Strategi Pembangunan Berkelanjutan untuk Masyarakat Indramayu: Tantangan dan Harapan di Sektor Pendidikan, Pertanian, dan BUMD
Tantangan dan Harapan di Sektor Pendidikan, Pertanian, dan BUMD
Indramayu, sebuah kabupaten di Jawa Barat, memiliki peran penting dalam dua
sektor utama yang mendukung perekonomian nasional, yaitu sektor pertanian dan
pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI). Namun, meski dikenal sebagai lumbung
padi dan pemasok PMI terbesar, Indramayu menghadapi sejumlah tantangan besar
dalam hal stabilitas ekonomi lokal, pendidikan, serta pengelolaan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). Dalam sebuah dialog terbaru, berbagai topik penting
dibahas oleh calon bupati terkait dengan upaya strategis untuk membenahi
sektor-sektor kunci ini guna menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
masyarakat Indramayu.
Tantangan Sektor Pertanian: Fluktuasi Harga dan Peran Pemerintah
Indramayu dikenal sebagai salah satu daerah penghasil beras terbesar di Indonesia.
Namun, petani di Indramayu menghadapi tantangan yang terus berulang, yaitu
fluktuasi harga gabah. Harga yang tidak stabil dan sering kali ditentukan oleh
tengkulak menjadi masalah besar yang mengakibatkan pendapatan petani menjadi
tidak menentu.
Menurut salah satu calon bupati yang diwawancarai, masalah ini seharusnya
menjadi fokus utama pemerintah daerah. “Harga gabah tidak pernah stabil setiap
tahun, dan sering kali turun secara tiba-tiba. Jika pemerintah tidak hadir
untuk mengatur harga di tingkat lokal, maka harga akan terus dikendalikan oleh
tengkulak yang hanya mencari keuntungan pribadi,” ujar calon tersebut.
Solusi yang ditawarkan adalah kehadiran pemerintah daerah dalam manajemen
harga gabah dan pengaturan pasar yang lebih adil. Pemerintah diharapkan mampu
memberikan kebijakan yang berpihak pada petani, sehingga mereka bisa
mendapatkan harga yang layak dan stabil sepanjang tahun. Selain itu, dukungan
berupa subsidi atau program manajemen risiko juga penting untuk melindungi
petani dari ketidakpastian harga di pasar global.
Migrasi Tenaga Kerja: Solusi atau Masalah?
Selain sektor pertanian, Indramayu juga dikenal sebagai salah satu pemasok
pekerja migran Indonesia (PMI) terbesar di Indonesia. Banyak warga Indramayu
yang memilih bekerja di luar negeri karena terbatasnya lapangan pekerjaan di
dalam negeri. Meskipun sektor PMI memberikan dampak ekonomi berupa remitansi,
ada dampak sosial yang tidak bisa diabaikan, seperti perpecahan keluarga dan
rendahnya tingkat pendidikan di kalangan pekerja migran.
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh para pekerja migran adalah
kurangnya lapangan pekerjaan yang layak di dalam negeri. “Banyak warga
Indramayu yang pergi bekerja ke luar negeri karena tidak ada pilihan lain untuk
menghidupi diri dan keluarganya,” ungkap calon bupati. Mereka menekankan bahwa
solusi jangka panjang yang dibutuhkan adalah menciptakan lapangan pekerjaan
yang layak di Indramayu, terutama melalui pengembangan sektor-sektor lokal
seperti industri kecil dan menengah.
Selain menciptakan lapangan kerja baru, pemerintah daerah juga diharapkan
untuk memberikan pelatihan dan pendidikan yang relevan bagi para calon pekerja
migran. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi tenaga kerja murah di luar
negeri, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan mereka untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, baik di dalam maupun luar negeri.
Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Infrastruktur Nelayan
Sektor perikanan juga memegang peranan penting dalam perekonomian lokal
Indramayu. Namun, infrastruktur yang ada saat ini dianggap belum memadai.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang seharusnya menjadi pusat kegiatan ekonomi
nelayan justru mengalami sejumlah masalah, seperti pajak yang tinggi tanpa ada
pengembalian manfaat yang jelas bagi nelayan.
Salah satu masalah yang paling dikeluhkan oleh nelayan adalah kondisi muara
yang dangkal, yang menghambat aktivitas nelayan sehari-hari. “Banyak nelayan
yang mengeluhkan tentang muara yang dangkal, namun mereka tetap dibebankan
pajak yang cukup tinggi. Tidak ada pengembalian dari pajak tersebut untuk
memperbaiki infrastruktur yang mereka butuhkan,” ungkap salah satu calon
bupati.
Solusi yang ditawarkan adalah mendorong realisasi kebijakan yang lebih adil
di sektor ini, di mana pajak yang dikumpulkan dari nelayan harus dikembalikan
untuk perbaikan infrastruktur, seperti pengerukan muara. Pemerintah pusat dan
daerah diharapkan bisa bersinergi dalam hal ini untuk memastikan bahwa nelayan
mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan agar tetap produktif.
Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pendidikan adalah salah satu aspek krusial yang memengaruhi kualitas hidup
masyarakat di Indramayu. Berdasarkan data terbaru, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indramayu telah mengalami peningkatan signifikan, meskipun masih ada
ruang untuk perbaikan lebih lanjut. Salah satu indikator penting IPM adalah
angka lama sekolah, yang di Indramayu telah mencapai sekitar 7,95 tahun, setara
dengan pendidikan dasar hingga kelas dua SMP.
Meskipun ini adalah pencapaian yang baik, ada tantangan yang harus dihadapi,
seperti meningkatkan angka partisipasi sekolah di tingkat menengah dan tinggi.
Calon bupati menggarisbawahi pentingnya pembangunan infrastruktur pendidikan
yang lebih baik, dengan fokus pada renovasi dan pembangunan sekolah-sekolah
baru di seluruh Indramayu.
Lebih dari 150 gedung sekolah telah direnovasi atau dibangun dalam beberapa
tahun terakhir, dan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan telah mencapai
lebih dari 30 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Langkah ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi guru dan murid, serta
meningkatkan mutu pendidikan di Indramayu.
Namun, masalah utama yang masih ada adalah bagaimana memastikan lulusan dari
sekolah-sekolah ini memiliki keterampilan yang relevan untuk pasar kerja.
Pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan program pelatihan keterampilan
dan memberikan bimbingan karier bagi lulusan SMA dan perguruan tinggi agar
mereka bisa lebih siap menghadapi dunia kerja.
Revitalisasi BUMD untuk Peningkatan Ekonomi Lokal
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Indramayu adalah salah satu sumber
pendapatan asli daerah (PAD) yang sangat penting. Namun, beberapa BUMD
mengalami penurunan kinerja dan membutuhkan revitalisasi. “Sejak awal, kami
sudah memberikan peringatan bahwa beberapa BUMD tidak layak dan memerlukan
reorganisasi serta reformasi birokrasi,” ujar calon bupati.
Namun, ada juga BUMD yang kinerjanya relatif baik, seperti PDAM Indramayu
yang menyuplai air bersih untuk masyarakat dan memberikan kontribusi besar bagi
pendapatan daerah. Pendapatan asli daerah dari BUMD ini mencapai lebih dari 100
miliar rupiah, dan target ke depan adalah menembus angka 1 triliun rupiah dalam
beberapa tahun mendatang.
Untuk mencapai hal ini, intensifikasi dan ekstensifikasi di berbagai sektor
pajak daerah menjadi salah satu prioritas. Selain itu, BUMD diharapkan tidak
hanya fokus pada mencari keuntungan, tetapi juga memberikan pelayanan publik
yang maksimal kepada masyarakat. Program-program penyehatan BUMD dan pembaruan manajemen
diharapkan bisa memperkuat peran BUMD dalam mendukung perekonomian lokal.
Kesimpulan: Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Dari berbagai sektor yang dibahas dalam dialog ini, jelas bahwa Indramayu
memiliki tantangan yang kompleks, mulai dari sektor pertanian, migrasi tenaga
kerja, pendidikan, perikanan, hingga pengelolaan BUMD. Namun, dengan strategi
yang tepat dan sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat, ada harapan
besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Pemerintah diharapkan hadir secara aktif untuk memberikan solusi nyata bagi
permasalahan yang dihadapi masyarakat, terutama dalam hal stabilitas harga
pertanian, penciptaan lapangan kerja lokal, perbaikan infrastruktur nelayan,
serta revitalisasi BUMD. Dengan pendekatan yang komprehensif, Indramayu bisa
terus berkembang dan memberikan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh
warganya.
Penulis
Sumarta
Sumber
https://youtu.be/-9nxv_41iMc