Pelantikan PMII di Tahun Politik 2024: Membangun Semangat Baru dan Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Pilkada yang Demokratis dan Berkualitas
Membangun Semangat Baru dan Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Pilkada yang Demokratis dan Berkualitas
Indramayu, 10 Oktober tahun 2024 PMII cabang Pangeran Dharma Kusuma tepatnya di Kampus IAI Pangeran Dharma Kusuma Indramayu menjadi salah satu tonggak penting bagi perjalanan politik Indonesia. Berbagai peristiwa politik besar, seperti Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, menjadi fokus perhatian seluruh elemen masyarakat. Dalam konteks ini, organisasi kepemudaan, terutama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), turut memainkan peran penting dalam menciptakan situasi politik yang kondusif, demokratis, dan berkualitas.
Pelantikan
PMII cabang Pangeran Dharma Kusuma yang dilangsungkan pada tahun politik 2024 ini
menjadi sorotan karena membawa semangat baru dalam upaya menjadikan organisasi
ini lebih aktif, cakap, dan kritis. Dengan tema “Membangun Semangat Baru
Menuju PMII Pangeran Dharma Kusuma yang Aktif, Cakap, dan Mampu Menjadi Problem
Solving Kritis,” pelantikan ini diharapkan tidak hanya sebagai acara
seremonial, tetapi juga momen penting bagi regenerasi kader-kader yang siap
berkontribusi nyata.
Di tengah
hiruk-pikuk dinamika politik, PMII ingin memastikan perannya sebagai salah satu
pilar yang menjaga nilai-nilai demokrasi dan keberlanjutan politik yang sehat.
Seminar yang diselenggarakan bersamaan dengan pelantikan, mengusung tema “Peran
Mahasiswa dalam Mewujudkan Pilkada yang Demokratis dan Berkualitas,” turut
memperkuat posisi PMII sebagai agen perubahan sosial-politik yang siap
berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan proses demokrasi yang
lebih baik.
Pelantikan PMII di Tengah Tahun Politik 2024
Pelantikan
pengurus PMII Pangeran Dharma Kusuma diadakan di tahun politik, waktu yang
penuh dengan tantangan dan peluang bagi mahasiswa untuk terlibat secara
langsung dalam proses politik. Sebagai organisasi yang memiliki sejarah panjang
dalam dunia pergerakan mahasiswa, PMII memiliki peran penting dalam menyuarakan
kepentingan mahasiswa dan masyarakat luas, terutama dalam mewujudkan pemilu dan
pilkada yang bersih, jujur, dan adil.
Tahun
politik 2024 ini membawa tekanan besar bagi mahasiswa. Di satu sisi, mereka
dihadapkan pada tanggung jawab moral untuk menjaga dan memperjuangkan proses
demokrasi. Di sisi lain, mereka juga harus mempertahankan independensi dari
pengaruh politik praktis yang sering kali berusaha menggiring mereka ke dalam
kepentingan-kepentingan tertentu. Pelantikan ini menjadi momentum strategis
bagi PMII untuk menunjukkan bahwa mahasiswa bukanlah sekadar pengamat, tetapi
juga pelaku aktif dalam proses perubahan sosial-politik.
Dengan
semangat “Membangun Semangat Baru Menuju PMII Pangeran Dharma Kusuma yang
Aktif, Cakap, dan Mampu Menjadi Problem Solving Kritis,” para pengurus baru
diharapkan mampu membawa angin segar dalam tubuh PMII. Mereka dituntut untuk
lebih adaptif dengan perubahan zaman, tanggap terhadap perkembangan teknologi
dan informasi, serta mampu menyikapi berbagai permasalahan dengan pendekatan
kritis dan solutif.
Membangun Semangat Baru: Menuju PMII yang Lebih
Aktif dan Kritis
Tema
pelantikan kali ini bukanlah sekadar slogan. Tantangan zaman yang semakin
kompleks menuntut mahasiswa, khususnya kader-kader PMII, untuk lebih aktif
dalam berbagai bidang, baik akademik, sosial, maupun politik. Aktivisme
mahasiswa tidak lagi cukup hanya dalam bentuk aksi massa, tetapi juga harus
terwujud dalam kontribusi nyata untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di
masyarakat.
PMII
diharapkan dapat menjadi organisasi yang cakap dalam menghadapi berbagai isu
yang muncul, seperti perubahan iklim, digitalisasi, ketimpangan ekonomi, serta
tantangan global lainnya. Selain itu, para kader diharapkan mampu memberikan
solusi-solusi yang inovatif dan tepat sasaran untuk menjawab berbagai permasalahan
yang dihadapi masyarakat.
Dalam hal
ini, kemampuan menjadi problem solver yang kritis sangat diperlukan.
Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pengkritik, tetapi juga sebagai pihak
yang mampu memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang ada. PMII,
sebagai organisasi yang memiliki jaringan luas, memiliki potensi besar untuk
menjadi salah satu motor penggerak perubahan yang nyata.
Seminar: Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Pilkada
yang Demokratis dan Berkualitas
Pelantikan
PMII ini juga dirangkaikan dengan seminar bertema “Peran Mahasiswa dalam
Mewujudkan Pilkada yang Demokratis dan Berkualitas.” Tema ini dipilih
karena relevansi dan urgensinya dalam konteks tahun politik 2024, di mana
mahasiswa memiliki peran strategis dalam mengawal proses demokrasi, terutama
dalam Pilkada serentak yang akan diselenggarakan di berbagai daerah.
Pilkada
bukan hanya ajang pemilihan kepala daerah, tetapi juga menjadi ujian bagi
kualitas demokrasi di tingkat lokal. Dalam konteks ini, mahasiswa memiliki
peran penting dalam memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan baik,
transparan, dan akuntabel. Mahasiswa juga berperan dalam memberikan pendidikan
politik kepada masyarakat agar mereka dapat menggunakan hak pilihnya secara
bijaksana dan bertanggung jawab.
Seminar
ini menjadi forum diskusi bagi mahasiswa, akademisi, dan praktisi politik untuk
membahas berbagai isu terkait Pilkada, seperti maraknya politik uang, kampanye
hitam, dan rendahnya partisipasi pemilih muda. Dalam diskusi ini, para peserta
diajak untuk mencari solusi agar Pilkada yang akan datang dapat berlangsung
secara demokratis dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
Peran PMII sebagai Garda Depan Pengawal Demokrasi
Sebagai
organisasi mahasiswa Islam yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU), PMII
memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai demokrasi dan
kebangsaan. Di tengah dinamika politik yang kerap kali diwarnai dengan berbagai
praktik yang tidak sehat, seperti politik uang dan politik identitas, PMII
harus mampu tampil sebagai garda depan yang mengawal jalannya demokrasi.
Peran
PMII tidak hanya terbatas pada tingkat kampus, tetapi juga harus meluas hingga
ke tingkat masyarakat. Mahasiswa harus turun langsung ke lapangan, mendengarkan
aspirasi masyarakat, serta memberikan edukasi politik agar masyarakat dapat
lebih sadar akan hak dan kewajibannya dalam berdemokrasi. Dengan demikian, PMII
dapat berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan proses politik,
memastikan bahwa suara masyarakat terwakili dengan baik dalam proses pemilihan.
Menghadapi Tantangan Politik Identitas dan Politik
Uang
Salah
satu isu krusial yang sering mencederai demokrasi di Indonesia adalah politik
identitas dan politik uang. Di tahun politik 2024, dua isu ini diprediksi akan
kembali mewarnai dinamika Pilkada. Oleh karena itu, peran PMII dan mahasiswa
secara umum menjadi sangat penting dalam memerangi praktik-praktik tidak sehat
ini.
Politik
identitas, yang seringkali memecah belah masyarakat berdasarkan suku, agama,
dan ras, merupakan ancaman serius bagi persatuan bangsa. PMII, dengan semangat
kebhinekaan dan keislaman yang inklusif, harus mampu menjadi penggerak untuk
melawan politik identitas dan menyebarkan narasi persatuan.
Sementara
itu, politik uang juga menjadi tantangan besar dalam Pilkada. Praktik politik
uang merusak esensi demokrasi karena proses pemilihan tidak lagi didasarkan
pada kualitas dan kapabilitas kandidat, melainkan pada kemampuan mereka untuk
“membeli” suara. PMII harus aktif dalam memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat, terutama di tingkat akar rumput, agar mereka tidak terjebak dalam
jebakan politik uang.
6. Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Di tengah
berbagai tantangan politik dan sosial, mahasiswa selalu dianggap sebagai agen
perubahan. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat sejarah mencatat bahwa
mahasiswa sering kali menjadi motor penggerak dalam berbagai perubahan sosial
dan politik di Indonesia. Mulai dari gerakan reformasi 1998 hingga berbagai
aksi protes yang menuntut perubahan kebijakan, mahasiswa selalu berada di garis
depan.
Dalam
konteks Pilkada 2024, mahasiswa, termasuk kader-kader PMII, diharapkan dapat
memainkan peran yang sama pentingnya. Mereka harus mampu menjadi katalisator
perubahan yang mendorong proses demokrasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Mahasiswa juga harus mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik
pemerintah, organisasi masyarakat sipil, maupun komunitas lokal, untuk
menciptakan suasana politik yang lebih kondusif.
PMII sebagai Wadah Pengembangan Kader yang Cakap
dan Profesional
Pelantikan
PMII Pangeran Dharma Kusuma tidak hanya sekadar pengukuhan pengurus baru,
tetapi juga menjadi momen penting bagi pengembangan kader. PMII memiliki
tanggung jawab untuk melahirkan kader-kader yang cakap, profesional, dan mampu
bersaing di dunia kerja maupun dalam bidang politik. Kader-kader PMII
diharapkan tidak hanya menjadi pemimpin di tingkat kampus, tetapi juga di
tingkat lokal dan nasional.
Pengembangan
kader ini juga harus didukung dengan peningkatan kapasitas, baik dalam hal
intelektual, kepemimpinan, maupun keterampilan praktis. PMII harus menyediakan
ruang bagi kadernya untuk terus belajar dan mengembangkan diri, baik melalui
diskusi-diskusi ilmiah, pelatihan kepemimpinan, maupun kegiatan-kegiatan sosial
yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Kesimpulan: PMII di Tahun Politik 2024
Tahun
politik 2024 menjadi ujian besar bagi PMII dan seluruh elemen mahasiswa.
Pelantikan PMII Pangeran Dharma Kusuma dengan tema “Membangun Semangat Baru
Menuju PMII yang Aktif, Cakap, dan Mampu Menjadi Problem Solving Kritis”
menunjukkan tekad yang kuat untuk berkontribusi dalam menciptakan proses
demokrasi yang sehat, transparan, dan akuntabel.
Dalam
menghadapi berbagai tantangan politik, PMII dan mahasiswa pada umumnya harus
mampu menjaga independensinya, melawan politik identitas dan politik uang,
serta terus berperan aktif dalam memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat. Dengan demikian, PMII dapat berperan sebagai pengawal demokrasi
yang tidak hanya kritis, tetapi juga solutif dalam menjawab berbagai
permasalahan yang dihadapi bangsa.
Pelantikan
dan seminar ini menjadi momen penting bagi PMII untuk menegaskan kembali
komitmennya dalam membangun bangsa yang lebih demokratis, adil, dan
berkualitas. Peran mahasiswa sebagai agen perubahan semakin relevan, terutama
di tahun politik ini, di mana masa depan demokrasi Indonesia sangat bergantung
pada keterlibatan aktif dan kritis mereka.
Penulis
Sumarta