Pesantren Kempek: Warisan Ilmu yang Tak Terputus
Pesantren Kempek: Warisan Ilmu yang Tak Terputus
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Baca Juga
- Dinamika Kepolisian Indonesia: Sistem, Pendidikan, dan Politik di Baliknya
- Membangun Tatanan Dunia yang Lebih Multipolar: Peran China dalam Perubahan Geopolitik Global
- RUU TNI dan Dinamika Revisi Regulasi: Kontroversi dan Kekhawatiran Publik
- Kontroversi Revisi Regulasi dan Dinamika Politik Nasional (RUU nya dilakukan di HOTEL MEWAH)
- Sistem Pemerintahan Otoriter: Kunci Keberhasilan atau Ancaman bagi Demokrasi?
- Realisasi Impian China: Jalan Panjang Menuju Kebangkitan dan Kekuatan Global
Pesantren Kempek, sebuah lembaga pendidikan Islam yang telah berdiri kokoh
di Cirebon, telah melalui perjalanan panjang yang penuh dengan dinamika.
Setelah wafatnya sang pendiri, Kiai Harun, kepemimpinan pesantren dilanjutkan
oleh putra-putranya. Salah satu yang paling menonjol adalah Kiai Muhammad Umar.
Selama lebih dari enam dekade, beliau mengemban amanah memimpin pesantren ini
dengan penuh dedikasi.
Di bawah kepemimpinan Kiai Muhammad Umar, Pesantren Kempek mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Fokus utama pesantren tetap pada pengajaran
ilmu agama, terutama Al-Qur'an. Kiai Umar memiliki visi yang sangat jelas untuk
menjadikan pesantren ini sebagai pusat studi Al-Qur'an yang berkualitas. Beliau
mengundang para ulama besar dari berbagai daerah untuk memberikan pengajaran di
pesantren. Salah satu guru yang sangat berpengaruh adalah Kiai Muhammad Munawir
dari Yogyakarta, seorang ahli tafsir Al-Qur'an yang sangat disegani.
Pengaruh Kiai Muhammad Munawir sangat terasa dalam pengembangan kurikulum
pesantren. Pengajaran Al-Qur'an di Pesantren Kempek tidak hanya sebatas
menghafal teks, tetapi juga memahami makna dan kandungannya. Para santri
diajarkan untuk mentadabburi ayat-ayat Al-Qur'an sehingga dapat mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pesantren juga mengajarkan berbagai
ilmu agama lainnya, seperti hadis, fiqh, dan tauhid.
Seiring dengan perkembangan zaman, Pesantren Kempek juga terus beradaptasi.
Pada tahun 1950-an, pesantren ini mendirikan Madrasah Tsanawiyah. Pendirian
madrasah ini merupakan langkah penting untuk memberikan pendidikan formal
kepada para santri. Pada tahun 2003, Pesantren Kempek kembali menorehkan
sejarah dengan mendirikan Madrasah Aliyah. Dengan adanya madrasah ini, para
santri dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus
keluar dari lingkungan pesantren.
Pesantren Kempek tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga
menjadi pusat kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Para santri aktif terlibat
dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengajian, bakti sosial, dan
pemberdayaan masyarakat. Pesantren ini juga menjadi tempat berkumpulnya para
ulama dan tokoh masyarakat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Melalui
kegiatan-kegiatan ini, Pesantren Kempek semakin memperkuat posisinya sebagai
salah satu pilar penting dalam kehidupan masyarakat Cirebon.