Ayat dalam Kehidupan Modern: Menggali Kebesaran Allah dalam Perubahan Zaman

 

Ayat dalam Kehidupan Modern: Menggali Kebesaran Allah dalam Perubahan Zaman

Penulis

Sumarta (Akang Marta)

 


Di zaman modern ini, kehidupan sering kali dipenuhi dengan aktivitas duniawi yang tak pernah ada habisnya. Manusia terjebak dalam rutinitas yang menguras tenaga dan waktu, berfokus pada pencapaian dan kesuksesan yang lebih banyak bersifat materi. Namun, dalam pandangan agama, setiap pencapaian, baik itu keberhasilan atau kegagalan, sesungguhnya adalah tanda dari kebesaran Allah. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur'an, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari kehendak-Nya. Teknologi canggih yang kita nikmati sekarang ini, hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, sebenarnya merupakan anugerah dari Allah. Namun, kita sering kali terlupa untuk bersyukur dan malah terjerumus dalam kesombongan, merasa bahwa segala pencapaian itu adalah hasil dari usaha kita semata, tanpa menyadari bahwa Allah-lah yang memberi kemampuan tersebut.

Sebagai contoh, kemajuan teknologi yang ada saat ini, mulai dari internet hingga kecerdasan buatan, semua itu merupakan bagian dari ilmu yang telah Allah anugerahkan kepada umat manusia. Keberadaan teknologi ini mempermudah kehidupan kita dan membuka banyak peluang yang sebelumnya tak terbayangkan. Namun, di balik segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, kita tetap diingatkan untuk tidak bersikap sombong. Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Keberhasilan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, setiap kali kita mencapai sesuatu, kita seharusnya merenung dan menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang bergantung pada kekuatan dan kehendak Allah.

Allah menunjukkan kebesaran-Nya tidak hanya melalui fenomena alam atau teknologi, tetapi juga melalui variasi kehidupan manusia itu sendiri. Sebagai contoh, anak seorang petani yang tumbuh dan berkembang menjadi seorang profesor atau ilmuwan, atau sebaliknya, seorang anak dari keluarga akademis yang akhirnya memilih untuk menjadi petani. Ini adalah bukti nyata bahwa Allah Maha Mengatur segala sesuatu di dunia ini. Tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali Dia. Semua yang terjadi dalam kehidupan ini adalah bagian dari takdir-Nya yang telah diatur dengan penuh kebijaksanaan. Setiap individu, terlepas dari latar belakang keluarganya, memiliki kesempatan untuk menentukan jalan hidupnya, tetapi semuanya tetap berada dalam kendali Allah.

Fenomena ini menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan di dunia ini tidak hanya berputar pada seberapa tinggi status sosial atau kedudukan seseorang, tetapi pada bagaimana Allah mengatur setiap langkah hidup manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan oleh-Nya, kita diberi kesempatan untuk mengejar impian dan berusaha sebaik mungkin, namun kita tetap harus menyadari bahwa segala sesuatunya ada dalam kehendak Allah. Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa setiap urusan yang terjadi di bumi ini adalah bagian dari takdir-Nya yang datang dari langit. Sebagaimana yang tertulis dalam QS. As-Sajdah: 5, "Dialah yang menurunkan urusan dari langit ke bumi." Ayat ini menggambarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah keputusan Allah yang Maha Bijaksana, dan kita sebagai hamba hanya dapat berusaha dengan penuh ikhtiar.

Kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tantangan ini kadang membuat kita merasa bahwa segalanya dapat dikendalikan dengan teknologi dan pengetahuan manusia. Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa setiap capaian yang kita raih, baik itu dalam bidang sains, teknologi, maupun profesi, semuanya adalah titipan dan anugerah dari Allah. Sebagaimana tercatat dalam Al-Qur'an, "Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya" (QS. Al-Hadid: 22). Ayat ini mengingatkan kita bahwa semua yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah, dan sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada-Nya.

Sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas segala yang telah diberikan Allah, baik itu dalam bentuk keberhasilan maupun kegagalan. Keberhasilan kita dalam mencapai sesuatu, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah bukti dari kebesaran-Nya, sedangkan kegagalan mengajarkan kita untuk tetap rendah hati dan terus bergantung kepada-Nya. Dengan memahami bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah bagian dari takdir Allah, kita bisa hidup dengan penuh syukur dan ketenangan, tanpa terjebak dalam kesombongan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, "Dan janganlah kamu merasa sombong terhadap orang lain, karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi" (QS. Luqman: 18). Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak menyombongkan diri atas apa yang telah kita capai, karena segala sesuatu itu berasal dari Allah, Sang Maha Pemberi.

Daftar Pustaka

Al-Qur'an. (1990). QS. As-Sajdah: 5 dan QS. Luqman: 18. Al-Qur'an.
Al-Qur'an. (1990). QS. Al-Hadid: 22. Al-Qur'an.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel