TikTok dan Kecanduan: Menelusuri Hubungan Antara Penggunaan Media Sosial, Kesehatan Mental, dan Kognisi di Kalangan Remaja di Indonesia
Menelusuri Hubungan Antara Penggunaan Media Sosial, Kesehatan Mental, dan Kognisi di Kalangan Remaja di Indonesia
TikTok telah menjadi salah satu aplikasi media sosial yang paling populer di dunia, terutama di kalangan remaja. Di Indonesia, TikTok tidak hanya mencatat jumlah pengguna yang sangat besar, tetapi juga waktu yang lama dihabiskan oleh pengguna di platform ini. Menurut data terbaru, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna TikTok terbanyak, yang menunjukkan bahwa masyarakat kita sangat terhubung dengan aplikasi ini (DataReportal, 2023). Meskipun TikTok menawarkan berbagai konten kreatif dan hiburan, ada sisi gelap yang perlu diwaspadai—dampak negatif terhadap kesehatan mental dan kognisi pengguna.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial, termasuk TikTok, dapat berkontribusi terhadap stres, kecemasan, dan perasaan negatif di kalangan penggunanya. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Primack et al. (2017), sekitar 60-70% remaja yang aktif menggunakan media sosial melaporkan mengalami gejala kecemasan dan depresi. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada platform seperti TikTok bisa memiliki konsekuensi serius bagi kesejahteraan psikologis dan kognitif pengguna.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hubungan antara kecanduan TikTok, kesehatan mental, dan dampaknya terhadap fungsi kognitif remaja di Indonesia. Kami juga akan membahas cara-cara untuk mengatasi kecanduan ini dan mencari solusi yang lebih positif dalam menggunakan media sosial.
TikTok: Dari Hiburan Menjadi Ketergantungan
TikTok memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi video pendek, sering kali dengan musik latar yang populer. Fenomena ini telah menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, keasyikan ini sering kali berujung pada kecanduan, di mana pengguna menghabiskan waktu berjam-jam tanpa henti untuk menggulir konten.
Kecanduan Media Sosial dan Dampaknya
Kecanduan media sosial didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan platform tersebut, yang sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari. Menurut penelitian oleh Kuss dan Griffiths (2017), kecanduan media sosial dapat mengakibatkan penurunan kualitas tidur, peningkatan stres, dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Dalam konteks TikTok, remaja sering kali terpapar pada konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga dapat memicu perasaan negatif seperti kecemasan dan ketidakpuasan. Penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan untuk memahami informasi yang lebih kompleks, yang sering kali tidak disajikan dalam format singkat seperti video TikTok.
Kesehatan Mental Remaja
Berdasarkan penelitian oleh Twenge et al. (2018), ada korelasi yang signifikan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan peningkatan masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Hal ini terutama terjadi di kalangan remaja, yang mungkin lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari media sosial.
Di Indonesia, laporan menunjukkan bahwa 65% remaja yang aktif menggunakan TikTok melaporkan merasa lebih cemas setelah melihat konten tertentu. Fenomena ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang konten yang mereka konsumsi dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Konten yang Berbahaya
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah jenis konten yang sering muncul di TikTok. Konten yang bersifat provokatif atau yang mengandung unsur kebencian dapat menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Propaganda politik yang menggunakan TikTok sebagai media dapat menjadi alat yang berbahaya, di mana pesan-pesan negatif dapat disebarkan dengan cepat.
Dalam konteks pemilu dan pilkada, pengguna TikTok mungkin terpapar pada berbagai konten yang mendiskreditkan kandidat tertentu, yang dapat mempengaruhi cara pandang mereka tanpa memberikan informasi yang seimbang. Konten yang hanya mengedepankan satu sisi sering kali mengabaikan fakta-fakta penting dan mengarah pada misinformasi.
Pengaruh Kognitif dan Perubahan Perilaku
Penurunan Kemampuan Berkonsentrasi
Salah satu dampak yang paling mencolok dari kecanduan TikTok adalah penurunan kemampuan berkonsentrasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosen et al. (2013), pengguna media sosial cenderung mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian mereka terhadap tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi. Ketidakmampuan ini semakin diperburuk oleh format video pendek yang menjadi ciri khas TikTok, yang mengajak pengguna untuk berpindah dari satu konten ke konten lainnya tanpa henti.
Gangguan pada Proses Kognitif
Proses kognitif, termasuk pemahaman dan pemecahan masalah, juga dapat terganggu oleh kecanduan TikTok. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi kapasitas otak untuk mengolah informasi yang lebih kompleks. Hal ini berpotensi membuat remaja lebih sulit untuk memahami dan menganalisis konten yang tidak disajikan dalam format yang singkat dan menarik (Small & Vorgan, 2008).
Membangun Insekuritas
Bukan rahasia lagi bahwa media sosial dapat menimbulkan perasaan insekuritas, terutama di kalangan remaja. Dengan standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis yang sering ditampilkan di TikTok, banyak remaja yang merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri. Penelitian oleh Fardouly et al. (2015) menunjukkan bahwa remaja yang lebih sering menggunakan media sosial cenderung memiliki tingkat kepuasan tubuh yang lebih rendah, yang dapat berujung pada gangguan mental yang serius.
Cara Mengatasi Kecanduan TikTok
Meskipun TikTok menawarkan berbagai hiburan dan informasi, penting bagi pengguna untuk mengenali tanda-tanda kecanduan dan mengambil langkah untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu:
Batasi Waktu Penggunaan
Salah satu langkah pertama untuk mengatasi kecanduan adalah dengan membatasi waktu yang dihabiskan di TikTok. Mengatur timer atau menggunakan fitur batasan waktu yang tersedia pada aplikasi dapat membantu pengguna untuk tetap berada dalam batas yang sehat.
Pilih Konten yang Berkualitas
Pengguna perlu lebih selektif dalam memilih konten yang mereka konsumsi. Mengikuti akun-akun yang menyediakan informasi edukatif dan positif dapat membantu mengurangi dampak negatif dari konten yang bersifat merusak.
Tingkatkan Kesadaran Kritis
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam era informasi saat ini. Pengguna perlu belajar untuk menganalisis dan mempertanyakan informasi yang mereka lihat di media sosial, termasuk TikTok.
Libatkan Diri dalam Kegiatan Lain
Mengalihkan perhatian dari media sosial dengan terlibat dalam kegiatan yang lebih produktif, seperti olahraga, membaca, atau berkumpul dengan teman-teman, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada TikTok.
Kesimpulan
TikTok telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak remaja di Indonesia. Meskipun platform ini menawarkan hiburan dan peluang kreatif, penting untuk menyadari dampak negatif yang dapat ditimbulkannya, terutama dalam hal kesehatan mental dan kognisi.
Kecanduan TikTok dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan kemampuan kognitif, yang semuanya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk mengelola waktu mereka di platform ini dan memilih konten yang positif.
Dengan kesadaran yang lebih besar dan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memanfaatkan media sosial secara lebih bijak dan sehat. Akhirnya, media sosial, termasuk TikTok, harus berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan sebaliknya.
Penulis
Sumarta
Referensi
- DataReportal. (2023). Digital 2023: Indonesia. Retrieved from DataReportal
- Fardouly, J., Diedrichs, P. C., Vartanian, L. R., & Halliwell, E. (2015). Social comparisons on social media: The impact of Facebook on young women’s body image concerns. International Journal of Eating Disorders, 48(5), 507-510.
- Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2017). Social networking sites and addiction: A systematic review of the evidence. International Journal of Internet and Addiction, 1(1), 3-17.
- Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., Whaite, E. E., Rosen, D., Colditz, J., ... & Primack, B. A. (2017). Social media use and perceived social isolation among young adults in the U.S. American Journal of Preventive Medicine, 53(1), 1-8.
- Rosen, L. D., Lim, A. F., Carrier, L. M., & Cheever, N. A. (2013). An empirical examination of social networking addiction: The impact of social media on academic performance. Computers in Human Behavior, 29(2), 989-993.
- Small, G. W., & Vorgan, G. (2008). iBrain: Surviving the Technological Alteration of the Modern Mind. HarperCollins.
- Twenge, J. M., Joiner, T. E., Rogers, M. L., & Martin, G. N. (2018). Increases in depressive symptoms, suicide-related outcomes, and suicide rates among U.S. adolescents after 2010 and links to social media. Clinical Psychological Science, 6(1), 3-17.