Prioritas Pembangunan di Era Prabowo-Gibran: Peran Strategis KADIN dalam Mendukung Program Pemerintahan

Peran Strategis KADIN dalam Mendukung Program Pemerintahan



Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan segera memulai masa jabatan di tahun 2024 telah menetapkan sejumlah program prioritas yang menjadi landasan untuk membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hasyim Joyo Hadikusumo, Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sekaligus adik dari presiden terpilih Prabowo Subianto, memberikan pandangan komprehensif terkait program tersebut. Dalam acara yang diadakan oleh TV1, Hasyim menyampaikan visi, tantangan, serta harapan yang diemban KADIN dalam upaya mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

KADIN dan Peran Strategisnya dalam Pemerintahan Mendatang

Hasyim memulai diskusi dengan menyampaikan harapan besar terhadap kepemimpinan KADIN di bawah Ketua Umum Anindya Novyan Bakrie. "Harapan kita adalah agar KADIN Indonesia dapat memainkan peran yang lebih optimal dalam pembangunan dunia usaha," ujar Hasyim. Ia menekankan bahwa periode lima tahun ke depan akan menjadi kesempatan emas bagi dunia usaha di Indonesia untuk ikut berpartisipasi aktif dalam agenda pembangunan, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan ekonomi, tetapi juga mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat luas.

Pemerintahan Prabowo dan Gibran memiliki target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% menuju Indonesia Emas 2045. Ini berarti pemerintah akan membutuhkan dukungan dari berbagai sektor, terutama dunia usaha, untuk mempercepat proses pencapaian tersebut. Hasyim menggarisbawahi bahwa KADIN harus bersinergi dengan pemerintah, memberikan masukan strategis, dan menjadi penghubung antara pengusaha dan kebijakan publik. Dengan demikian, dunia usaha dapat menjadi motor penggerak yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Program Prioritas: Makan Bergizi Gratis dan Pembangunan 3 Juta Rumah per Tahun

Salah satu program utama yang dibahas oleh Hasyim adalah penyediaan makan bergizi gratis bagi masyarakat kurang mampu. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada produktivitas nasional. "Memberikan akses terhadap makanan bergizi adalah investasi jangka panjang yang akan mendukung perkembangan SDM berkualitas," ujar Hasyim.

Selain itu, pembangunan 3 juta rumah per tahun menjadi target ambisius lainnya yang akan membuka banyak peluang bagi para pengusaha, terutama di sektor properti dan konstruksi. Hasyim mengajak pengusaha untuk melihat ini sebagai pintu masuk untuk turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa. "Pembangunan rumah yang masif ini bukan hanya memberikan hunian layak bagi masyarakat, tetapi juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian," jelasnya. Hal ini akan mendorong pertumbuhan di sektor terkait, seperti industri bahan bangunan, jasa konstruksi, serta penyediaan tenaga kerja.

Sinergi dengan Pemerintahan Jokowi: Melanjutkan Keberhasilan dan Meningkatkan Tantangan

Dalam kesempatan tersebut, Hasyim juga menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran akan melanjutkan sejumlah keberhasilan yang telah dicapai oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Tantangan ekonomi di masa mendatang tidaklah mudah, dengan berbagai ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang solid antara pemerintah dan dunia usaha untuk tetap waspada dan adaptif terhadap perubahan.

"KADIN siap membantu pemerintahan Prabowo dan Gibran untuk melanjutkan kerja keras dari Pak Jokowi," tegas Hasyim. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi tidak hanya dari faktor eksternal, tetapi juga harus ada kesiapan dari dalam negeri. Dunia usaha harus memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi global yang terus berubah.

Tantangan dan Peluang di Tahun 2024: Menghadapi Dinamika Ekonomi Global

Tahun 2024 diprediksi akan menjadi periode yang penuh dengan tantangan ekonomi, baik di tingkat global maupun domestik. Ketidakpastian di pasar internasional, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan perdagangan dari negara-negara besar menjadi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia. Namun, Hasyim melihat adanya peluang besar bagi pengusaha Indonesia untuk mengambil peran yang lebih besar dalam ekonomi global.

Ia menyoroti pentingnya meningkatkan daya saing produk lokal melalui inovasi dan efisiensi produksi. "Pemerintah harus terus mendorong hilirisasi industri agar nilai tambah dari sumber daya alam kita bisa lebih maksimal," kata Hasyim. Dengan memanfaatkan teknologi dan membangun industri berbasis pengetahuan, Indonesia dapat memperkuat posisinya di kancah internasional.

Dukungan KADIN terhadap Kebijakan Pemerintah: Fokus pada Pengembangan SDM dan Infrastruktur

Hasyim juga menegaskan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai kunci untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ia menyarankan agar pemerintah, melalui kerjasama dengan KADIN, memperluas program pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri 4.0. "Investasi pada SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan membawa keuntungan besar bagi perekonomian nasional," ujarnya.

Selain SDM, pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama lainnya yang tidak boleh diabaikan. Hasyim menyatakan bahwa investasi infrastruktur, terutama yang mendukung konektivitas antar wilayah, akan mempercepat proses distribusi barang dan jasa, mengurangi biaya logistik, dan membuka peluang usaha baru. "Dengan adanya infrastruktur yang memadai, daya saing ekonomi kita akan meningkat," jelasnya.

Menyongsong Indonesia Emas 2045: Agenda Besar yang Harus Dijalankan

Menuju Indonesia Emas 2045, Hasyim mengajak semua pihak, baik pengusaha maupun masyarakat luas, untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi besar tersebut. Dengan angka pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai, pemerintah harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk melakukan reformasi di berbagai sektor. Salah satu agenda penting yang harus dilakukan adalah mempercepat proses digitalisasi ekonomi dan membangun ekosistem usaha yang lebih inklusif.

Hasyim melihat peran KADIN sebagai mitra strategis pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang ramah terhadap dunia usaha. Hal ini diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, sehingga Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing yang berkualitas. "Kita harus membuka diri terhadap peluang global, tetapi juga memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga," tegasnya.

Menjaga Stabilitas dan Keberlanjutan: Tantangan bagi Dunia Usaha

Dalam menjalankan peran strategis ini, KADIN juga dihadapkan pada tantangan untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan usaha di tengah ketidakpastian global. Hasyim menekankan pentingnya dunia usaha untuk memperkuat ketahanan bisnis, terutama dalam hal manajemen risiko. "Pengusaha harus mampu mengelola risiko dengan baik agar bisa tetap bertahan dan bahkan berkembang di tengah dinamika yang ada," ujarnya.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan keberlanjutan juga harus menjadi perhatian. KADIN diharapkan mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), dunia usaha dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan sosial.

Kesimpulan: KADIN sebagai Penggerak Ekonomi di Era Prabowo-Gibran

Masa pemerintahan Prabowo-Gibran memberikan kesempatan baru bagi dunia usaha untuk berkontribusi lebih dalam pembangunan nasional. KADIN, sebagai organisasi yang mewakili kepentingan pengusaha, memiliki peran strategis untuk mendukung kebijakan pemerintah dan memastikan dunia usaha dapat berkembang secara berkelanjutan. Dengan program-program prioritas seperti makan bergizi gratis, pembangunan 3 juta rumah per tahun, dan peningkatan daya saing industri, Indonesia dapat menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Hasyim Joyo Hadikusumo menyampaikan bahwa tantangan yang ada harus dijawab dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan dunia usaha. Melalui dukungan yang optimal dari KADIN, diharapkan target pertumbuhan ekonomi 8% dan visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai. Kolaborasi ini bukan hanya tentang mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.


Penulis 
Sumarta, M.Si
Dosen Hukum Ekonomi Syariah 
IAI Padhaku Indramayu

                                                                            Sumber

Diskusi Ekonomi Pengusaha Internasional Senior bersama Kadin Indonesia, Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Masa Bakti 2024-2029, di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, Jakarta, Senin (7/10/2024)




                                                                          

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel