Jiang Zemin: Mewarisi dan Melanjutkan Reformasi Besar
Jiang Zemin: Mewarisi dan Melanjutkan Reformasi Besar
Penulis
Sumarta (Akang
Marta)
Setelah Deng Xiaoping meletakkan dasar reformasi ekonomi, Jiang Zemin
mengambil alih kepemimpinan China pada tahun 1993 dengan membawa visi untuk
memperluas dampak reformasi ke kancah internasional. Salah satu langkah
monumental Jiang adalah mengarahkan China bergabung dengan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001. Langkah ini menjadi titik balik dalam
transformasi ekonomi China, membuka pintu bagi partisipasi aktif dalam sistem
perdagangan global. Dengan akses yang lebih luas ke pasar dunia, China dengan
cepat berkembang menjadi "pabrik dunia", memproduksi barang-barang
elektronik, tekstil, dan produk konsumen lainnya yang mendominasi ekspor
global. Keberhasilan ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga
memperkuat posisi China sebagai kekuatan ekonomi utama dunia.
Di dalam negeri, Jiang Zemin memberikan perhatian besar pada pembangunan
infrastruktur modern untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Proyek-proyek besar, seperti pembangunan pelabuhan kelas dunia, bandara
internasional, dan jaringan kereta api cepat, menjadi tulang punggung ekonomi
China. Pembangunan ini menciptakan konektivitas yang lebih baik antara wilayah
perkotaan dan pedesaan, serta mendukung efisiensi distribusi barang. Selain
itu, kebijakan yang lebih terbuka terhadap sektor swasta memberikan peluang
bagi perusahaan-perusahaan domestik untuk berkembang. Jiang memahami bahwa
sektor swasta memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi dan
menciptakan lapangan kerja baru bagi rakyat China.
Meskipun Jiang Zemin berhasil menjaga stabilitas politik dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi, tantangan sosial tetap membayangi pemerintahannya.
Kesenjangan sosial semakin mencolok, terutama antara wilayah perkotaan yang
maju dan daerah pedesaan yang tertinggal. Ketimpangan ini menciptakan jurang
besar dalam akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Di
wilayah perkotaan, masyarakat menikmati fasilitas modern, sementara di
pedesaan, banyak keluarga masih bergulat dengan akses terbatas terhadap layanan
kesehatan dan sekolah berkualitas. Jiang menghadapi tekanan untuk merancang
kebijakan yang dapat meratakan pembangunan tanpa mengorbankan pertumbuhan
ekonomi.
Selain tantangan internal, Jiang Zemin juga harus menghadapi isu globalisasi
yang membawa dampak signifikan terhadap masyarakat China. Integrasi ke dalam
ekonomi dunia mempercepat modernisasi, tetapi juga memunculkan ancaman seperti
kehilangan pekerjaan di sektor tradisional akibat persaingan internasional.
Sektor agraris, yang menjadi tumpuan hidup masyarakat pedesaan, semakin
tergeser oleh industrialisasi. Hal ini memperparah migrasi besar-besaran ke
kota-kota besar, menciptakan tekanan pada infrastruktur urban dan memperburuk
ketimpangan sosial. Jiang mencoba menyeimbangkan dinamika ini dengan mendorong
investasi di sektor teknologi dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan
tenaga kerja.
Warisan Jiang Zemin sebagai pemimpin yang melanjutkan reformasi ekonomi Deng
Xiaoping menunjukkan kemampuan untuk memperluas pengaruh China di tingkat
global sekaligus mengatasi tantangan domestik yang kompleks. Meskipun
menghadapi banyak kritik, terutama terkait kesenjangan sosial, kebijakan Jiang
memberikan fondasi yang kokoh bagi transformasi ekonomi yang berkelanjutan.
Kepemimpinannya menunjukkan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi,
stabilitas politik, dan pemerataan sosial sebagai kunci keberhasilan
pembangunan sebuah bangsa. Warisan ini menjadi pijakan bagi para pemimpin
selanjutnya dalam membawa China menuju posisi sebagai kekuatan global yang
dominan.