Pesantren Buntet Cirebon: Jejak Sejarah, Pengaruh, dan Perkembangan yang Terus Berlanjut

 

Pesantren Buntet Cirebon: Jejak Sejarah, Pengaruh, dan Perkembangan yang Terus Berlanjut

Kontributor

Sumarta (Akang Marta)

 


Pesantren Buntet Cirebon adalah salah satu pesantren yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar di dunia pendidikan Islam di Indonesia. Berdiri di tanah yang dahulu dianggap angker, pesantren ini didirikan oleh Mbah Muqayim, seorang tokoh kiai yang memiliki kemampuan spiritual yang luar biasa. Beliau dikenal karena keberhasilannya dalam mengatasi wabah kolera di Cirebon dan peranannya dalam perkembangan Pesantren Buntet. Mbah Muqayim juga berhasil merintis berdirinya masjid dan pesantren di tengah hutan, yang pada awalnya dianggap angker oleh masyarakat sekitar.

Pesantren ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi tempat pengajaran berbagai ilmu pengetahuan. Sejak awal berdiri, Pesantren Buntet menjadi tempat di mana para santri dari berbagai penjuru daerah, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan bahkan Singapura, belajar. Keberagaman ini semakin memperkaya tradisi dan pemikiran di Pesantren Buntet, menjadikannya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mampu menggabungkan ilmu agama dengan ilmu umum.

Setelah wafatnya Mbah Muqayim, kepemimpinan Pesantren Buntet diteruskan oleh para murid dan keturunan beliau, seperti K.H. Abdul Jamil, K.H. Abbas, dan K.H. Mustahdi Abbas, yang masing-masing membawa perubahan dan perkembangan di pesantren ini. Kepemimpinan mereka juga menunjukkan bagaimana Pesantren Buntet tetap relevan dan berkembang, meskipun menghadapi banyak tantangan.

K.H. Abdul Jamil, misalnya, memperkenalkan sistem pendidikan formal di pesantren, yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum. Pada masa kepemimpinan beliau, jumlah santri Pesantren Buntet mencapai lebih dari 700 orang, yang menunjukkan betapa besar pengaruh pesantren ini terhadap masyarakat. K.H. Abbas, yang melanjutkan perjuangan pendidikan di Pesantren Buntet, dikenal karena peranannya dalam pendidikan Islam dan pemberdayaan masyarakat, serta kontribusinya terhadap NU dan bangsa Indonesia.

Pada masa K.H. Mustahdi Abbas, Pesantren Buntet semakin berkembang dan diakui sebagai pusat pendidikan yang sangat dihormati. K.H. Mustahdi juga dikenal sebagai tokoh yang mendukung Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan berperan penting dalam mendukung NU untuk kembali ke khitah tahun 1926. Sebagai pengasuh pesantren, beliau tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga pada pengembangan kerjasama internasional, seperti dengan negara-negara di Timur Tengah untuk program beasiswa.

Peran K.H. Abdullah Abbas sebagai pengasuh Pesantren Buntet pada tahun 1988 memperkenalkan pendekatan baru dalam pengasuhan pesantren. Dengan lebih dari 40 asrama yang ada, Pesantren Buntet terus berkembang dan menjadi tempat belajar yang sangat berpengaruh di Cirebon. Bahkan setelah wafatnya K.H. Abdullah Abbas pada tahun 2007, pesantren ini tetap menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang penting.

Sejarah Pesantren Buntet tidak hanya mencerminkan perjalanan sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga menggambarkan bagaimana perjuangan tokoh-tokoh besar dalam menjaga dan mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Keberlanjutan pendidikan di Pesantren Buntet menunjukkan betapa pentingnya peran pesantren dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia, serta kontribusinya terhadap kemajuan bangsa.

Semoga dengan mengenal sejarah dan perjalanan Pesantren Buntet ini, kita dapat mengambil hikmah dan terus berusaha untuk menjaga serta mengembangkan tradisi pendidikan Islam yang telah diwariskan oleh para kiai dan ulama terdahulu.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel