Harapan Baru di Tengah Abu Vulkanik
Harapan
Baru di Tengah Abu Vulkanik
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Pengorbanan
Prabu Jayawisesa telah menyelamatkan kerajaan Sumedang Larang dari kehancuran.
Namun, kepergian sang raja meninggalkan duka mendalam bagi seluruh rakyat.
Pertanyaan besar kini menggantung di benak mereka: siapa yang akan menjadi
pemimpin baru kerajaan ini? Di tengah kesedihan dan kebingungan, muncul sosok
yang menjadi harapan baru.
Dialah
pemuda yang pernah memimpin ekspedisi ke puncak Gunung Gede. Meskipun ia hanya
seorang putra yang tidak diakui, keberanian dan kesetiaannya telah membuatnya
mendapatkan tempat di hati rakyat. Selama perjalanan berbahaya itu, ia telah
menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa. Ia mampu menyatukan rombongan,
menghadapi berbagai rintangan, dan bahkan berhasil menemukan solusi untuk
mengatasi bencana.
Kabar
tentang kepemimpinan pemuda itu pun menyebar dengan cepat. Rakyat mulai
membicarakannya sebagai sosok yang layak menjadi raja. Mereka melihat pada
dirinya semangat juang yang tak pernah padam, kecerdasan yang luar biasa, dan
hati yang tulus. Kehadirannya bagaikan angin segar di tengah suasana duka yang
menyelimuti kerajaan.
Namun,
tidak semua orang setuju dengan pilihan rakyat. Ada beberapa golongan yang
masih meragukan kemampuan pemuda itu untuk memimpin kerajaan yang besar dan
kompleks. Mereka beranggapan bahwa seorang raja harus memiliki darah biru dan
pengalaman yang cukup dalam pemerintahan. Perdebatan pun tak terelakkan,
mengancam kesatuan yang baru saja terjalin.
Di tengah
hiruk pikuk perdebatan, pemuda itu tetap bersikap tenang. Ia menyadari bahwa
menjadi seorang raja bukanlah hal yang mudah. Ia harus siap menghadapi berbagai
tantangan dan tanggung jawab yang berat. Namun, ia juga yakin bahwa dengan
dukungan rakyat, ia mampu membawa kerajaan Sumedang Larang menuju masa depan
yang lebih cerah.