Meninggalnya Syekh Abdul Malik: Sebuah Kejadian Misterius yang Menyisakan Teka-Teki

 

Meninggalnya Syekh Abdul Malik: Sebuah Kejadian Misterius yang Menyisakan Teka-Teki

Kontributor

Sumarta (Akang Marta)

 

 


Pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1400 Hijriah (17 April 1980), dunia spiritual di Kedung Paruk, Purwokerto, digemparkan oleh peristiwa yang sulit untuk dijelaskan dengan nalar manusia. Syekh Abdul Malik, seorang tokoh spiritual yang sangat dihormati, menghadap Sang Pencipta dengan cara yang sangat misterius. Setelah melaksanakan salat Isya, beliau meminta izin kepada istrinya untuk masuk ke dalam kamar dan melaksanakan salat tahajud, sebagaimana kebiasaannya. Namun, sekitar 30 menit setelahnya, cucunya yang ingin mengecek keberadaan beliau tidak mendapati jawaban saat mengetuk pintu kamar. Dengan rasa penasaran, cucu tersebut membuka pintu kamar, dan menemukan Syekh Abdul Malik dalam keadaan terbaring dengan posisi kepala menghadap utara dan kaki ke selatan. Keadaan beliau sangat tenang, tanpa gejala apa pun yang menunjukkan sakit atau penderitaan. Kepergian beliau malam itu meninggalkan sebuah misteri besar yang belum terungkap hingga hari ini.

Malam itu, tidak ada pertanda yang jelas akan kepergian Syekh Abdul Malik. Beliau tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau sakit. Begitu cucunya masuk, beliau sudah terbaring tanpa ada gerakan, seolah telah meninggalkan dunia ini dengan tenang. Kematian beliau pada usia yang relatif tidak terlalu tua membuat banyak orang terkejut dan tercengang. Masyarakat sekitar pun merasa kehilangan, tetapi juga merasa bahwa kepergian beliau adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Allah. Beliau dimakamkan pada hari Jumat setelah salat Asar di Masjid Bahuladiudin, Kedung Paruk, dengan prosesi yang sederhana namun penuh penghormatan. Namun, yang membuat peristiwa ini semakin aneh adalah apa yang terjadi beberapa tahun setelahnya.

Tiga tahun setelah kepergiannya, sesuatu yang luar biasa terjadi. Syekh Abdul Malik yang semula diyakini telah meninggal tiba-tiba saja "terbangun" dari tidurnya, seolah tidak ada yang terjadi. Berita ini tentu saja mengejutkan banyak orang yang mengenalnya. Bagaimana mungkin seorang yang telah meninggal tiga tahun lamanya bisa tiba-tiba hidup kembali tanpa ada perubahan fisik yang berarti? Beliau bangkit dengan tubuh yang sehat, tanpa merasa lemah atau bingung, meskipun selama tiga tahun itu ia tidak makan atau minum sedikit pun. Kejadian ini semakin menambah misteri yang menyelimuti hidup dan kematian Syekh Abdul Malik. Banyak orang menganggapnya sebagai tanda kebesaran dan karamah dari Allah, yang memberikan kesempatan kepada beliau untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini, meskipun secara fisik telah meninggal.

Setelah "kebangkitan" yang mengejutkan itu, Syekh Abdul Malik kembali melanjutkan kehidupannya seperti biasa. Ia kembali mengajar para santri, memberikan bimbingan spiritual, serta salat berjamaah bersama mereka. Tidak ada tanda-tanda bahwa beliau merasa terkejut atau bingung dengan apa yang terjadi. Semua orang yang mengenalnya merasa bahwa beliau tidak pernah berubah, meskipun selama tiga tahun telah berada dalam keadaan yang tidak biasa. Para santri dan masyarakat sekitar pun menyambutnya kembali dengan penuh rasa syukur dan hormat. Peristiwa ini menjadi bahan pembicaraan yang hangat di kalangan umat, dan banyak yang percaya bahwa kebangkitan beliau merupakan sebuah karamah luar biasa yang diberikan oleh Allah sebagai penghormatan atas pengabdiannya yang tulus.

Keajaiban dan misteri ini membuat Syekh Abdul Malik semakin dihormati dan dianggap sebagai sosok yang memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan Allah. Karamah yang beliau miliki bukan hanya sekadar cerita belaka, tetapi sebuah kenyataan yang membuktikan kedalaman spiritualitasnya. Peristiwa kematian dan kebangkitannya yang tidak biasa telah menjadi bagian dari legenda yang terus dikenang oleh masyarakat Kedung Paruk dan sekitarnya. Hingga kini, nama Syekh Abdul Malik tetap dikenang sebagai seorang tokoh spiritual yang penuh misteri, yang pengaruhnya tidak hanya terukir dalam ajaran agama, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari umat yang selalu merasakan keberkahan dari setiap langkah hidupnya. Kejadian misterius ini tidak hanya menambah kedalaman makna kehidupan dan kematian, tetapi juga menegaskan bahwa tak ada yang mustahil di hadapan Tuhan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel