Utilitarianisme Transformasi Pendidikan dan Masyarakat Global

 

Utilitarianisme Transformasi Pendidikan dan Masyarakat Global




Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan tinggi telah mengalami transformasi mendalam, yang sebagian besar didorong oleh pengaruh Amerika Serikat. Dari awal abad ke-20 hingga sekarang, model pendidikan, filosofi, dan pengaruh politik Amerika telah meresap ke universitas-universitas global, menggeser prioritas dari humaniora ke bidang-bidang yang lebih utilitarian seperti bisnis dan manajemen. Pergeseran ini mencerminkan tema yang lebih luas tentang utilitarianisme, modernitas, dan hegemoni Amerika Serikat, yang telah membentuk tidak hanya institusi pendidikan global tetapi juga lanskap geopolitik.

Artikel ini mengeksplorasi bagaimana utilitarianisme memengaruhi pendidikan dan masyarakat, terutama dalam konteks dominasi Amerika pasca-Perang Dunia II. Kami akan menggali bagaimana kekuatan budaya, ekonomi, dan politik Amerika telah memengaruhi dunia, mengarah pada apa yang dapat disebut sebagai "Americanisasi" pendidikan. Selain itu, kami akan mengeksplorasi dampak global yang lebih luas dari pergeseran ini, terutama di Asia Tenggara, dan menganalisis bagaimana hal ini mencerminkan hegemoni Amerika Serikat yang terus berlanjut dan perannya dalam membentuk modernitas.

Munculnya Utilitarianisme dalam Pendidikan
Evolusi sistem pendidikan global, terutama di dunia Barat, telah melihat pergeseran yang menentukan menuju nilai-nilai utilitarian, di mana pendidikan semakin dianggap sebagai sarana untuk tujuan praktis dan ekonomi. Pergeseran ini sangat terlihat di bidang-bidang seperti bisnis, manajemen, dan ilmu terapan, sementara disiplin ilmu tradisional seperti sejarah, filsafat, dan antropologi semakin dianggap tidak relevan atau tidak praktis dalam ekonomi modern.

Konteks Sejarah Utilitarianisme dalam Pendidikan
Utilitarianisme sebagai pendekatan filosofis pertama kali dirumuskan oleh Jeremy Bentham dan kemudian disempurnakan oleh John Stuart Mill pada abad ke-19. Pendekatan ini menekankan kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar dan berusaha memaksimalkan utilitas secara keseluruhan. Dalam kerangka ini, tindakan atau institusi dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan hasil yang bermanfaat, terutama dalam hal keuntungan material atau kesuksesan praktis.

Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini diterjemahkan ke dalam fokus untuk menghasilkan lulusan yang dapat segera berkontribusi pada ekonomi, terutama dengan mengisi peran di industri, perdagangan, dan pemerintahan. Pandangan pragmatis ini tentang pendidikan, di mana pencapaian akademik diukur berdasarkan utilitas ekonominya, semakin dominan di banyak negara.

Pengaruh Amerika terhadap Pendidikan
Amerika Serikat memainkan peran penting dalam menyebarkan pendekatan utilitarian terhadap pendidikan di seluruh dunia. Setelah Perang Dunia II, AS muncul sebagai hegemon global, dan pengaruh ekonomi, politik, serta budayanya tumbuh secara eksponensial. Universitas-universitas Amerika, seperti Harvard, Yale, dan Stanford, menjadi model global untuk pendidikan tinggi, dan fokus mereka pada pengembangan profesional, penelitian, dan inovasi beresonansi dengan aspirasi global pasca-perang untuk pembangunan ekonomi dan modernisasi.

Menurut Klein (2018), universitas-universitas Amerika mulai memprioritaskan bidang-bidang yang dianggap secara langsung berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan teknologi nasional, seperti teknik, bisnis, dan ilmu alam. Tren ini didukung oleh pendanaan federal untuk penelitian di bidang-bidang yang dianggap penting untuk keamanan nasional dan daya saing ekonomi, seperti teknologi pertahanan dan kedirgantaraan. Bidang-bidang seperti filsafat dan sejarah, meskipun masih ada, semakin dianggap sebagai yang sekunder.

Pengaruh model pendidikan Amerika menjadi sangat menonjol selama Perang Dingin, ketika Amerika Serikat berusaha mempromosikan ideal-ideal kapitalisme dan demokrasi sebagai alternatif dari komunisme Soviet. Pendidikan adalah bagian penting dari pertempuran ideologis ini, dan universitas-universitas Amerika, dengan fokus mereka pada profesionalisasi dan inovasi, dipegang sebagai contoh efisiensi dan kesuksesan kapitalis.

Penulis

Sumarta

 

Sumber Referensi:

Klein, N. (2018). The Shock Doctrine: The Rise of Disaster Capitalism. Picador.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel