Nabi Muhammad: Sentral Ilmu dan Hikmah dalam Kehidupan
Nabi Muhammad: Sentral Ilmu dan Hikmah dalam Kehidupan
Penulis
Sumarta
(Akang Marta)
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang tidak hanya memberi contoh dalam aspek
kehidupan spiritual, tetapi juga memberikan petunjuk praktis mengenai bagaimana
seharusnya manusia menjalani hidup dan menghadapi kematian. Salah satu doa yang
terkenal dari beliau adalah, "Ya Allah, jadikanlah hari terbaikku adalah
hari ketika aku bertemu dengan-Mu." Doa ini mengandung makna yang sangat
mendalam, yaitu bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan tujuan sejati
dari hidup adalah pertemuan dengan Tuhan. Pandangan ini menggambarkan bahwa
hidup seharusnya dipahami sebagai sebuah perjalanan menuju akhirat, dengan
segala aktivitas yang dilakukan harus memiliki makna yang mengarah kepada
pertemuan tersebut. Dalam doa ini, Nabi Muhammad SAW mengingatkan umat Islam
untuk senantiasa mengingat tujuan akhir mereka, yang bukanlah kemewahan duniawi,
melainkan kebahagiaan abadi di sisi Allah.
Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW tidak mengajarkan umatnya untuk
terburu-buru menuju kematian. Sebaliknya, beliau menekankan pentingnya
menjalani kehidupan dunia dengan penuh makna dan keseimbangan. Dalam banyak
hadits, beliau mengingatkan umatnya untuk tidak mengabaikan dunia, namun tetap
fokus pada tujuan akhir yang lebih penting. Beliau mengajarkan bahwa hidup ini
adalah kesempatan untuk mengumpulkan amal ibadah yang akan menjadi bekal di
akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berusaha keras dalam segala
aspek kehidupan, mulai dari mencari nafkah, menjalankan kewajiban agama, hingga
berbuat baik kepada sesama. Keseimbangan ini menjadi landasan penting dalam
ajaran Nabi Muhammad SAW, yang mengingatkan umatnya untuk tidak terjebak dalam
kenikmatan duniawi tanpa memperhatikan kehidupan setelah mati.
Dalam pandangan Nabi Muhammad SAW, hidup adalah sebuah proses belajar yang
tiada henti. Setiap fase kehidupan memiliki ilmu dan hikmahnya sendiri. Beliau
mengajarkan bahwa tugas manusia bukan hanya untuk menikmati kehidupan dunia,
tetapi juga untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat, baik itu ilmu agama maupun
ilmu dunia. Salah satu hadits yang terkenal dari Nabi Muhammad SAW adalah,
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." Hadits ini menunjukkan
betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan seorang Muslim. Nabi Muhammad SAW
mendorong umatnya untuk tidak hanya belajar agama, tetapi juga ilmu yang dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan mereka di dunia dan akhirat. Ilmu yang
bermanfaat akan membantu seseorang untuk lebih memahami hakikat hidup, serta
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi kehidupan yang lebih abadi.
Selain menuntut ilmu, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya
mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang
tidak diamalkan akan menjadi beban di akhirat. Dalam banyak haditsnya, Nabi
Muhammad SAW mengingatkan umatnya untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan
tanpa tindakan. Salah satu ajaran beliau adalah tentang amal jariyah, yaitu
amal yang terus memberikan manfaat meskipun seseorang sudah meninggal dunia.
Dengan mengamalkan ilmu, seseorang dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan
memperoleh pahala yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad
SAW memandang ilmu bukan hanya sebagai pengetahuan, tetapi sebagai alat untuk
berbuat kebaikan yang membawa keberkahan dalam hidup dan kehidupan setelah
mati.
Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan dalam menghadapi kematian. Dalam
berbagai kesempatan, beliau mengajarkan umatnya untuk mempersiapkan diri
menghadapi ajal dengan sikap sabar dan tawakal. Kematian dalam pandangan Nabi
Muhammad SAW bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah kepastian
yang harus diterima dengan lapang dada. Beliau mengajarkan bahwa kematian
adalah bagian dari takdir Allah yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu,
umat Islam diajarkan untuk selalu siap menghadapinya dengan hati yang ikhlas
dan berusaha untuk meninggalkan dunia dengan amal baik. Nabi Muhammad SAW juga
mengajarkan bahwa yang lebih penting adalah bagaimana seseorang menjalani
hidupnya, bukan seberapa lama dia hidup. Sebuah kehidupan yang penuh dengan
amal saleh lebih berarti daripada usia panjang yang diisi dengan keburukan.
Ajaran Nabi Muhammad SAW tentang kehidupan dan kematian membawa umatnya
untuk memiliki pandangan yang seimbang terhadap dunia dan akhirat. Beliau
mengajarkan bahwa hidup harus dijalani dengan penuh semangat dan ilmu,
sementara kematian harus dipandang sebagai bagian dari perjalanan menuju
pertemuan dengan Allah. Pandangan ini memberikan perspektif yang mendalam
tentang arti kehidupan, di mana setiap tindakan yang dilakukan oleh umat Muslim
harus memiliki tujuan untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Dengan menjalani
hidup sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW, umat Islam diajarkan untuk
mencapai keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta untuk mempersiapkan diri
dengan baik dalam menghadapi kematian yang akan datang.
Referensi
Al-Qur'an Al-Karim. (n.d.). Surah Al-Baqarah. Ayat 255.
Bukhari, M. (1997). Sahih Bukhari. Dar Al-Salam.
Muslim, I. (1998). Sahih Muslim. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.