Langit Kedua: Pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya dalam Mi'raj
Langit Kedua: Pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya
dalam Mi'raj
Penulis
Sumarta
(Akang Marta)
Setelah perjalanan dari langit pertama, Nabi Muhammad SAW melanjutkan
perjalanannya dalam peristiwa Mi'raj menuju langit kedua. Di langit ini, Nabi
Muhammad bertemu dengan dua nabi besar, yaitu Nabi Isa (Yesus) dan Nabi Yahya
(Yohanes Pembaptis), yang keduanya adalah figur penting dalam tradisi Islam.
Pertemuan ini sangat bermakna, karena selain menjadi saksi hubungan antar nabi,
peristiwa ini juga mengandung pesan yang dalam mengenai persaudaraan spiritual
dan misi kenabian yang saling melengkapi. Nabi Isa dan Nabi Yahya, yang dalam
Al-Qur'an juga dikenal sebagai nabi-nabi yang sangat dihormati, menyambut
kedatangan Nabi Muhammad dengan penuh kasih sayang dan penghormatan.
Nabi Isa dan Nabi Yahya dikenal sebagai dua nabi yang memiliki hubungan yang
erat. Dalam sejarah Islam, keduanya merupakan sepupu dan memiliki misi dakwah
yang sangat penting dalam masyarakat mereka. Nabi Isa, yang dikenal sebagai
nabi yang membawa Injil dan sebagai mesias dalam tradisi Islam, memberikan
pengakuan terhadap kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Sementara
itu, Nabi Yahya, yang dikenal sebagai pembimbing umat dan pemberi peringatan
kepada kaumnya, juga menyampaikan doa dan restu untuk Nabi Muhammad. Sambutan
hangat dan doa yang mereka berikan menunjukkan bahwa para nabi memiliki
kesamaan visi dalam membawa umat manusia menuju jalan yang benar.
Pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya juga memperlihatkan
kedalaman spiritualitas yang dimiliki oleh para nabi. Meskipun mereka hidup
pada masa yang berbeda, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
menyampaikan wahyu Allah dan membimbing umat menuju kebaikan. Nabi Isa dan Nabi
Yahya, meskipun sebelumnya telah wafat, tetap memiliki kedudukan yang tinggi
dalam pandangan Islam. Perjumpaan ini mengajarkan umat Islam pentingnya memahami
hubungan antar nabi dan bagaimana ajaran mereka saling melengkapi dalam
membimbing umat menuju kebenaran dan keadilan. Dalam konteks ini, pertemuan di
langit kedua ini menggambarkan bagaimana perjalanan spiritual Nabi Muhammad
bukan hanya untuk menerima wahyu, tetapi juga untuk mempererat tali
persaudaraan antara nabi-nabi.
Selain itu, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Bukhari,
pertemuan ini juga mengandung makna penting mengenai kesatuan umat Islam. Nabi
Isa dan Nabi Yahya, meskipun memiliki ajaran yang datang dari Allah dengan
wahyu yang berbeda, tetap mengakui kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi
penutup. Ini menegaskan bahwa dalam pandangan Islam, tidak ada perbedaan di
antara nabi-nabi Allah yang diutus untuk umat manusia. Semua nabi memiliki
peran dan kedudukan yang sama, yaitu sebagai pembawa wahyu Allah. Oleh karena
itu, umat Islam diharapkan untuk menghormati semua nabi dan rasul tanpa
membedakan satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang diajarkan dalam
Al-Qur'an.
Pesan yang terkandung dalam pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dan Nabi
Yahya ini sangat relevan dengan kondisi umat Islam pada masa kini. Umat Islam
diingatkan untuk selalu menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh nabi-nabi tersebut. Mereka adalah contoh
teladan dalam menjaga ukhuwah Islamiyah dan berusaha memperbaiki diri serta
umat mereka menuju jalan yang benar. Pertemuan ini juga mengajarkan umat Islam
untuk selalu menumbuhkan kasih sayang dan saling mendoakan, bukan hanya antar
sesama umat, tetapi juga antara umat dengan para nabi yang telah mendahului
mereka.
Secara keseluruhan, pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya
di langit kedua dalam perjalanan Mi'raj bukan hanya sebuah peristiwa yang penuh
makna spiritual, tetapi juga menggambarkan pentingnya persatuan dan saling
menghormati antar nabi serta umat manusia. Hal ini menjadi pelajaran bagi umat
Islam untuk selalu menjaga hubungan yang baik, baik dengan sesama umat maupun
dengan Allah, serta untuk menghormati dan mengagumi perjuangan para nabi dalam
menyebarkan wahyu-Nya. Dengan mengikuti jejak nabi-nabi tersebut, umat Islam
diharapkan dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Referensi
Al-Bukhari, M. (1997). Sahih al-Bukhari (Vol. 1). Dar al-Ilm li al-Malayin.
Muslim, I. (1998). Sahih Muslim (Vol. 2). Dar al-Ma'arifah.
Al-Qur'an al-Karim, Surah Al-Imran: 55.