Mbah Mangli: Menghormati Kiai yang Sederhana dan Penuh Ketulusan
Mbah
Mangli: Menghormati Kiai yang Sederhana dan Penuh Ketulusan
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Mbah
Mangli adalah sosok yang dikenal bukan hanya karena ilmu agamanya yang luas,
tetapi juga karena kesederhanaannya yang luar biasa. Meski memiliki berbagai
usaha dan kekayaan, beliau tetap hidup dengan cara yang sangat sederhana. Mbah
Mangli tidak pernah menunjukkan kekayaannya kepada orang lain, apalagi
menggunakan posisi atau harta untuk mencari pengakuan atau pujian. Baginya,
harta dan kedudukan tidak lebih dari sarana untuk berbuat kebaikan. Beliau
selalu mengajarkan bahwa hidup sederhana adalah salah satu jalan menuju
kebahagiaan hakiki, yang terletak pada ketulusan hati dan keikhlasan dalam
beramal.
Salah
satu cerita yang mencerminkan kesederhanaannya adalah bagaimana Mbah Mangli
sering memberikan bantuan tanpa diketahui orang lain. Beliau tidak pernah
mencari pengakuan atau penghargaan atas apa yang telah dilakukannya. Bagi
beliau, membantu sesama adalah bagian dari tugas spiritual yang harus dilakukan
dengan tulus. Mbah Mangli selalu mengingatkan bahwa memberi bantuan bukan untuk
mendapatkan pujian atau imbalan, tetapi untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Banyak orang yang merasakan kebaikan dan kemurahan hatinya tanpa tahu siapa
yang memberikan bantuan tersebut, karena Mbah Mangli selalu berusaha
merahasiakan perbuatannya.
Sebuah
kisah menarik tentang kesederhanaan beliau terjadi saat Mbah Mangli memberikan
bantuan kepada Kiai Saifuddin, seorang kiai yang sedang dalam perjalanan ke
Jakarta. Mbah Mangli tidak hanya memberikan sejumlah uang untuk membantu
perjalanan Kiai Saifuddin, tetapi juga memberikan berlian sebagai bagian dari
usaha bisnisnya yang sederhana. Bantuan tersebut diberikan tanpa adanya
embel-embel atau harapan akan imbalan. Beliau hanya ingin membantu sesama
dengan apa yang bisa beliau berikan, tanpa berharap keuntungan pribadi. Hal ini
semakin menegaskan bahwa Mbah Mangli bukanlah sosok yang memanfaatkan kekayaan
untuk kepentingan diri sendiri, tetapi lebih kepada memberikan manfaat bagi
orang lain.
Kesederhanaan
Mbah Mangli juga tercermin dalam cara beliau memandang hidup dan menjalani
kehidupan sehari-hari. Beliau tidak terikat oleh kemewahan duniawi dan tidak
pernah mencari perhatian dengan kekayaan yang dimilikinya. Sebaliknya, beliau
mengajarkan kepada para santri dan masyarakat untuk hidup dengan hati yang
tulus dan tidak terjebak dalam keserakahan atau kebanggaan atas harta benda.
Mbah Mangli mengajarkan bahwa kesederhanaan adalah bentuk kekayaan sejati yang
hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki ketenangan batin. Kehidupannya
yang sederhana ini menjadi contoh teladan bagi banyak orang tentang bagaimana
seharusnya kita menjalani hidup, tanpa berlebihan dan tanpa kehilangan
nilai-nilai luhur yang harus dijaga.
Mbah
Mangli, dengan segala kesederhanaannya, mengajarkan kepada umat bahwa hidup yang
penuh berkah dan kebahagiaan bukanlah hasil dari kepemilikan materi, melainkan
dari ketulusan hati dan pengabdian kepada sesama. Dengan bantuan yang diberikan
tanpa pamrih, beliau menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai hidup
yang sederhana namun penuh makna. Mbah Mangli tidak hanya dihormati sebagai
seorang kiai besar, tetapi juga sebagai seorang manusia yang penuh kasih sayang
dan kebaikan hati. Keikhlasan beliau dalam memberi tanpa mengharapkan imbalan
menjadi warisan spiritual yang tak ternilai bagi umat Islam, terutama bagi
mereka yang mencari kebahagiaan dalam kesederhanaan hidup.