Mi'raj: Perjalanan Spiritual ke Langit

 

Mi'raj: Perjalanan Spiritual ke Langit

Penulis

Sumarta (Akang Marta)

 


Mi'raj merupakan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW yang terjadi setelah peristiwa Isra. Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Namun, Mi'raj, yang merupakan kelanjutan dari Isra, membawa Nabi Muhammad SAW lebih jauh lagi, yaitu ke langit. Perjalanan spiritual ini adalah pengalaman luar biasa di mana Nabi Muhammad SAW dibawa menuju Sidratul Muntaha, tempat tertinggi di alam semesta yang tidak bisa dicapai oleh makhluk lain, bahkan para malaikat sekalipun. Perjalanan ini bukan hanya perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang mengandung banyak pelajaran teologis dan filosofis yang mendalam.

Dalam perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan berbagai nabi yang telah mendahului beliau. Setiap pertemuan tersebut membawa pesan-pesan penting terkait dengan kehidupan umat manusia, baik dalam aspek spiritual maupun sosial. Dalam riwayat-riwayat hadis sahih, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan nabi-nabi lainnya. Pertemuan ini tidak hanya menunjukkan kedalaman hubungan antar nabi, tetapi juga memperlihatkan bahwa ajaran yang dibawa oleh setiap nabi merupakan bagian dari suatu kesinambungan wahyu yang sama. Interaksi antar nabi ini menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup dari semua nabi.

Salah satu pertemuan yang sangat penting adalah ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa. Dalam riwayat hadis, Nabi Musa memberi nasihat kepada Nabi Muhammad SAW terkait dengan kewajiban salat yang diperintahkan oleh Allah kepada umat Islam. Awalnya, salat diwajibkan sebanyak 50 kali sehari, namun Nabi Musa menyarankan agar Nabi Muhammad SAW meminta keringanan kepada Allah karena beliau khawatir umatnya akan terbebani. Dialog ini menunjukkan rasa empati Nabi Musa terhadap umat Nabi Muhammad dan pentingnya salat dalam ajaran Islam. Keringanan yang diberikan Allah, yang kemudian menetapkan jumlah salat lima waktu sehari, menjadi simbol belas kasih Allah kepada umat manusia, yang menunjukkan bahwa ajaran Islam tetap memperhatikan kemampuan dan keadaan umatnya.

Mi'raj juga mengandung pengajaran penting mengenai kedekatan antara manusia dan Allah SWT. Setelah melalui berbagai pertemuan dengan para nabi dan mengalami perjalanan yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai pada Sidratul Muntaha, yang merupakan batas tertinggi yang hanya dapat dicapai oleh Nabi Muhammad SAW. Sidratul Muntaha merupakan tempat yang melambangkan kedekatan yang sangat tinggi antara Nabi Muhammad dan Allah SWT. Di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat, yang kemudian menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam. Salat, yang merupakan ibadah utama dalam Islam, tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat hubungan pribadi antara hamba dan Tuhan.

Pengalaman spiritual yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW dalam Mi'raj juga memberikan banyak pengajaran moral. Salah satunya adalah pentingnya kesabaran, keteguhan hati, dan keimanan dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan dengan berbagai keadaan kehidupan umat manusia, termasuk penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang melanggar perintah Allah. Mi'raj mengajarkan bahwa hanya dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, umat manusia dapat mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan terakhir, memberikan teladan yang sempurna dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan wahyu Allah.

Kisah Mi'raj, yang tercatat dalam berbagai hadis sahih, juga menunjukkan pentingnya persatuan umat Islam dan penghormatan terhadap para nabi terdahulu. Mi'raj tidak hanya merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju langit, tetapi juga merupakan simbol dari perjalanan umat Islam menuju kebaikan dan keselamatan. Dengan mengikuti ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para nabi terdahulu, umat Islam dapat menjaga kedamaian, persatuan, dan kesejahteraan dalam kehidupan dunia ini. Mi'raj juga mengingatkan umat Islam akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah, melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan, serta memperhatikan kesejahteraan sesama.

Referensi

Al-Bukhari, M. (1997). Sahih al-Bukhari (Vol. 1). Dar al-Ilm li al-Malayin.
Muslim, I. (1998). Sahih Muslim (Vol. 2). Dar al-Ma'arifah.
Al-Qur'an al-Karim, Surah Al-Isra: 1.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel