Menuju Kemandirian: Pangan, Energi, dan Hilirisasi untuk Masa Depan Indonesia

 

Pangan, Energi, dan Hilirisasi untuk Masa Depan Indonesia



Indonesia tengah menghadapi tantangan besar di tengah segala kelebihannya. Pertumbuhan ekonomi yang stabil selama bertahun-tahun merupakan pencapaian yang patut diakui, tetapi pemerataan hasil pertumbuhan itu masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Saat ini, kekayaan bangsa Indonesia belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh rakyatnya. Hanya segelintir orang yang merasakan dampaknya secara langsung, sementara sebagian besar rakyat masih berada dalam kesenjangan ekonomi yang signifikan. Dengan semangat kebersamaan, kita perlu melakukan koreksi pada sistem yang ada dan mencari solusi yang nyata dan berkelanjutan.

Trickle-Down Economics Tidak Lagi Cukup

Model "trickle-down economics," di mana manfaat pertumbuhan ekonomi diharapkan menetes dari lapisan atas ke bawah, terlalu lambat untuk mengatasi ketimpangan yang ada. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan contoh bagaimana intervensi aktif pemerintah dapat membantu masyarakat yang paling lemah, terutama dalam hal inflasi. Salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menjaga inflasi tetap terkendali adalah intervensi yang terarah dan sistematis. Jokowi, yang pernah menjadi Walikota, memahami betul pentingnya pengendalian inflasi pada tingkat daerah. Setiap minggu, Menteri Dalam Negeri memimpin rapat dengan seluruh bupati, walikota, dan gubernur untuk memantau harga kebutuhan pokok melalui Zoom. Hal ini mungkin merupakan satu-satunya negara di dunia di mana Menteri Dalam Negeri mengawasi secara intensif masalah inflasi hingga ke tingkat desa.

Koreksi Diri dan Reformasi Sistem

Untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang ada, kita perlu berani mengakui bahwa masih banyak kebocoran dan korupsi dalam sistem kita. Masalah ini harus dihadapi dengan tegas melalui perbaikan sistem secara menyeluruh dan realistis. Bangsa Indonesia harus berani menghadapi kesulitan, bukan menghindarinya. Kita perlu mencari otak terbaik dan hati terbaik bangsa ini untuk mencari solusi, sebab tanpa kombinasi keduanya, kebijakan yang dibuat tidak akan berhasil dengan optimal.

Dalam mengatasi masalah korupsi, kita harus menyadari bahwa otak hebat tanpa hati yang baik justru lebih berbahaya. Korupsi yang dilakukan oleh orang-orang pintar hanya akan semakin merusak sistem. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang komprehensif untuk memberantas korupsi dan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar membawa manfaat bagi seluruh rakyat.

Swasembada Pangan dan Energi: Kunci Kedaulatan Bangsa

Salah satu visi fundamental yang harus dicapai Indonesia adalah swasembada pangan. Sebuah bangsa yang mandiri harus mampu memproduksi dan menyediakan makanan bagi seluruh rakyatnya. Ketergantungan pada impor pangan hanya akan membuat negara rentan terhadap krisis. Pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata ketika negara-negara eksportir pangan seperti India, Vietnam, dan Thailand menghentikan ekspornya, membuat banyak negara yang bergantung pada impor kelimpungan.

Tidak hanya pangan, swasembada energi juga menjadi prioritas utama. Indonesia tidak bisa terus-menerus bergantung pada impor bahan bakar, karena jika terjadi krisis energi global, Indonesia akan terjebak dalam masalah yang sama. Ancaman geopolitik, seperti potensi serangan Israel terhadap ladang minyak Iran dan respons Iran terhadap sekutu-sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah, dapat menyebabkan lonjakan harga minyak yang drastis. Indonesia harus bersyukur karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti sawit, yang dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif.

Teknologi kini memungkinkan Indonesia untuk memproduksi solar dan bensin dari kelapa sawit. Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan batubara yang bisa diubah menjadi solar dan diesel, serta potensi energi terbarukan lainnya yang bisa menggantikan impor LPG. Dengan mengelola sumber daya ini dengan baik, Indonesia dapat mencapai swasembada energi dalam beberapa tahun ke depan.

Hilirisasi: Menambah Nilai dan Menyelamatkan Devisa

Hilirisasi, atau pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi, adalah salah satu kunci kebangkitan ekonomi Indonesia. Presiden Jokowi telah mencanangkan hilirisasi sebagai strategi utama untuk menambah nilai ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menyelamatkan devisa. Indonesia memiliki cadangan nikel, bauksit, tembaga, dan rare earth yang sangat besar, serta potensi uranium dan thorium yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Hilirisasi akan memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi juga diolah di dalam negeri, sehingga memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi nasional.

Namun, hilirisasi bukanlah satu-satunya langkah yang harus diambil. Untuk mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia juga perlu memperbaiki sistem pendidikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar global.

Mitigasi Kemiskinan dan Program Subsidi Langsung

Salah satu masalah yang masih mengganjal dalam sistem subsidi di Indonesia adalah bahwa subsidi lebih banyak diarahkan ke produk, bukan langsung ke masyarakat yang membutuhkan. Hal ini membuat subsidi sering tidak dinikmati oleh masyarakat lapisan terbawah. Solusi yang sedang dikaji adalah mengubah subsidi produk menjadi subsidi langsung kepada keluarga miskin. Dengan data yang akurat dan sistem distribusi yang efisien, bantuan langsung kepada masyarakat miskin bisa lebih tepat sasaran.

Lembaga-lembaga seperti BRI, BNI, Pos Indonesia, dan PLN dengan jaringannya yang mencapai pelosok desa bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyalurkan bantuan ini. Dengan demikian, subsidi akan benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan dan membantu meringankan beban hidup masyarakat miskin di seluruh Indonesia.

Pasar Terjamin untuk Produk Pertanian Lokal

Dengan penerapan program pemberian makan bergizi bagi anak-anak dan ibu hamil, Indonesia akan menciptakan captive market atau pasar yang terjamin bagi produk-produk pertanian lokal. Ini berarti petani di desa-desa dan kecamatan tidak perlu khawatir tentang pasar bagi produk mereka. Telur, sayur, buah, ikan, dan bahan pangan lainnya akan terserap oleh pasar dalam negeri, menciptakan stabilitas harga dan kesejahteraan bagi petani.

Salah satu masalah yang sering muncul di Indonesia adalah ketidakstabilan harga dan distribusi produk pertanian. Ada saat di mana suatu daerah mengalami surplus produksi, tetapi tidak ada pasar yang bisa menyerapnya. Program pasar terjamin ini akan memastikan bahwa produksi pangan di seluruh Indonesia bisa terserap secara merata, sehingga petani tidak lagi menghadapi situasi di mana produk mereka tidak laku di pasaran.

Pentingnya Optimisme dan Keberanian

Dalam menghadapi tantangan ini, bangsa Indonesia harus optimis dan berani. Franklin D. Roosevelt pernah berkata bahwa "the only thing we have to fear is fear itself" (satu-satunya hal yang perlu kita takuti adalah rasa takut itu sendiri). Ketakutan akan kegagalan hanya akan menghambat kemajuan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bekerja keras, tidak takut menghadapi tantangan, dan selalu optimis bahwa kita bisa mencapai kemandirian dan kemakmuran.

Dengan keberanian dan kerja keras, Indonesia bisa menjadi negara maju yang makmur. Namun, untuk mencapainya, kita harus terus memperbaiki sistem, memperkuat organisasi, dan memastikan bahwa semua lapisan masyarakat menikmati hasil pembangunan. Sistem peradilan juga harus diperbaiki agar para hakim kita bisa bekerja dengan jujur dan adil, memberikan kepastian hukum bagi seluruh rakyat, serta menciptakan iklim investasi yang aman.

Menjaga Kekayaan Bangsa untuk Masa Depan

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan aset nasional. Namun, kekayaan ini harus dikelola dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Semua lembaga keuangan, termasuk BUMN dan bank-bank himpunan negara, harus memastikan bahwa setiap sen yang mereka kelola adalah uang rakyat Indonesia dan harus digunakan untuk kepentingan bangsa.

Dengan manajemen yang baik, Indonesia bisa mencapai kemandirian pangan, energi, dan hilirisasi dalam beberapa tahun ke depan. Ini bukanlah mimpi yang terlalu tinggi, melainkan visi yang realistis dan bisa dicapai dengan kerja keras dan komitmen bersama. Jika kita bersatu, kita akan berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang makmur dan berdaulat.

Kesimpulan

Masa depan Indonesia ada di tangan kita. Dengan keberanian untuk melakukan koreksi diri, menghadapi tantangan, dan bekerja keras untuk mencapai kemandirian di bidang pangan, energi, dan hilirisasi, kita bisa membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Penulis

Sumarta

 

 

Sumber

Pidato Presiden Terpilih Prabowo Subianto sampaikan pidato di acara Investor Daily Summit 2024 di Jakarta pada Rabu (9/10/2024).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel