Langit Keempat: Pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Idris
Langit Keempat: Pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Idris
Penulis
Sumarta
(Akang Marta)
Dalam perjalanan Mi'raj yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW tiba di langit
keempat, di mana beliau bertemu dengan Nabi Idris. Dalam tradisi Islam, Nabi
Idris dikenal sebagai seorang nabi yang diberi kedudukan tinggi oleh Allah SWT,
bahkan diangkat ke tempat yang tinggi sebagai tanda kehormatan dan kemuliaan.
Kisah hidup Nabi Idris ini juga dipenuhi dengan hikmah dan kebijaksanaan. Ia
adalah salah satu nabi yang diberikan ilmu pengetahuan yang luas, dan menjadi
teladan bagi umat manusia dalam hal kesabaran dan ketekunan dalam beribadah.
Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, Nabi Idris memiliki keistimewaan yang
sangat tinggi, di antaranya adalah kesungguhannya dalam mengikuti wahyu dan
mengajarkan kebaikan kepada umatnya (QS. Maryam: 56).
Nabi Idris menjadi simbol dari seorang pribadi yang sangat tekun dalam
mencari ilmu dan mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Allah SWT memberikan
penghargaan khusus kepada Nabi Idris dengan mengangkatnya ke tempat yang
tinggi. Dalam hadis-hadis sahih, dikisahkan bahwa Nabi Idris adalah sosok yang
dikenal memiliki sifat sangat bijaksana, dan ia tidak hanya mengajarkan
keimanan, tetapi juga ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat manusia. Oleh
karena itu, pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Idris di langit keempat ini
menandakan pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam. Ilmu tidak hanya berasal
dari wahyu, tetapi juga dari upaya manusia dalam mencari pengetahuan yang
berguna untuk kebaikan umat.
Dalam banyak riwayat, Nabi Idris dijelaskan sebagai seorang nabi yang
memiliki kemampuan luar biasa dalam mengajarkan hal-hal yang berguna bagi umat
manusia, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Ia juga dikenal memiliki
kedalaman spiritual dan pemahaman tentang wahyu yang diberikan Allah kepadanya.
Sebagai nabi yang diangkat oleh Allah ke tempat yang tinggi, Nabi Idris
memberikan teladan tentang bagaimana pentingnya memiliki tekad dan semangat
untuk terus belajar dan mengembangkan diri, baik dalam hal ilmu pengetahuan
maupun dalam hal keimanan. Pertemuan dengan Nabi Idris ini mengajarkan kepada
umat Islam bahwa perjalanan spiritual tidak hanya tentang hubungan dengan
Allah, tetapi juga tentang usaha untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam
tentang dunia dan kehidupan.
Lebih lanjut, pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Idris di langit keempat
ini memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara
kehidupan dunia dan akhirat. Nabi Idris adalah contoh sosok yang tidak hanya
mementingkan kehidupan spiritual, tetapi juga mengutamakan pengembangan ilmu
pengetahuan untuk kepentingan umat. Oleh karena itu, umat Islam seharusnya
tidak hanya fokus pada ibadah ritual semata, tetapi juga berusaha untuk
mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ilmu pengetahuan dalam
Islam bukan hanya dilihat sebagai sesuatu yang bernilai di dunia ini, tetapi
juga sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan di akhirat. Hal
ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad yang selalu mendorong umatnya untuk
menuntut ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu dunia.
Pertemuan ini juga memberikan penegasan bahwa nabi-nabi yang diutus oleh
Allah memiliki peran dan kedudukan yang sangat tinggi dalam pandangan Allah.
Namun, meskipun demikian, mereka tetap menunjukkan kerendahan hati dan tidak
sombong dengan kedudukan mereka. Dalam kisah Nabi Idris, kita dapat melihat
contoh keteguhan hati dan kerendahan hati dalam menghadapi ujian kehidupan.
Nabi Idris tidak pernah merasa bangga dengan pengangkatannya, melainkan selalu
berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh ketulusan dan kesungguhan.
Dalam hal ini, umat Islam dapat mengambil pelajaran tentang pentingnya untuk
tidak merasa sombong atas ilmu atau kedudukan yang kita miliki, tetapi selalu
mengingat bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan harus digunakan untuk
kebaikan umat manusia.
Sebagai penutup, pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Idris di langit keempat
ini juga mengingatkan umat Islam bahwa perjalanan spiritual itu sangat kompleks
dan melibatkan aspek-aspek yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah ritual,
tetapi juga dengan usaha untuk meningkatkan kualitas diri melalui ilmu
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Nabi Idris memberikan teladan
tentang bagaimana ilmu dan ibadah harus berjalan seiring, dan bagaimana seseorang
dapat mencapai kedudukan yang tinggi di sisi Allah melalui kerja keras,
ketekunan, dan pengabdian yang tulus. Oleh karena itu, kisah ini harus menjadi
motivasi bagi umat Islam untuk terus menuntut ilmu, mengembangkan diri, dan
selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap langkah kehidupan.
Referensi
Al-Qur'an al-Karim, Surah Maryam: 56-57.
Al-Bukhari, M. (1997). Sahih al-Bukhari (Vol. 1). Dar al-Ilm li
al-Malayin.
Muslim, I. (1998). Sahih Muslim (Vol. 2). Dar al-Ma'arifah.