Rahasia China: Dari Negara Terisolasi Menjadi Raksasa Ekonomi Dunia
Rahasia China: Dari Negara Terisolasi Menjadi Raksasa Ekonomi Dunia
Penulis
Sumarta (Akang
Marta)
Transformasi ekonomi China adalah salah satu kisah paling mengagumkan dalam
sejarah global. Pada akhir 1970-an, China adalah negara yang terisolasi dan
terbelakang, mengalami kemiskinan dan krisis akibat kebijakan ekonomi yang
sangat terpusat dan sosialis. Negara ini terjebak dalam siklus kebijakan yang
tidak efisien, seperti Great Leap Forward dan Revolusi Kebudayaan, yang
menyebabkan kelaparan dan penderitaan bagi rakyatnya. Namun, dalam waktu yang
relatif singkat, China berhasil mengubah nasibnya dan berkembang menjadi salah
satu ekonomi terbesar dan tercepat di dunia. Apa yang membuat China mampu
meraih pencapaian luar biasa ini?
Salah satu faktor utama yang mendorong kebangkitan China adalah kepemimpinan
visioner Deng Xiaoping, yang memimpin negara ini sejak akhir 1970-an. Deng
menyadari bahwa untuk memodernisasi ekonomi China, negara harus mengadopsi
pendekatan baru. Pada tahun 1978, Deng mengusulkan serangkaian kebijakan
reformasi yang dikenal dengan "Reformasi dan Keterbukaan." Kebijakan
ini bertujuan membuka China terhadap dunia luar, mengurangi kontrol negara atas
ekonomi, dan memberikan ruang bagi sektor swasta untuk berkembang. Langkah
pertama yang diambil Deng adalah desentralisasi sistem ekonomi yang sangat
terpusat sebelumnya. Pemerintah daerah diberikan otonomi lebih besar dalam
mengelola ekonomi mereka sendiri, yang mendorong inovasi dan efisiensi di
tingkat lokal.
Salah satu kebijakan yang paling signifikan adalah pendirian "Special
Economic Zones" (SEZ) di kota-kota pesisir seperti Shenzhen, Zhuhai, dan
Xiamen pada 1980-an. Di kawasan ini, perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan
berinvestasi dan beroperasi dengan sedikit intervensi dari pemerintah pusat.
Shenzhen, yang awalnya merupakan desa nelayan kecil, berkembang menjadi kota
besar yang modern dan menjadi pusat teknologi penting di China. Keberhasilan
SEZ ini menunjukkan bahwa pasar bebas, meskipun terbatas, dapat menjadi mesin
pertumbuhan yang sangat efektif. Sektor manufaktur China, dengan biaya tenaga
kerja rendah dan kebijakan yang mendukung, juga berkembang pesat, menjadikan
China sebagai "pabrik dunia."
Selain sektor manufaktur, China juga berani membuka diri terhadap
perdagangan internasional. Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, China mulai
mengurangi kebijakan proteksionisme dan bergabung dengan organisasi perdagangan
dunia. Langkah ini memperluas akses China ke pasar global dan mempercepat
pertumbuhannya. Pada tahun 2001, China resmi bergabung dengan World Trade
Organization (WTO), yang memberikan dorongan signifikan bagi ekonomi negara
ini. China mampu meningkatkan ekspor dan menarik investasi asing dalam jumlah
besar, terutama di sektor pertanian dan manufaktur. Transformasi ini memperkuat
posisi China sebagai pemain utama dalam perdagangan internasional.
Tidak hanya di sektor ekonomi, kebijakan reformasi juga mencakup sektor
sosial dan industri. Deng Xiaoping memulai reformasi di sektor pertanian dengan
memperkenalkan sistem tanggung jawab rumah tangga, yang memberikan petani hak
untuk mengelola tanah mereka sendiri dan memasarkan hasil pertanian mereka. Ini
meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan petani secara signifikan. Di sektor
industri, China melakukan perombakan besar dalam kebijakan dan memperkenalkan
konsep efisiensi pasar. Banyak BUMN (Badan Usaha Milik Negara) diberi kebebasan
untuk mengelola diri mereka sendiri, meskipun negara tetap memiliki kontrol
atas sektor-sektor strategis seperti energi dan perbankan.
Salah satu faktor yang tidak kalah penting adalah peran pemerintah China
yang sangat signifikan dalam merencanakan dan mengarahkan ekonomi negara.
Melalui rencana lima tahunan, pemerintah China dapat menetapkan sektor-sektor
prioritas dan memberikan insentif kepada industri yang dianggap strategis,
seperti manufaktur, teknologi, dan energi terbarukan. Kebijakan moneter yang
bijaksana, dengan tingkat bunga yang rendah dan pengendalian inflasi, turut
mendukung kestabilan ekonomi. Pemerintah China juga memanfaatkan cadangan
devisa yang besar untuk melakukan investasi internasional, memperluas pengaruh
ekonomi globalnya, dan terus mendorong pembangunan sektor teknologi dan
infrastruktur. Ini adalah kombinasi kebijakan yang cerdas dan terencana dengan
baik yang membuat China mampu meroket menjadi salah satu ekonomi terbesar di
dunia dalam waktu yang relatif singkat.