Era Hu Jintao: Kesejahteraan Sosial dan Peran Global yang Meningkat
Era Hu Jintao: Kesejahteraan Sosial dan Peran Global yang Meningkat
Penulis
Sumarta (Akang
Marta)
Era Hu Jintao (2002–2012) menjadi periode penting dalam transformasi China,
dengan fokus utama pada stabilitas domestik dan kesejahteraan sosial. Melalui
konsep common prosperity atau kemakmuran bersama, Hu berupaya
mengurangi ketimpangan sosial yang kian melebar. Kebijakan-kebijakan seperti
perluasan jaminan sosial, perbaikan layanan kesehatan, dan peningkatan akses
pendidikan menjadi tonggak utama pemerintahannya. Langkah ini bertujuan untuk
memastikan hasil dari pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat, tidak hanya terbatas pada wilayah atau kelompok tertentu.
Meskipun demikian, tantangan besar tetap ada. Ketimpangan antara wilayah
pesisir yang lebih maju dan pedalaman yang tertinggal menjadi isu yang sulit
diatasi. Daerah pedalaman sering kali tertinggal dalam hal infrastruktur, akses
terhadap pendidikan, dan peluang ekonomi. Selain itu, ketergantungan pada
industri berat dan ekspor menempatkan ekonomi China dalam posisi yang rentan
terhadap fluktuasi global. Di sisi lain, laju pertumbuhan populasi yang
melambat akibat kebijakan satu anak mulai menunjukkan dampaknya, menimbulkan
kekhawatiran akan kekurangan tenaga kerja di masa depan.
Prestasi besar era Hu Jintao tercermin dalam penyelenggaraan Olimpiade
Beijing 2008, yang menjadi simbol kemajuan ekonomi sekaligus kebanggaan
nasional. Acara ini tidak hanya memamerkan infrastruktur kelas dunia, tetapi
juga mengukuhkan posisi China sebagai kekuatan global yang terus berkembang. Di
tingkat internasional, China semakin terintegrasi dalam perdagangan global dan
menjadi pusat manufaktur dunia, dengan perusahaan-perusahaan raksasa seperti
Huawei, Lenovo, dan BYD mencatatkan dominasi di pasar global.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, persoalan lingkungan menjadi
tantangan serius. Urbanisasi yang pesat dan industrialisasi besar-besaran
memicu polusi udara, pencemaran air, dan kerusakan ekosistem. Pemerintah China
di bawah Hu Jintao mulai menghadapi tekanan, baik dari masyarakat domestik
maupun komunitas internasional, untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi
permasalahan lingkungan ini.
Di sisi lain, kebijakan Hu Jintao juga memperkuat posisi diplomatik China di
dunia internasional. Dengan pendekatan yang lebih moderat dan berorientasi pada
kerja sama, Hu mendorong China untuk terlibat dalam organisasi-organisasi
global seperti G20 dan memainkan peran penting dalam isu-isu internasional,
termasuk perubahan iklim dan perdagangan dunia. Langkah ini memperkuat citra
China sebagai mitra strategis bagi banyak negara, meskipun beberapa
kebijakannya tetap menuai kritik terkait isu hak asasi manusia dan kebebasan
politik.
Era Hu Jintao mencerminkan masa transisi bagi China, di mana kesejahteraan
sosial dan stabilitas domestik dijadikan prioritas, sementara peran global
terus diperkuat. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti ketimpangan
sosial, masalah lingkungan, dan kritik internasional, kepemimpinan Hu berhasil
meletakkan dasar bagi kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan
warisan ini, China memasuki era baru yang lebih ambisius di bawah penerusnya,
Xi Jinping.