32 Tahun Mengenang Peristiwa Tragis CN235
Mengenang
Peristiwa Tragis
32 tahun yang lalu, langit Garut, Jawa Barat, menjadi saksi insiden tragis
yang melibatkan pesawat CN235 Merpati Airlines dengan nomor penerbangan MZ5601.
Pada 18 Oktober 1992, pesawat yang dipiloti oleh Firda Basaria Panggabean,
seorang penerbang berusia 29 tahun, lepas landas dari Semarang dengan tujuan
akhir Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Dalam perjalanan menuju Bandung,
kontak radio terakhir dari kokpit melaporkan posisi pesawat di atas Cirebon,
terbang di ketinggian 12.500 kaki. Namun, tragisnya, pesawat tersebut tidak
pernah mencapai tujuan akhir; CN235 berakhir dengan mengerikan di Gunung
Puntang, Garut (Kompas, 1992).
Kecelakaan ini memunculkan berbagai pertanyaan yang belum terjawab mengenai
penyebab di balik insiden tersebut. Apakah faktor cuaca buruk menjadi penyebab
utama kecelakaan, atau mungkin terdapat masalah teknis yang memperburuk
situasi? Dalam upaya untuk mencari jawaban, banyak pihak mulai melakukan
analisis mendalam terhadap kejadian ini. Salah satu aspek yang menjadi sorotan
adalah kondisi cuaca saat penerbangan, di mana laporan cuaca menunjukkan adanya
awan tebal dan kemungkinan turbulensi (Tempo, 1992).
Selain faktor cuaca, spekulasi mengenai masalah teknis pesawat juga muncul,
menambah kompleksitas penyelidikan. Beberapa ahli meneruskan argumen bahwa
meskipun pesawat CN235 dirancang dengan teknologi canggih, keputusan yang
diambil oleh pilot dalam situasi darurat menjadi sangat krusial. Pada saat yang
sama, pernyataan kontroversial dari Direktur Utama IPTN, BJ Habibie, mengenai
kesalahan pilot menjadi sorotan publik dan memicu polemik di kalangan
masyarakat dan keluarga korban (Republika, 1992).
Dari perspektif teknis, para pakar mempertanyakan apakah prosedur yang
diterapkan selama penerbangan telah sesuai dengan standar keselamatan yang
berlaku. Insiden ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya evaluasi dan
perbaikan prosedur keselamatan penerbangan, terutama dalam kondisi cuaca yang
ekstrem. Dengan demikian, kecelakaan ini harus dilihat sebagai momen untuk
mendorong peningkatan keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur terbang
(Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 1993).
Sementara itu, pengalaman pribadi Firda Panggabean sebagai pilot dan
tantangan yang dihadapinya selama penerbangan tersebut juga perlu menjadi
fokus. Dengan latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya, seharusnya ia
mampu menghadapi tantangan cuaca yang buruk. Namun, keputusan untuk melanjutkan
penerbangan pada saat itu menunjukkan kompleksitas situasi yang dihadapi oleh
pilot dalam kondisi yang sulit dan membingungkan (Habibie, 1992).
Kecelakaan pesawat CN235 Merpati bukan hanya tragedi bagi keluarga korban,
tetapi juga membawa dampak luas bagi industri penerbangan di Indonesia. Insiden
ini menciptakan kesadaran baru akan pentingnya keselamatan penerbangan yang
lebih ketat, serta perlunya pelatihan dan persiapan yang lebih baik untuk pilot
dalam menghadapi kondisi darurat (Sumolang, 1992).
Secara keseluruhan, peristiwa tragis ini menjadi momen refleksi bagi semua
pihak yang terlibat dalam dunia penerbangan di Indonesia. Dengan mengenang
kejadian ini, diharapkan dapat diperoleh pelajaran berharga untuk mencegah
terulangnya kecelakaan serupa di masa depan, serta mengutamakan keselamatan
dalam setiap aspek penerbangan (Kompas, 1992).
Penulis
Sumarta
Sumber Referensi:
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (1993). Laporan Investigasi
Kecelakaan CN-235 Merpati Airlines. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Habibie, B. J. (1992). Pandangan mengenai Faktor Keselamatan CN-235.
Jakarta: IPTN.
Kompas. (1992). "Refleksi dari Tragedi Puntang". Kompas,
20 Oktober.
Republika. (1992). "Keselamatan Penerbangan dan Pembelajaran dari
Tragedi CN-235". Republika, 21 Oktober.
Sumolang, F. (1992). Komentar terkait Evaluasi dan Standar Penerbangan
Pasca-Kecelakaan. Jakarta: Merpati Nusantara Airlines.
Tempo. (1992). "Tragedi CN-235 dan Implikasi Keselamatan
Penerbangan". Tempo, 25 Oktober.
Tempo.co. Pesawat Merpati Jatuh di Gunung
Puntang: PUTAR BALIK. dari
https://www.youtube.com/@TempoVideoChannel
pada 03 Nopember 2024