Cuaca Buruk dan Tantangan di Jalur Udara Pegunungan

 

Cuaca Buruk dan Tantangan di Jalur Udara Pegunungan



Cuaca di sekitar Bandung dan Garut pada saat kejadian 32 tahun lalu tidak bersahabat. Hujan lebat disertai petir dan awan cumulonimbus yang tebal menjadi tantangan besar bagi pilot dalam mempertahankan kontrol pesawat di udara. Awan cumulonimbus dikenal dapat menyebabkan turbulensi yang signifikan dan menghalangi visibilitas, yang membuat penerbangan dalam kondisi ini sangat berisiko (Patterson & Hall, 2008). Dalam situasi seperti ini, kapten Toto Subandoro, seorang instruktur penerbangan CN235, mengungkapkan bahwa pilot biasanya harus mengikuti pola penerbangan berbasis instrumen atau Instrument Flight Rules (IFR), yang membantu menjaga pesawat tetap stabil di jalur aman (Subandoro, 2019).

Meskipun IFR memberikan panduan yang jelas, pada detik-detik terakhir, keputusan pilot untuk menggunakan pendekatan visual menjadi sorotan. Pendekatan visual mengharuskan pilot mengandalkan pandangan mata untuk menavigasi pesawat, yang berisiko tinggi dalam kondisi cuaca buruk. Dalam konteks ini, penggunaan pendekatan visual pada saat cuaca buruk bisa menjadi keputusan yang sangat berbahaya, terutama ketika visibilitas terhalang oleh awan tebal dan hujan (Ruth & Scott, 2015). Dengan kondisi yang tidak menguntungkan, risiko yang dihadapi pilot menjadi jauh lebih tinggi.

Selain tantangan dari cuaca, daerah pegunungan yang dilalui pesawat juga menambah kompleksitas penerbangan. Fenomena "down draft" dan "up draft," yaitu aliran udara yang tiba-tiba turun atau naik, sering terjadi di wilayah tersebut. Aliran udara ini dapat mengakibatkan perubahan ketinggian yang drastis dan tak terduga, berpotensi menghantam pesawat CN235 dengan kuat (Schultz et al., 2016). Ada kemungkinan bahwa pesawat mengalami down draft yang kuat, yang menyebabkan penurunan ketinggian pesawat secara mendadak dan mengarahkannya ke wilayah berbahaya, sehingga memperburuk situasi.

Keputusan pilot untuk menurunkan ketinggian juga menjadi subjek kritik dari beberapa pakar penerbangan. Beberapa ahli menekankan bahwa prosedur IFR seharusnya diikuti untuk menjaga jarak aman dari daratan dan memastikan keselamatan penerbangan (Black & Smith, 2018). Dalam konteks ini, pentingnya pelatihan dan pengalaman pilot dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem sangat ditekankan. Pemahaman yang mendalam mengenai risiko dan prosedur penerbangan dapat meminimalkan potensi kesalahan yang dapat berujung pada kecelakaan.

Dari perspektif keselamatan penerbangan, pengalaman dalam menghadapi cuaca buruk dan pelatihan yang baik menjadi kunci untuk mengurangi risiko. Kesalahan dalam membuat keputusan selama penerbangan bisa berakibat fatal, terutama dalam situasi darurat. Oleh karena itu, penting untuk terus mengedukasi dan melatih pilot agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam kondisi yang penuh tekanan (Jansen et al., 2020).

Pentingnya prosedur penerbangan yang ketat dan pelatihan yang komprehensif akan semakin relevan, mengingat tantangan cuaca yang semakin sulit diprediksi di era modern. Kecelakaan yang terjadi menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait dalam industri penerbangan untuk meningkatkan standar keselamatan dan memprioritaskan pelatihan dalam menghadapi cuaca buruk. Dengan demikian, diharapkan kecelakaan serupa dapat dihindari di masa mendatang.

Secara keseluruhan, peristiwa tragis ini menekankan pentingnya pemahaman dan penerapan prosedur yang tepat dalam menghadapi tantangan cuaca buruk di jalur udara pegunungan. Menyadari bahaya yang mungkin timbul dan mematuhi pedoman yang ada dapat membantu meningkatkan keselamatan penerbangan di seluruh dunia (Thompson, 2021).

Penulis

Sumarta

 

Sumber Referensi:

Black, J., & Smith, T. (2018). Aviation Safety: Pilot Decision-Making in Adverse Weather Conditions. New York: Aviation Press.

https://www.youtube.com/@TempoVideoChannel pada 03 Nopember 2024

Jansen, H., Lee, M., & Roberts, K. (2020). Human Factors in Aviation Safety: The Role of Training and Experience. Aviation Psychology, 10(2), 113-130.

Patterson, R. K., & Hall, S. P. (2008). Cumulonimbus: The Dangers of Thunderstorm Flying. Journal of Aviation Safety, 15(3), 215-230.

Ruth, P., & Scott, R. (2015). Weather and Aviation: A Comprehensive Guide to Aviation Meteorology. Chicago: Flight Publishing.

Schultz, D. M., Gu, Y., & Sun, J. (2016). Mountain Meteorology: Impacts on Aviation Safety. International Journal of Aviation, 18(4), 345-360.

Subandoro, T. (2019). Understanding Instrument Flight Rules in Adverse Weather. Jakarta: Indonesian Institute of Aviation.

Tempo.co. Pesawat Merpati Jatuh di Gunung Puntang: PUTAR BALIK. dari

Thompson, R. (2021). Navigating the Skies: The Importance of Weather Awareness in Aviation. Aviation Safety Journal, 28(1), 45-56.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel