Kebijakan Luar Negeri China di Era Xi Jinping: Diplomasi Global yang Ambisius dan Aktif

 

Kebijakan Luar Negeri China di Era Xi Jinping: Diplomasi Global yang Ambisius dan Aktif

Penulis

Sumarta (Akang Marta)

 


 

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China mengadopsi pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan ambisius, seiring dengan tujuannya untuk memperkuat posisi negara ini di kancah internasional. Salah satu langkah besar yang dilakukan oleh Xi adalah memperkenalkan konsep community of shared future for mankind, yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera. Konsep ini menekankan pentingnya kerja sama internasional yang lebih erat untuk mencapai kemajuan bersama, dengan China sebagai pusat penggerak utama dalam pembangunan global. Konsep ini tidak hanya mencerminkan ambisi China untuk memainkan peran lebih besar di dunia, tetapi juga menggambarkan visi Xi yang ingin membentuk dunia yang lebih inklusif dan kooperatif, di mana negara-negara bekerja bersama untuk mengatasi tantangan global yang dihadapi.

Xi Jinping juga memfokuskan perhatian pada penguatan posisi China di berbagai organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selama masa pemerintahannya, China semakin meningkatkan peran aktifnya di dalam PBB dan berbagai lembaga internasional lainnya. China berusaha untuk memperluas pengaruhnya melalui kerja sama multilateral dan mempromosikan reformasi dalam struktur organisasi internasional untuk lebih mencerminkan perubahan kekuatan global. Keikutsertaan China dalam organisasi internasional semakin memperkuat posisinya sebagai kekuatan global yang tidak hanya memainkan peran penting dalam ekonomi dunia, tetapi juga dalam menciptakan kebijakan global yang lebih seimbang dan adil.

Diplomasi aktif yang dijalankan oleh Xi Jinping membawa China ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal hubungan internasional. Berbagai inisiatif diplomatik, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral, terus digulirkan untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara di berbagai belahan dunia. Salah satu inisiatif paling signifikan adalah Belt and Road Initiative (BRI), yang bertujuan untuk mempererat hubungan ekonomi dengan lebih dari 60 negara melalui pembangunan infrastruktur besar-besaran. Melalui proyek-proyek ini, China tidak hanya memperluas pengaruh ekonomi, tetapi juga memperkenalkan model pembangunan yang mengutamakan kolaborasi internasional dan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, dalam kebijakan luar negeri Xi, China juga semakin berperan aktif dalam mengatasi masalah-masalah global seperti perubahan iklim, perdamaian, dan pembangunan ekonomi. Dengan meluncurkan berbagai inisiatif untuk memerangi perubahan iklim, China semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan global. Kerjasama internasional dalam mengurangi emisi karbon dan pengembangan energi terbarukan menjadi bagian penting dari agenda diplomatik China, yang menunjukkan komitmennya untuk menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Inisiatif semacam ini juga semakin memperkuat kredibilitas China di mata dunia sebagai kekuatan global yang tidak hanya peduli dengan kepentingan domestiknya, tetapi juga dengan kesejahteraan global.

Diplomasi China yang lebih ambisius ini juga mencakup upaya untuk meningkatkan pengaruh politik dan militer. China semakin aktif dalam kebijakan pertahanannya dan memperkuat kehadiran militer di kawasan Asia-Pasifik serta di wilayah lain yang dianggap strategis. Dalam konteks ini, Xi Jinping terus memperkuat kemampuan militer China, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing negara dalam arena politik dan militer global. Peningkatan kekuatan militer ini juga sejalan dengan kebijakan luar negeri yang lebih proaktif, di mana China berusaha untuk mengkonsolidasikan posisi dominannya dalam berbagai konflik geopolitik.

Namun, meskipun China semakin menunjukkan dirinya sebagai kekuatan yang dominan dalam politik global, kebijakan luar negeri Xi Jinping juga menghadapi tantangan besar. Ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, terkait dengan perdagangan, teknologi, dan hak asasi manusia, menjadi isu yang terus mencuat. Selain itu, ketegangan di kawasan Asia Timur, seperti dalam sengketa Laut China Selatan, juga memerlukan perhatian serius dari pemerintah China untuk mengelola hubungan internasional dengan bijaksana. Meski demikian, dengan kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan ambisius, China di bawah Xi Jinping berusaha untuk memperkuat pengaruhnya di panggung global dan memainkan peran lebih besar dalam menentukan arah kebijakan dunia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel