Pelajaran dari Kisah Mi'raj
Pelajaran dari Kisah Mi'raj
Penulis
Sumarta
(Akang Marta)
Kisah Mi'raj adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang
mengandung berbagai pelajaran penting bagi umat Muslim. Mi'raj adalah
perjalanan spiritual yang mengungkapkan kedekatan seorang hamba dengan Allah
SWT. Dalam kisah ini, Nabi Muhammad SAW dibawa dari Masjidil Haram di Mekkah ke
Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian menuju langit yang paling tinggi untuk
berjumpa dengan Allah. Peristiwa ini bukan hanya menggambarkan perjalanan
fisik, tetapi juga perjalanan batin yang membawa umat Islam pada kesadaran akan
kewajiban dan nilai-nilai spiritual yang lebih mendalam. Salah satu pelajaran
utama yang dapat diambil dari Mi'raj adalah pentingnya salat dalam kehidupan
seorang Muslim. Perjalanan ini menunjukkan bahwa salat adalah ibadah yang
sangat utama dan harus dijaga dengan penuh ketulusan serta dilakukan dengan
konsisten. Allah SWT menegaskan kewajiban salat sebagai bentuk hubungan
langsung antara umat dengan-Nya, yang menunjukkan bahwa salat bukan sekadar
ritual, tetapi sarana komunikasi dengan Tuhan.
Selain itu, peristiwa Mi'raj juga mengajarkan tentang pentingnya tawakal
atau penyerahan diri kepada Allah. Nabi Muhammad SAW tidak hanya diperintahkan
untuk menjalankan salat, tetapi juga untuk berinteraksi dengan para nabi
sebelumnya, menerima nasihat, dan kemudian kembali kepada Allah beberapa kali
untuk meminta keringanan atas beban salat. Hal ini mengandung pesan bahwa dalam
menjalani kehidupan, umat Islam diajarkan untuk selalu mengandalkan Allah dalam
setiap urusan. Di samping usaha keras, tawakal adalah faktor yang tidak kalah
penting. Dialog antara Nabi Muhammad dan Nabi Musa, yang menunjukkan bagaimana
Nabi Muhammad meminta keringanan dari Allah, memperlihatkan bahwa meskipun
seorang hamba berusaha sebaik mungkin, keputusan terakhir tetap ada di tangan
Allah yang Maha Bijaksana.
Kisah Mi'raj juga memberikan pelajaran tentang kasih sayang antar nabi.
Dalam perjalanan ke langit, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan banyak nabi
sebelumnya, seperti Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Yusuf, dan lainnya. Pertemuan ini
tidak hanya memperlihatkan kedekatan Nabi Muhammad dengan para nabi terdahulu,
tetapi juga menunjukkan adanya hubungan spiritual yang erat antar mereka. Nabi
Musa memberikan nasihat kepada Nabi Muhammad terkait salat, karena ia merasa
khawatir umat Muhammad akan kesulitan dengan kewajiban yang diberikan. Ini
adalah contoh nyata dari rasa solidaritas dan kepedulian antar nabi yang sangat
tinggi. Setiap nabi berusaha memberikan yang terbaik bagi umatnya, sekaligus
saling mendukung dalam menyampaikan wahyu dan ajaran Allah. Pelajaran ini
mengingatkan umat Islam tentang pentingnya persatuan dan rasa saling menghargai
dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Kisah Mi'raj juga mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan dan perjuangan
dalam menjalani perintah Allah. Dalam kisah ini, Nabi Muhammad SAW harus
melalui perjalanan yang sangat jauh dan penuh tantangan, namun beliau tetap
melakukannya karena ia menyadari pentingnya perintah yang diberikan. Keputusan
untuk mengikuti perintah Allah dan menjalankan salat 50 waktu sehari, meskipun
akhirnya dikurangi, menunjukkan keteguhan hati dan pengorbanan yang luar biasa.
Ini mengingatkan umat Islam bahwa dalam menjalani kehidupan, mereka tidak boleh
mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Mereka harus berusaha keras untuk
memenuhi perintah Allah, meskipun terkadang jalan yang harus dilalui penuh
dengan ujian dan tantangan. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW menunjukkan
bahwa keberhasilan dalam menjalani hidup sebagai seorang Muslim memerlukan
ketekunan dan kesabaran.
Pelajaran lain yang dapat diambil dari kisah Mi'raj adalah pentingnya
komunikasi langsung dengan Allah melalui salat. Salat bukan hanya sekadar ibadah
fisik yang dilakukan lima kali sehari, tetapi merupakan sarana bagi umat Islam
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Mi'raj, Nabi Muhammad SAW menerima
langsung wahyu dari Allah, yang kemudian diteruskan kepada umat Islam. Hal ini
menegaskan bahwa salat adalah sarana komunikasi yang sangat penting antara
seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, salat menjadi
pengingat bagi umat Islam untuk selalu sadar dan bersyukur kepada Allah atas
segala nikmat yang diberikan. Salat juga berfungsi sebagai sarana untuk memohon
pertolongan dan petunjuk Allah dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam urusan
duniawi maupun spiritual.
Akhirnya, kisah Mi'raj mengajarkan tentang pentingnya istiqamah atau
keteguhan dalam menjalankan ajaran agama. Meskipun salat 50 waktu sehari
dianggap sangat berat oleh umat Islam, namun dengan kebijaksanaan Allah SWT,
kewajiban tersebut akhirnya diturunkan menjadi lima waktu. Hal ini memberikan
pelajaran bahwa meskipun seseorang mungkin merasa terbebani oleh suatu kewajiban
atau ujian, namun keteguhan hati dan usaha yang maksimal akan selalu
mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah. Allah Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, yang selalu memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang
dihadapi umat-Nya. Istiqamah dalam menjalankan perintah Allah adalah kunci
untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Kisah Mi'raj
mengingatkan umat Islam bahwa dalam menjalani hidup sebagai seorang hamba,
mereka harus tetap teguh dalam menjalankan kewajiban agama meskipun menghadapi
berbagai ujian dan tantangan.
Referensi
Al-Qur'an al-Karim, Surah Al-Isra: 1.
Al-Bukhari, M. (1997). Sahih al-Bukhari (Vol. 1). Dar al-Ilm li
al-Malayin.
Muslim, I. (1998). Sahih Muslim (Vol. 2). Dar al-Ma'arifah.