruhnya di dunia. Kerja sama internasional tidak hanya akan memperkuat
citra Indonesia tetapi juga dapat memberikan manfaat langsung bagi pembangunan
ekonomi dan sosial di dalam negeri.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan di era globalisasi, Indonesia memiliki potensi besar
untuk dikenal dan dihargai di dunia. Namun, hal ini memerlukan upaya bersama
dari berbagai pihak untuk membangun narasi yang kuat, kreatif, dan inklusif.
Dengan memperkuat tradisi bercerita, meningkatkan pendidikan berbasis
kreativitas, mengembangkan diaspora, dan memanfaatkan teknologi, Indonesia
dapat menjadikan dirinya sebagai salah satu negara yang diakui di kancah
internasional.
Perjalanan menuju pengakuan global mungkin tidak mudah, tetapi dengan
semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia pasti dapat mencapai tujuannya.
Seperti yang diungkapkan Bung Karno, “Kita harus berani bercerita, karena
setiap cerita memiliki kekuatan untuk mengubah dunia.”
Penulis
Sumarta
Sumber