Kontribusi yang Tidak Terbantahkan: Pelajaran dari Gus Miftah
Kontribusi yang Tidak Terbantahkan: Pelajaran dari Gus Miftah
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Gus Miftah telah membuktikan dirinya sebagai tokoh yang memberikan
kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama melalui pesantrennya di Sleman yang
memberikan pendidikan secara gratis kepada anak-anak yang membutuhkan. Dengan
mendirikan pondok pesantren, ia membuka pintu bagi mereka yang tidak mampu
secara finansial untuk mengenyam pendidikan agama. Hal ini menunjukkan komitmen
Gus Miftah terhadap pemberdayaan masyarakat, terutama dalam memberikan akses
pendidikan yang layak tanpa membedakan status sosial ekonomi. Selain itu,
ceramah-ceramah Gus Miftah juga banyak memberikan pencerahan dalam berbagai
aspek kehidupan umat, baik itu mengenai pentingnya toleransi, menghargai
keragaman, maupun memahami hakikat ibadah dalam konteks kehidupan modern.
Keberaniannya untuk menghubungkan ajaran agama dengan konteks kekinian
menjadikannya sebagai figur yang relevan di tengah dinamika zaman yang semakin
berkembang.
Kontribusi Gus Miftah dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan agama, dengan
cara yang lebih terbuka dan mudah dipahami, telah membuatnya menjadi sosok yang
banyak digemari. Melalui ceramah yang menyentuh berbagai kalangan, Gus Miftah
berhasil membangun jembatan komunikasi antara ajaran agama dengan tantangan
zaman modern. Ia dengan cerdas mengemas pesan-pesan Al-Qur’an dan hadits dalam
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini, yang menjadikannya
lebih mudah diterima, terutama oleh generasi muda. Toleransi dan keragaman, dua
nilai yang sering ia tekankan, menjadi pokok pembahasan yang tidak hanya
penting untuk umat Islam tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia yang
terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. Hal ini menjadikan Gus Miftah
sebagai simbol dakwah yang tidak hanya terikat pada pesan agama semata, tetapi
juga pada keutuhan dan perdamaian sosial.
Namun, meskipun kontribusi yang diberikan oleh Gus Miftah tidak bisa
dipandang sebelah mata, kritik terhadapnya tetap tak terhindarkan. Kritik
tersebut datang bukan hanya karena kegiatannya yang berhubungan dengan dakwah,
tetapi juga karena perannya yang turut aktif dalam pemerintahan. Sebagai tokoh
agama yang memiliki pengaruh besar, masyarakat sering kali menaruh harapan
tinggi terhadap perilaku dan perkataan yang keluar dari dirinya. Ketika seorang
tokoh agama memasuki ranah publik atau pemerintahan, ekspektasi masyarakat
terhadapnya menjadi semakin besar. Gus Miftah, yang dikenal dengan gayanya yang
santai dan terbuka, tentu tidak lepas dari sorotan ketika ada perilaku atau
ucapan yang dianggap melanggar norma atau tidak sesuai dengan harapan publik.
Ini menunjukkan bahwa meskipun kontribusinya besar, seorang tokoh agama juga
harus terus menjaga etika dan prinsip-prinsip yang dipegangnya.
Dalam dunia yang semakin transparan seperti sekarang, di mana setiap langkah
seorang figur publik selalu menjadi sorotan, kritik adalah hal yang tak
terhindarkan. Seorang tokoh agama yang juga berkiprah di bidang lain, seperti
pemerintahan, harus siap menerima segala bentuk kritik sebagai bagian dari
tanggung jawab sosialnya. Gus Miftah, dengan segala kontribusinya, tentu saja
tidak terlepas dari kewajiban untuk menjaga konsistensi antara kata dan
perbuatan. Ketika kritik datang, ini bisa menjadi kesempatan untuk introspeksi
dan perbaikan, sehingga seorang tokoh agama tidak hanya memberi contoh dalam
hal dakwah, tetapi juga dalam hal integritas dan kedewasaan sosial. Kritik,
dalam hal ini, bukanlah sebuah serangan pribadi, melainkan sebuah masukan yang
membangun agar kontribusi yang diberikan dapat terus berkembang dan memberikan
dampak positif.
Secara keseluruhan, meskipun Gus Miftah memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam dunia dakwah dan pendidikan, tak ada manusia yang sempurna dan
bebas dari kritik. Kritik yang muncul adalah bagian dari dinamika kehidupan
sebagai figur publik, yang perlu dihadapi dengan bijaksana. Kontribusi yang
telah diberikan oleh Gus Miftah seharusnya tidak menghalangi ruang untuk
evaluasi dan perbaikan. Justru, hal ini menunjukkan bahwa setiap tokoh yang
berpengaruh dalam masyarakat harus mampu belajar dari pengalaman, menjaga
komunikasi yang baik dengan publik, dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi
yang lebih baik. Dengan cara ini, kontribusinya akan semakin terasa manfaatnya
bagi banyak orang, tanpa mengorbankan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
agama dan kehidupan sosial.