Prabowo Siap Melanjutkan Agenda Pembangunan Jokowi dengan Strategi Pengelolaan Keuangan yang Berani dan Terukur

Prabowo Subianto, calon presiden yang diusung untuk pemilihan presiden mendatang, menunjukkan komitmennya untuk melanjutkan dan memperbaiki berbagai program yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan pengelolaan keuangan negara. Dalam diskusi yang diadakan bersama sejumlah tokoh dan anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Prabowo menyampaikan visi dan strategi pengelolaan anggaran negara, yang menekankan pada keberanian mengambil langkah-langkah progresif namun tetap menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan utang.



Menjaga Rasio Utang yang Sehat

Prabowo menekankan pentingnya mempertahankan rasio utang negara yang saat ini berada di bawah 40% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ia menyebut bahwa hal ini merupakan pencapaian signifikan yang diraih oleh Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dengan rasio utang nasional yang rendah, Indonesia dianggap berada dalam kondisi "under-leverage," yang artinya memiliki ruang untuk meningkatkan pembiayaan guna mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Namun, Prabowo memastikan bahwa peningkatan utang negara akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak mendadak. “Tidak benar bahwa kita akan menambah utang nasional secara mendadak,” ungkapnya. Rencananya, penambahan utang akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi yang ada, sehingga tetap menjaga stabilitas fiskal. Dalam waktu 10 tahun ke depan, kebijakan fiskal akan dijalankan secara prudent atau berhati-hati, meski tetap berani mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas.

Upaya Menutup Kebocoran Keuangan Negara

Salah satu sorotan utama dari rencana Prabowo adalah langkah-langkah untuk menutup kebocoran keuangan negara. Prabowo menyebutkan bahwa selama ini Indonesia mengalami kebocoran anggaran yang sangat besar, dan hal ini menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya meningkatkan pendapatan negara. Masalah kebocoran ini bukan hal baru, sebab pada 2014 Prabowo pernah berbicara tentang kebocoran anggaran saat mencalonkan diri sebagai presiden. Saat itu, ia sempat diejek dengan sebutan "Prabocor." Namun, Prabowo menegaskan bahwa apa yang disampaikannya pada waktu itu ternyata benar, dengan kebocoran keuangan negara yang memang sangat signifikan.

Strategi untuk menutup kebocoran anggaran mencakup pengawasan ketat terhadap penerimaan pajak, cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta langkah tegas terhadap praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Prabowo menyebutkan bahwa penegakan hukum dalam hal ini perlu dimaksimalkan, dengan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan sistem informasi teknologi (IT) untuk memastikan kepatuhan pajak yang lebih baik.

Target Meningkatkan Rasio Penerimaan Negara

Prabowo menyatakan bahwa salah satu prioritas pemerintahannya adalah meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB. Saat ini, rasio penerimaan negara Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, yakni sebesar 12,7%. Sebagai perbandingan, rasio penerimaan di Kamboja mencapai 18%, dan di Vietnam bahkan mencapai 23%. Menurut Prabowo, pencapaian ini bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk diraih Indonesia, asalkan ada kemauan politik yang kuat dan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan penegakan hukum di sektor keuangan.

Bank Dunia telah menawarkan bantuan kepada tim Prabowo untuk mencapai target peningkatan rasio penerimaan menjadi 18% hingga 23% melalui penggunaan teknologi dan pendekatan yang lebih efektif dalam pengumpulan pajak. Prabowo meyakinkan para pengusaha bahwa pemerintah tidak berencana untuk menaikkan tarif pajak. Sebaliknya, upaya akan difokuskan pada peningkatan kepatuhan pajak dan perluasan basis wajib pajak.

Mengatasi Permasalahan Pajak dan Tanah

Dalam upaya memperbaiki penerimaan negara, Prabowo juga menyoroti masalah tanah yang diokupasi secara ilegal oleh beberapa pengusaha perkebunan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian Keuangan, terdapat jutaan hektare kawasan hutan yang diokupasi oleh pengusaha kelapa sawit tanpa izin yang sah. Potensi penerimaan yang belum tertagih dari lahan tersebut diperkirakan mencapai Rp 300 triliun.

Prabowo menyatakan bahwa pemerintah sudah mengumpulkan daftar perusahaan yang terlibat, dan akan memberikan peringatan tegas kepada mereka untuk segera membayar kewajiban mereka. “Ada peringatan bersahabat untuk membayar,” kata Prabowo, seraya menekankan pentingnya pembayaran kewajiban pajak dan lainnya sebagai bentuk kontribusi kepada negara.

Program Sosial untuk Masyarakat

Selain upaya peningkatan pendapatan negara, Prabowo juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program-program sosial yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi. Program seperti makanan gratis dan perumahan rakyat akan tetap menjadi prioritas, dengan tambahan alokasi anggaran yang lebih memadai untuk menjangkau lebih banyak masyarakat miskin dan kelompok rentan. Prabowo bahkan mengutip ajaran agama, baik Alquran maupun Alkitab, yang mengajarkan pentingnya memberi makanan kepada fakir miskin sebagai bentuk amal yang akan membawa berkah.

Menjaga Kelangsungan Program Jokowi

Salah satu janji Prabowo adalah melanjutkan program-program pembangunan yang dianggap berhasil oleh Presiden Jokowi. Hal ini disampaikan dalam menanggapi masukan dari salah satu peserta diskusi dari Kalimantan Utara, yang mengapresiasi pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan selama pemerintahan Jokowi. Prabowo berjanji bahwa pembangunan dari pinggiran, termasuk di wilayah perbatasan, akan tetap menjadi prioritas, dan program-program yang baik akan dilanjutkan serta ditingkatkan.

Bagi Prabowo, pemerintahan yang akan datang bisa dikatakan sebagai "Jokowi model 2," di mana kabinet baru akan melanjutkan visi pembangunan yang telah dimulai dengan beberapa penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan. Ia menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya akan mempercepat laju pembangunan nasional, tetapi juga akan memperbaiki aspek-aspek yang selama ini kurang mendapat perhatian.

Memperhatikan Hakim dan Guru

Prabowo juga mengangkat isu kesejahteraan para penegak hukum dan tenaga pendidik. Berdasarkan informasi dari seorang hakim agung, Prabowo mengetahui bahwa gaji hakim agung sudah tidak mengalami kenaikan selama 11 tahun terakhir. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi Prabowo yang berjanji akan memperbaiki kesejahteraan para hakim dan juga guru di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa pendidikan dan penegakan hukum adalah dua pilar penting dalam pembangunan nasional, sehingga peningkatan kesejahteraan untuk para pekerja di bidang ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Kesimpulan

Prabowo menunjukkan visi yang jelas dalam menangani berbagai tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi Indonesia. Dengan menjaga rasio utang yang sehat, menutup kebocoran anggaran, meningkatkan rasio penerimaan negara, dan melanjutkan program-program sosial yang bermanfaat, Prabowo menawarkan solusi yang tidak hanya ambisius tetapi juga realistis. Dengan janji untuk melanjutkan dan memperbaiki program yang telah dimulai oleh Presiden Jokowi, ia berharap dapat membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Peningkatan kesejahteraan bagi penegak hukum dan guru menjadi bagian dari upayanya untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan. Dengan pendekatan yang terukur dan tetap berani, Prabowo berusaha meyakinkan publik dan komunitas bisnis bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkeadilan

Penulis 
Sumarta, M.Si
Dosen Hukum Ekonomi 
Syariah IAI Padhaku Indramayu 

Sumber 

Diskusi Ekonomi Pengusaha Internasional Senior bersama Kadin Indonesia, Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Masa Bakti 2024-2029, di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, Jakarta, Senin (7/10/2024) 



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel