Keberhasilan Indonesia di World Summit on Information Society: Dari Penjara ke Panggung Dunia
Dari Penjara ke Panggung Dunia
Pada tahun 2003, dunia menyaksikan momen penting dalam sejarah teknologi informasi dan komunikasi melalui acara yang dikenal sebagai World Summit on Information Society (WSIS). Konferensi ini diadakan oleh International Telecommunication Union (ITU), sebuah lembaga di bawah PBB yang bertugas untuk memfasilitasi kerjasama internasional di bidang telekomunikasi. WSIS bertujuan untuk membahas isu-isu terkait pembangunan masyarakat informasi yang inklusif, serta mencari solusi untuk akses informasi dan komunikasi yang lebih baik di seluruh dunia. Dalam konteks ini, Indonesia, yang dianggap sebagai negara berkembang, menunjukkan keberhasilan luar biasa dalam menciptakan solusi internet yang murah dan cepat, yang diakui oleh dunia.
Awal Mula: Dari Ide hingga Realisasi
Sebelum menjadi bagian dari WSIS, Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Di tengah keterbatasan, para pelopor teknologi Indonesia mulai mengeksplorasi cara untuk menyediakan akses internet yang lebih luas. Salah satu inovasi awal yang menarik perhatian adalah penggunaan teknologi wireless, atau nirkabel, untuk menyediakan layanan internet di seluruh negeri.
Pengembangan Teknologi Wireless
Salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan internet di Indonesia adalah Onno W. Purbo, seorang teknisi dan pengajar yang dikenal sebagai "Bapak Internet Indonesia." Dalam sebuah wawancara, Onno mengungkapkan bagaimana ia dan timnya mulai mengembangkan teknologi Wavelan, yang merupakan cikal bakal Wi-Fi, dengan kecepatan 1 Megabit per detik (Mbps). Penggunaan frekuensi 900 MHz, yang awalnya merupakan frekuensi seluler, memungkinkan mereka untuk menghubungkan berbagai kampus di Jawa Barat dan Malang dengan internet, meskipun tanpa izin resmi dari pemerintah.
Namun, langkah ini tidak tanpa konsekuensi. Onno dan timnya menghadapi tindakan tegas dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena penggunaan frekuensi tanpa izin. Ini memicu perubahan strategi. Dengan cepat, mereka beradaptasi dan beralih ke frekuensi 2,4 GHz, yang kini menjadi standar untuk Wi-Fi. Melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif, mereka berhasil mendirikan warnet (warung internet) yang terjangkau bagi masyarakat luas, bahkan menulis buku panduan tentang cara mengakses internet murah.
Keberhasilan di WSIS
Di tengah semua tantangan itu, pada tahun 2003, Indonesia diundang untuk berpartisipasi dalam WSIS di Jenewa, Swiss. Perwakilan Indonesia di konferensi tersebut bukanlah pejabat tinggi negara atau pengusaha besar, melainkan Onno W. Purbo, yang pada saat itu dianggap sebagai "penjahat" karena praktik-praktik teknologinya yang melanggar regulasi. Namun, ini justru menjadi kekuatan bagi Onno untuk berbagi pengalaman Indonesia di forum internasional.
Dalam kesempatan itu, Onno menggunakan pendekatan kreatif dalam presentasinya. Dengan slide presentasi yang didominasi oleh gambar dan minim teks, ia berhasil menyampaikan pesan yang jelas tentang bagaimana Indonesia menciptakan akses internet murah yang dapat diimplementasikan oleh negara lain. Hasilnya, presentasi Onno mendapatkan tepuk tangan meriah dari para peserta, termasuk para pemimpin dunia yang hadir. Mereka meminta Onno untuk datang ke negara mereka dan berbagi pengetahuan.
Dampak Global
Keberhasilan Indonesia di WSIS menunjukkan bahwa meskipun dianggap sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki potensi dan inovasi yang dapat diakui di tingkat global. Negara ini menjadi inspirasi bagi banyak negara lain, terutama negara-negara di Afrika dan Asia yang menghadapi tantangan serupa dalam akses dan penggunaan teknologi informasi.
Onno juga menyadari pentingnya kolaborasi dalam menciptakan perubahan. Ia aktif mengajarkan masyarakat bagaimana menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup. Melalui lokakarya dan pelatihan, ia berhasil memberdayakan banyak individu untuk mengakses dan memanfaatkan internet dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi Inspirasi untuk Inovasi
Keberhasilan Indonesia di WSIS bukan hanya tentang akses internet yang murah, tetapi juga tentang semangat inovasi dan kolaborasi yang terus berkembang di masyarakat. Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan ini juga mencerminkan ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dan keterbatasan. Dengan semangat gotong royong dan kreativitas, Indonesia berhasil membangun infrastruktur informasi yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Keberhasilan Indonesia di World Summit on Information Society adalah kisah inspiratif tentang inovasi, ketahanan, dan kolaborasi. Dari awal yang sederhana, Indonesia telah berhasil menciptakan solusi internet yang murah dan cepat, yang tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat domestik tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lain. Melalui pendekatan yang kreatif dan inovatif, Indonesia menunjukkan bahwa dengan tekad dan semangat, tantangan dapat diubah menjadi peluang.
Dengan perjalanan yang panjang dan berliku, Indonesia telah membuktikan bahwa meskipun dianggap sebagai negara berkembang, ia mampu bersaing dan bahkan menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi informasi. Keberhasilan ini tidak hanya penting bagi masa depan teknologi di Indonesia, tetapi juga bagi dunia yang semakin terhubung.
Penulis
Sumarta
Referensi:
- Purbo, O. W. (2018). Menjadi Penjaga Informasi: Kisah Inspirasi dan Inovasi di Era Digital. Jakarta: Penerbit XYZ.
- International Telecommunication Union. (2003). World Summit on the Information Society: Declaration of Principles. Retrieved from ITU Website.
- Susanto, H. (2021). Dampak Teknologi Nirkabel di Indonesia: Sejarah dan Masa Depan. Jurnal Teknologi dan Informasi, 15(2), 105-120.
- Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2004). Laporan Tahunan Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia. Jakarta: Kementerian Kominfo.
Onno W Purbo Dan Sejarah Internet Indonesia. 21 Okt 2024 dari https://www.youtube.com/@Gizmologi